Uji Asumsi Klasik Hasil Penelitian .1 Statistik Deskriptif

50 1. Jumlah perusahaan sektor pertambangan yang diteliti adalah sebanyak 13 perusahaan yaitu dari tahun 2011-2014 atau selama empat tahun dengan 52 unit analisis observasi N. 2. Variabel dependen penelitian yaitu Pajak Agresif Y memiliki nilai minimum -0.3 dimiliki dan nilai maksimum sebesar 4.57. Rata-rata dari Pajak Agresif yaitu sebesar 0.5437 dengan standar deviasinya 0.64037. 3. Variabel independen Dewan Komisaris X1.1 memiliki nilai minimum 1.10 dan nilai maksimum variabel ini adalah 2.48. Rata-rata mean dari data ini adalah 1.6915 dengan standar deviasi 0.28651. 4. Variabel independen Dewan Direksi X1.2 memiliki nilai minimum 1.10 dan nilai maksimum yaitu 2.08. Mean dari data penelitian ini adalah 1.6037 dengan standar deviasi 0.22811. 5. Variabel independen Komite Audit X1.3 memiliki nilai minimum 0.69 dan nilai maksimum 1.95. Rata-rata dari data penelitian ini adalah 1.1642 dan standar deviasi yaitu 0.19071. 6. Variabel independen Corporate Social Responsibility X2 memiliki nilai minimum -2.41 dan nilai maksimumnya adalah 0.60. Rata-rata dari CSR yaitu -0.7567 dan standar deviasi sebesar 0.78290.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan dalam hal memastikan model yang diperoleh dalam penelitian adalah benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam analisis regresi. Uji asumsi klasik yang di terapkan dalam penelitian ini, terdiri dari Uji Normalitas, Heterokedastisitas, Autokorelasi, dan Multikolinearitas: Universitas Sumatera Utara 51

1. Uji Normalitas

Tujuan darii uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti yang diketahui, uji F dan t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal Ghozali, 2006: 95. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan analisis grafik Histogram, dan analisis statistik Kolmogorov- Smirnov. Dalam pengujian data normal, dapat menggunakan kolmogorov smirnov dengan melihat nilai signifikansi dari hasil penelitian. Dengan dasar penelitian jika nilai signifikansi pengujian sampel lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa sampel sudah terdistribusi dengan baik. Tetapi jika nilai signifikansi masih lebih kecil dari 0,05 maka data itu tidak dapat dikatakan telah terdistribusi dengan baik. Hasil output pengujian dari SPSS tercantum pada gambar 4.1. Universitas Sumatera Utara 52 Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber: Output SPSS diolah 2016 Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa kurva tidak menceng ke kanan ataupun menceng ke kiri. Atau dalam kata lain kurva diatas berbentuk lonceng. Oleh sebab itu, dapat diambil kesimpulan bahwa data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal. Setelah diaplikasikan pada data penelitian, berikut ini adalah hasil dari pengujian kolmogorov smirnov: Universitas Sumatera Utara 53 Tabel 4.2 Kolmogrov-Smirnov: One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 52 Normal Parametersa,b Mean 0E-7 Std. Deviation .54242908 Most Extreme Differences Absolute .184 Positive .184 Negative -.125 Kolmogorov-Smirnov Z 1.327 Asymp. Sig. 2-tailed .059 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Output SPSS diolah 2016 Hasil dari uji penelitian di atas menunjukkan bahwa nilai signifikan dari data adalah 0,059. Karena nilai signifikansi lebih besar dari pada 0,05, dapat disimpulkan bahwa data telah terdistribusikan dengan baik atau H0 diterima. Dengan hasil yang menunjukkan kalau data telah terdistribusi dengan baik, maka dari itu dapat di lakukan uji hipotesis.

2. Uji Heterokedastisitas

Pengujian ini mempunyai tujuan untuk menguji apakah model regresi telah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi dikatakan baik apabila Homoskedastisitas atau bisa dikatakan tidak Universitas Sumatera Utara 54 terjadi Heteroskedastisitas Ghozali, 2006: 105. Berikut ini disajikan hasil penelitian dari uji Heterokedastisitas pada gambar 4.3. Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Sumber: Output SPSS diolah 2016 Hasil dari pengujian heteroskedastisitas yang ditunjukkan pada gambar 4.3 diatas menunjukkan bahwa titik-titik telah menyebar secara merata baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan tersebarnya titik tersebut, maka dapat disimpulkan tidak ada terjadinya heteroskedastisitas ataupun dengan kata lain model regresi layak dipakai dalam mengetahui faktor-faktor variabel X yang dapat mempengaruhi Pajak Agresif. Universitas Sumatera Utara 55

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pnegganggu pada periode t-1 sebelumnya. Dikatakan ada korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi yang muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain Ghozali, 2006:104. Autokorelasi juga bisa dideteksi dengan Run Test. Run test sebagai bagian dari statistic non-parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Hasil uji dengan Run test pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Runs-Test Sumber: Output aplikasi SPSS diolah pada 2016 Dari output SPSS menunjukkan bahwa nilai test adalah -0,5995 dengan probabilitas 0,575 tidak signifikan pada 0,05 yang berarti hipotesis 0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual. Runs Test Unstandardized Residual Test Valuea -.05995 Cases Test Value 26 Cases = Test Value 26 Total Cases 52 Number of Runs 29 Z .560 Asymp. Sig. 2-tailed .575 a. Median Universitas Sumatera Utara 56

4. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen Ghozali, 2006: 91. Cara untuk mendeteksi terjadinya multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai tolerance TOL dan variance inflation factor VIF. Jika nilai VIF 10 dan nilai tolerance 0,1, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. Dari data yang sudah diolah, maka hasil dari output SPSS uji ini tercantum pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Dewan_Komisaris .760 1.316 Dewan_Direksi .802 1.246 Komite_Audit .870 1.149 CSR .841 1.189 Sumber: Output aplikasi SPSS diolah pada 2016 Berdasarkan data olahan pada Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa semua variabel independen memiliki nilai VIF 10 dan nilai tolerance 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi korelasi di antara variabel- variabel independen yang diuji dalam penelitian. Universitas Sumatera Utara 57

4.1.3 Uji Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 -2013

48 518 89

PENGARUH PROFITABILITAS, MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP TINDAKAN PAJAK AGRESIF (Studi pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014)

5 23 134

Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance (GCG) terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 1 26

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

ABSTRAK Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility terhadap Tindakan Pajak Agresif Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 -2013

0 0 10