45
Gambar 4.2. Kurva kalibrasi larutan baku besi
Berdasarkan kurva di atas diperoleh hubungan yang linear antara konsentrasi dengan absorbansi, dengan koefisien korelasi r magnesium sebesar
0,9998 dan besi sebesar 0,9998. Nilai r ≥ 0,97 menunjukkan adanya korelasi linier
yang menyatakan adanya hubungan antara X Konsentrasi dan Y Absorbansi Ermer dan McB. Miller, 2005.
Data hasil pengukuran absorbansi larutan baku dan perhitungan persamaan garis regresi magnesium dan besi dapat dilihat pada Lampiran 15 halaman 79-80
dan Lampiran 16 halaman 81-82.
4.4.2 Analisis Kadar Magnesium dan Besi dalam Sampel
Penentuan kadar magnesium dan besi dilakukan secara spektrofotometri serapan atom. Konsentrasi magnesium dan besi dalam sampel ditentukan
berdasarkan persamaan garis regresi kurva kalibrasi larutan baku masing-masing. Konsentrasi magnesium dalam sampel berada pada di atas rentang kurva kalibrasi
maka masing-masing sampel harus diencerkan lagi faktor pengenceran untuk daun = 625 dan faktor pengenceran untuk biji = 200. Konsentrasi besi dalam
Y= 0,00745 X + 0,00065 r= 0,9998
46 sampel daun berada di atas rentang kurva kalibrasi sehingga harus diencerkan
faktor pengenceran = 2,5 tetapi untuk sampel biji konsentrasinya berada dalam rentang kurva kalibrasi sehingga tidak diencerkan lagi faktor pengenceran = 1.
Data kadar magnesium dan besi pada simplisia daun dan biji sebelum dan sesudah uji t, dapat dilihat pada Lampiran 17 halaman 83 dan Lampiran 18 Halaman 84.
Hasil analisis kuantitatif magnesium dan besi pada sampel dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4. Hasil analisis kadar magnesium dan besi dalam sampel
No. Sampel
Kadar Magnesium mg100 g
Kadar Besi mg100 g
1. Daun Kelor
615,7956 ± 4,3595 15,2938 ± 0,161284
2. Biji Kelor
208,0895 ± 1,234 4,1766 ± 0,0442
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa kadar magnesium pada daun lebih besar dibandingkan di biji kelor yang dikeringkan, hal ini terjadi
karena magnesium merupakan unsur mobil yang dapat diserap tanaman yang sebagian besar diambil dari larutan tanah melalui aliran masa dan magnesium
merupkan atom pusat dalam molekul klorofil, sehingga sangat penting hubungannya dengan fotosintesis yang terjadi pada daun. Begitu juga dengan
kadar besi lebih besar terdapat pada daun dibandingkan pada biji kelor yang dikeringkan, hal ini terjadi karena besi merupakan unsur yang tidak mobil
sehingga tidak bisa ditranslokasikan di dalam tanaman dan besi juga merupakan katalis pembentukan klorofil Rosmarkam dan Yuwono, 2002; Winarso, 2005.
Analisis dilanjutkan dengan perhitungan statistik. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 20 halaman 87-90 dan Lampiran 21 halaman 91-95. Data
47 yang didapat kemudian digunakan untuk menghitung uji beda nilai rata-rata kadar
magnesium dan besi antar sampel daun kelor dan biji kelor yang dikeringkan. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 22 halaman 96-97 dan Lampiran 23
halaman 98-99. Hasil uji beda nilai rata-rata kadar magnesium dan besi antar sampel dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5. Hasil uji beda nilai rata-rata kadar magnesium dan besi antar sampel
4.4.3 Uji Perolehan Kembali Recovery