34
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah di jabarkan, maka diajukan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Dewan komisaris terhadap pajak agresif
Dewan komisaris adalah salah satu organ perusahaan yang mempunyai tugas juga tanggung jawab yang secara kolektif dalam perusahaan untuk mengawasi dan
memberikan nasihat pada direksi. Dewan komisaris juga harus memastikan bahwa perusahaan tersebut sudah memenuhi standar GCG apa belum. Semakin besar
ukuran dewan komisaris yang bekerja dalam perusahaan, maka semakin besarlah kemungkinan akan terjadi tindakan pajak agresif yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut Annisa dan Kurniasih, 2012. Berdasarkan uraian di atas diajukan hipotesis sebagai berikut:
H1.1: Good Corporate Governance diproksikan dewan komisaris berpengaruh terhadap tindakan pajak agresif.
2. Dewan direksi terhadap tindakan pajak agresif
Dewan direksi mempunyai tanggung jawab dalam perusahaan yaitu untuk mengelola manajemen perusahaan agar manajemen itu bekerja secara efektif dan
efisien. Dengan tugas direksi, manajemen perusahaan tersebut akan menjadi lebih baik lagi dalam menyusun laporan tahunan dan juga laporan kegiatan perusahaan
yang memuat laporan pelaksanaan GCG. Dalam melaksanakan tugasnya, direksi akan menemukan benturan kepentingan antara perusahaan dengan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
35
Benturan kepentingan ini terjadi karena perusahaan ingin memiliki laba yang tinggi sedangkan pemerintah memandang kenaikan laba sebagai kenaikan objek
pajak yang nantinya akan ditagih. Maka direksi perlu mengurangi benturan kepentingan yang terjadi di perusahaan Winarsih, Prasetyono dan Kusufi, 2014.
Berdasarkan uraian di atas diajukan hipotesis sebagai berikut: H1.2: Good Corporate Governance diproksikan dewan direksi berpengaruh
terhadap tindakan pajak agresif. 3.
Komite audit terhadap tindakan pajak agresif Komite audit bertugas membantu komisaris dalam pengawasan laporan
keuangan agar disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip yang berlaku umum KNKG, 2006. Peraturan BAPEPAM menyatakan komite audit minimal
beranggotakan tiga orang yang sudah diketuai oleh seorang dewan komisaris independen yang menjabat sebagai ketua komite audit. Maka untuk perilaku
komite audit akan dilihat dari segi perilaku manajemen dalam mengawasi laporan keuangan dengan pajak, yaitu perusahaan akan cenderung mengharapkan komite
audit untuk dapat meminimalkan tindakan pajak agresif yang ada di perusahaan. Berdasarkan uraian di atas diajukan hipotesis sebagai berikut:
H1.3: Good Corporate Governance diproksikan komite audit berpengaruh terhadap tindakan pajak agresif.
Universitas Sumatera Utara
36
4. Corporate Social Responsibility terhadap tindakan pajak agresif.
Motif pelaksanaan CSR oleh perusahaan sulit dibedakan motifnya antara CSR yang dilakukan dengan motif altruistic dengan CSR yang dilakukan untuk
menguntungkan reputasi perusahaan William, 2007 dalam Lanis dan Richardson, 2012. Dengan motif yang berbeda ini pula, penting untuk mempertimbangkan
bagaimana CSR dapat mempengaruhi agresifnya pajak suatu perusahaan tanpa membuat adanyaupaya untuk membedakan tindakan yang diambil perusahaan jika
perusahaan tersebut memang ingin mempertanggungjawabkan usahanya dengan alasan tertentu. Jika semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR, maka akan
semakin tinggi reputasi perusahaan di lingkungan sekitarnya. Jika pengungkapan tersebut dikaitkan dengan pajak yang dibayarkan, reputasi baik akan diperoleh
jika perusahaan membayarkan pajak perusahaan kepada negara dengan benar. Berdasarkan uraian di atas diajukan hipotesis kedua sebagai berikut:
H2: Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap tindakan pajak agresif.
Berdasarkan uraian di atas diajukan hipotesis ketiga sebagai berikut: H3: Good Corporate Governance diproksikan pada dewan komisaris, dewan
direksi dan komite audit dan Corporate Social Responsibility secara simultan berpengaruh terhadap tindakan pajak agresif.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang