respirasi. Secara nonkimia, pengaturan aktivitas pernafasan dipengaruhi oleh ransangan sakit dan emosi. Pengaturan pernafasan secara nonkimia lainnya adalah
suhu tubuh dan aktivitas fisik. Peningkatan suhu tubuh dapat menyebabkan pernafasan menjadi cepat dan dangkal. Begitu pula dengan orang yag melakukan
aktivitas fisik, misalnya olahraga, juga menyebabkan nafas menjadi cepatAsmadi,2008.
e. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen
Kebutuhan tubuh terhadap oksigen tidak tetap. Sewaktu-waktu tubuh memerlukan oksigen yang banyak oleh karena suatu sebab. Kebutuhan oksigen
dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
Saraf Otonomik
Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonomik dapat mempengaruhi kemampuan untuk dilatasi dan kontriksi, hal ini dapat terlihat
simpatis maupun parasimpatis. Ketika terjadi rangsangan, ujung saraf dapat mengeluarkan neurotransmiter untuk simpatis dapat mengeluarkan nonadrenalin
yang berpengaruh pada bronkodilatasi dan untuk parasimpatis mengeluarkan asetilkolin yang berpengaruh pada bronkhokontriksi karena pada saluran
pernapasan terdapat reseptor adregenik dan reseptor kolinergik.
Hormon dan Obat
Semua hormon termasuk derivat catecholamine dapat melebarkan saluran pernapasan. Obat yang tergolong parasimpatis, seperti sulfas atropin dan ekstrak
belladona, dapat melebarkan saluran napas, sedangkan obat yang menghambat adregenik tipe beta khususnya beta-2, seperti obat yang tergolong penyekat beta
nonselektif, dapat mempersempit saluran napas bronkhokontriksi.
Alergi pada Saluran Napas
Banyak faktor yang dapat menimbulkan alergi, antara lain debu yang terdapat dalam hawa pernapasan, bulu binatang, serbung benag sari bunga, kapuk,
makanan, dan lain-lain. Faktor-faktor ini menyebabkan bersin bila terdapat rangsangan di daerah nasal; batuk bila di saluran pernapasan bagian atas;
bronkhokontriksi pada asa bronkhiale; dan rhinitis bila terdapat di saluran pernapasan bagian bawah.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi, karena usia organ dalam tubuh berkembang seiring usia
perkembangan. Hal ini dapat terlihat pada usia prematur, yaitu adanya kecenderungan kekurangan pembentukan surfaktan. Setelah anak tumbuh dewasa,
kemampuan kematangan organ juga berkembang seiring bertambahnya usia.
Lingkungan
Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor alergi, ketinggian tanah, dan suhu. Kondisi tersebut mempengaruhi kemampuan
adaptasi.
Perilaku
Faktor perilaku yang dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi adalah perilaku dalam mengonsumsi makanan status nutrisi. Sebagai contoh, obesitas
dapat memengaruhi proses perkembangan paru, aktivitas dapat memengaruhi proses peningkatan kebutuhan oksigenasi, merokok dapat menyebabkan proses
penyempitan pada pembuluh darah, dan lain-lain. A. Aziz Alimul H, 2006
Faktor Fisiologis
Menurunnya kapasitas O
2
seperti pada anemia. Menurunnya konsentrasi O
2
yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas bagian atas. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transpor O
2
terganggu. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka dan
lain-lain. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, muskuloskeletal yang abnormal, serta penyakit kronis seperti
TB paru. Tarwoto Wartonah, 2010
f. Gangguan oksigenasi