Penetapan Kadar Magnesium dalam Sampel Penetapan Kadar Besi dalam Sampel

34

3.5.5.4.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Besi

Larutan baku besi nitrat konsentrasi 1000 µgml dipipet sebanyak 2,5 ml di masukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuademineralisata konsentrasi 50 µ gml. Larutan untuk kurva kalibrasi besi dibuat dengan memipet 1; 2; 3; 4 dan 5 ml larutan baku 50 µgml, masing-masing dimasukkan ke dalam tentukur 25 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuademineralisata. Larutan ini mengandung 2,0; 4,0; 6,0; 8,0; dan 10;0 µgml dan diukur absorbansi pada panjang gelombang 248,3 nm dengan nyala udara-asetilen.

3.5.5.4.3 Penetapan Kadar Mineral Magnesium dan Besi dalam Sampel

Sebelum dilakukan penetapan kadar magnesium dan besi dalam sampel, terlebih dahulu alat spektrofotometer serapan atom dikondisikan dan di atur metodenya sesuai dengan mineral yang akan diperiksa.

3.5.5.4.3.1 Penetapan Kadar Magnesium dalam Sampel

Larutan sampel dari hasil destruksi daun dipipet sebanyak 0,08 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan dengan akuademineralisata sampai garis tanda Faktor pengenceran = 50 ml0,08 ml = 625 kali. Lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom yang telah dikondisikan dan di atur metodenya dimana penetapan kadar untuk magnesium dilakukan pada panjang gelombang 285,2 nm dengan nyala udara-asetilen. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku magnesium. Konsentrasi magnesium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. 35 Hal yang sama juga dilakukan terhadap larutan sampel hasil dekstruksi biji dengan memipet sebanyak 0,25 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan dengan akuademineralisata sampai garis tanda Faktor pengenceran = 50 ml0,25 ml = 200 kali.

3.5.5.4.3.2 Penetapan Kadar Besi dalam Sampel

Larutan sampel dari hasil destruksi daun dipipet sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan dicukupkan dengan akuademineralisata sampai garis tanda Faktor pengenceran = 25 ml10 ml = 2,5 kali. Lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom yang telah dikondisikan dan di atur metodenya dimana penetapan kadar besi dilakukan pada panjang gelombang 248,3 nm dengan nyala udara-asetilen. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku besi. Konsentrasi besi dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. Hal yang sama juga dilakukan terhadap larutan sampel hasil dekstruksi biji tanpa ada faktor pengenceran. kadar mineral magnesium dan besi dalam sampel dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: g Sampel Berat FP x ml Volume x µgml i Konsentras µgg Mineral Kadar = Keterangan: FP = Faktor Pengenceran 36 3.5.6 Analisis Data Secara Statistik 3.5.6.1 Penolakan Hasil Pengamatan Menurut Sudjana 2005, kadar magnesium dan besi yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing larutan sampel dianalisis dengan metode standar deviasi menggunakan rumus sebagai berikut: SD = � ∑��−� 2 �−1 Keterangan: Xi = kadar sampel mg100g X = kadar rata-rata sampel mg100g n = jumlah pengulangan Untuk mengetahui data diterima atau ditolak digunakan uji-t dengan rumus: t hitung = | Xi −X | SD √n dan untuk menentukan kadar mineral di dalam sampel dengan interval kepercayaan 99, α = 0,01; dk = n-1, dapat digunakan rumus: Kadar Mineral: μ = X ± t α2, dk x SD √� Keterangan: X = kadar rata-rata sampel mg100g SD = standar deviasi mg100g dk = derajat kebebasan dk = n-1 α = interval kepercayaan n = jumlah pengulangan

3.5.6.2 Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Antar Sampel

Menurut Sudjana 2005, sampel yang dibandingkan adalah independen dan jumlah pengamatan masing-masing lebih kecil dari 30 dan variansi σ tidak

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia dan Analisis Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium pada Serbuk Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 10 115

Karakterisasi Simplisia Daun Dan Biji Kelor (Moringa Oleifera Lam.) Serta Analisis Magnesium Dan Besi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

1 1 18

Karakterisasi Simplisia Daun Dan Biji Kelor (Moringa Oleifera Lam.) Serta Analisis Magnesium Dan Besi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 2

Karakterisasi Simplisia Daun Dan Biji Kelor (Moringa Oleifera Lam.) Serta Analisis Magnesium Dan Besi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

1 4 4

Karakterisasi Simplisia Daun Dan Biji Kelor (Moringa Oleifera Lam.) Serta Analisis Magnesium Dan Besi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 21

Karakterisasi Simplisia Daun Dan Biji Kelor (Moringa Oleifera Lam.) Serta Analisis Magnesium Dan Besi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

1 2 2

Karakterisasi Simplisia Daun Dan Biji Kelor (Moringa Oleifera Lam.) Serta Analisis Magnesium Dan Besi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 71

Karakterisasi Simplisia dan Analisis Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium pada Serbuk Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 11

Karakterisasi Simplisia dan Analisis Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium pada Serbuk Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 2

Karakterisasi Simplisia dan Analisis Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium pada Serbuk Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 10