22
2.1.4 Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang
berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatakan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi,
sosial dan lingkungan Untung, 2009: 1.
CSR melakukan kegiatan-kegiatan dalam segala aspek dengan berdasarkan UU No. 40 tahun 2007 Pasal 74 Tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi:
“Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan.” Dan semakin berkembangnya kegiatan perusahaan, maka dalam Pasal 15 huruf b UU No. 2007 Tentang Penanaman Modal telah mengatur
kewajiban dalam kegiatan CSR bagi perusahaan. Isi pasal ini adalah “Setiap penanaman modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan” Perusahaan yang melaksanakan kegiatan usahanya akan diwajibkan oleh Undang-Undang agar kegiatan usaha tersebut dapat berlangsung dengan
baik. CSR sudah di tetapkan oleh Pemerintah menjadi suatu keharusan pada PP No. 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan
Terbatas. Di dalam suatu perusahaan, akan terdapat beberapa kompleksitas
permasalahan sosial social problems yang semakin rumit dalam dekade terakhir dan implementasi desentralisasi telah CSR sebagai suatu konsep yang diharapkan
Universitas Sumatera Utara
23
dapat memberikan alternative terobosan baru dalam pemberdayaan masyarakat miskin. Latar belakang social problems ini berasal dari sejarah pembangunan
ekonomi di Indonesia yang diyakini telah mencapai tingkat pertumbuhan yang cuukup tinggi, ternyata masih menyisakan permasalahan sosial yang cukup serius.
Masalah yang dapat diambil sebagai contoh adalah tahun 1993-1996 pemerintahan Indonesia telah mampu menekan angka kemiskinan dari 25,32
menjadi 17,44 Untung, 2009: 2. Oleh karena itu, peranan negara dalam menyelesaikan permasalahan sosial ini adalah dengan desentralisasi sebagai
wujud pengakuan pada peranan sektor privat yang telah memberikan peluang besar bagi sektor ini untuk menyumbangkan resources yang dimilikinya guna
menyelesaikan masalah sosial ini. Dengan kata lain, CSR sebagai wujud keterlibatan sektor privat dalam memberdayakan masyarakat miskin yang
berakibatkan terbebasnya warga dari permasalahan sosial. Tetapi program CSR di Indonesia masih terbatas pada realisasi program
charity yang belum mampu memberdayakan masyarakat miskin. Keterbatasan kontribusi tersebut disebabkan motif realisasi program CSR untuk meredam
konflik dengan masyarakat sekitar dan karena program tersebut belum melibatkan masyarakat pada setiap tahapan pelaksanaan program. Banyak perusahaan yang
telah beroprasi di Indonesia tetapi belum merealisasikan program CSR. Walaupun pada periode sekarang dan mendatang telah ada keterbukaan sistem politik yang
memberikan peluang bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya termasuk menuntut realisasi program CSR. Perusahaan yang takut terjadi konflik dengan
masyarakat akan dengan tanggap merealisasikan tuntutan masyarakat tersebut.
Universitas Sumatera Utara
24
Pada saat yang bersamaan, pendekatan yang digunakan oleh perusahaan belum mampu memberikan kontribusi yang nyata dalam memberdayakan masyarakat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi CSR bidang lingkungan di Indonesia antara lain dalam Petunjuk Pelaksanaan CSR Bidang Lingkungan
2012: 11 adalah: 1.
Komitmen pimpinan perusahaan. Perusahaan yang pimpinannya tidak tanggap dengan masalah-masalah sosial dan lingkungan, kecil
kemungkinan akan mempedulikan aktifitas-aktifitas sosial dan lingkungan.
2. Ukuran dan kematangan perusahaan. Perusahaan besar dan mapan lebih
mempunyai potensi memberikan kontribusi ketimbang perusahaan kecil dan belum mapan. Namun, bukan berarti perusahaan mengengah, kecil,
dan belum mapan tersebut tidak dapat menerapkan CSR bidang lingkungan.
3. Regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah. Semakin banyak
regulasi dan penetapan pajak yang membebani perusahaan akan mengurangi ketertarikan perusahaan dalam mengalokasikan dana CSR
nya. Sebaliknya, semakin kondusif regulasi atau semakin besar insentif pajak yang diberikan, akan lebih berpotensi memberi semangat kepada
perusahaan untuk berkontribusi lebih kepada masyarakat dan lingkungan melalui penerapan CSR.
Besarnya pendanaan untuk melaksanakan CSR bisa diukur berdasarkan kesepakatan dengan warga setempat ataupun juga dana yang diambil dari
sebagian margin keuntungan. Naiknya jumlah dana CSR disebabkan oleh semakin terbukanya perusahaan melaporkan dana yang disisihkan untuk CSR.
Pelaksanaannya pun harus disesuaikan dengan Pedoman Penerapan CSR. Menurut Untung 2009: 22, kewajiban untuk melakukan CSR dalam UU
Perseroan sebaiknya diimbangi insentif berupa pengurangan pajak. Jika tidak ada insentif pajak perusahaan bisa menempuh berbagai cara agar kewajiban tersebut
tidak di laksanakan perusahaan melakukan tindakan pajak agresif. Sebaliknya,
Universitas Sumatera Utara
25
jika ada insentif sebagai imbangan, CSR tersebut tentunya akan dilaksanakan dengna baik dan benar.
Tanggung jawab sosial umumnya bermanfaat untuk memberdayakan masyarakat yang dilihat dari sisi perusahaan. Tetapi alasan yang lain dari
pelaksanaan CSR adalah agar kedepannya operasional perusahaan berjalan lancer tanpa gangguan. Hubungan antara perusahaan dan masyarakat harus dibina
dengan baik agar tidak ada masalah yang timbul di kemudian hari. Pelaksanaan program CSR belum benar-benar diterima oleh masyarakat maka masih banyak
perusahaan yang tidak terlalu memperhatikan program CSR. Menurut Untung 2009: 6 manfaat CSR bagi perusahaan, sebagai berikut:
a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek
perusahaan b.
Mendapatkan lisensi untuk beroprasi secara sosial c.
Mereduksi risiko bisnis perusahaan d.
Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha e.
Membuka peluang pasar yang lebih luas f.
Mereduski biaya misalnya terkait dampak pembuangan limbah g.
Memperbaiki hubungan dengan stakeholders h.
Memperbaiki hubungan dengan regulator i.
Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan j.
Peluang mendapatkan penghargaan Dilihat dari permasalahan ini, CSR dikaitkan dengan hal corporate
citizenship atau keberlanjutan perusahaan juga triple bottom line. Istilah ini menggambarkan keterlibatan perusahaan dengan stakeholder dari pada hanya
keterlibatan pemegang saham saja. Lanjutnya perusahaan ke masa depan mengacu pada perilaku perusahaan yang mungkin akan mempengaruhi keberlangsungan
aktivitas perusahaan yang akan menciptakan peluang untuk pembangunan
Universitas Sumatera Utara
26
berkelanjutan. Dengan sisi lain, triple bottom line menurut Bichta 2003: 7 mengacu pada keseimbangan dan kenaikan yang sama dalam kepentingan
ekonomi, sosial dan lingkungan dari sebuah bisnis. Dengan Triple bottom line, perusahaan jaman sekarang telah
memperhatikan catatan keuangan perusahaan uang termasuk sosial dan aspek lingkungannya. Sinergi ketiga elemen ini merupakan kunci dari konsep
pembangunan berkelanjutan menurut Siregar 2007 dalam Yoehana 2013: 35.
2.1.5 Perpajakan di Indonesia