20
modal yang ditanam dalam perusahaan, dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan.
Keputusan yang diambil dalam RUPS harus didasarkan pada kepentingan usaha perusahaan dalam jangka panjang. RUPS atau
pemegang saham tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi dengan tidak
mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan haknya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, termasuk untuk
melakukan penggantian atau pemberhentian anggota Dewan Komisaris dan atau Direksi. Penyelenggaraan RUPS merupakan tanggung jawab
Direksi.
B. Dewan Komisaris
Dewan komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan
nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa Perusahaan melaksanakan GCG walaupun Dewan Komisaris tidak boleh ikut serta dalam mengambil
keputusan operasional.
C. Direksi
Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolegial dalam mengelola perusahaan. Masing-masing anggota Direksi
dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya.
2.1.3.1 Asas Good Corporate Governance
Menurut KNKG, setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Asas GCG
terdiri dari transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha
sustainability perusahaan dengan memperhatikan pemangku kepentingan stakeholders. Pedoman Umum GCG Indonesia yang dikeluarkan oleh KNKG
menjabarkan asas GCG sebagai berikut: 1.
Transparansi Transarency untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang
material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh
Universitas Sumatera Utara
21
pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan
perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan
lainnya.
2. Akuntabilitas Accountability maksudnya adalah perusahaan harus dapat
mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang
saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
3. Responsibilitas Responsibility maksudnya adalah perusahaan harus
memenuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara
kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.
4. Independensi Independency gunanya untuk melancarkan pelaksanaan
asas GCG, maka perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak
dapat diintervensi oleh pihak lain.
5. Kewajaran dan Kesetaraan Fairness yaitu dalam pelaksanaan
kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas
kewajaran dan kesetaraan.
Dari asas tersebut bisa diteladani beberapa pedoman perilaku yang dapat menjadi acuan bagi organ perusahaan dan semua karyawan dalam menerapkan
nilai-nilai values dan etika bisnis sehingga menjadi bagian dari budaya perusahaan. Karena itu, prinsip tersebut haruslah diimbangi dengan Good Faith
atau bertindak atas itikad baik dan kode etik perusahaan serta pedoman Corporate Governance yang dibuat oleh Komite Nasional Corporate Governance. Pedoman
ini juga dapat dijadikan acuan atau dasar dari sikap yang akan di gunakan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
22
2.1.4 Corporate Social Responsibility