B. Tanda-tanda vital
T : 38ºC HR : 100xi
TD : 10080 mmhg TB : 168cm
RR : 28 xi BB : 65 kg
Dilihat dari hasil pemantauan tanda-tanda vital pasien, hasilnya tidak baik, maka perlu pemantauan vital sign pasien setiap hari.
C. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Dari hasil pemeriksaan secara inspeksi, kepala pasien dalam keadaan
normal yaitu penyebaran rambut pasien merata, hitam, ubun-ubun berada medial dan tertutup. Kulit kepala pasien juga bersih, tidak ada
kelainan pada kepala pasien. Wajah pasien juga dalam keadaan normal, tidak ada edema dan struktur wajah simetris
2. Mata
Dari hasil inspeksi pasien memiliki mata yang lengkap, dan simetris, nostabismus, palpebra pasien tidak ada edema dan tidak ptosis. Pupil
pasien juga dalam keadaan normal, isokor, dan ukuran pupil 3mm dan pupil kanan kiri bereaksi saat diberikan reflek cahaya. Tetapi
konjuctiva pasien terlihat anemis, dan pasien tidak dapat membaca lebih dari 1 meter karena rabun jauh.
3. Hidung
Dari hasil pemeriksaan inspeksi keadaan hidung pasien dalam keadaan normal tidaka kelainan.
4. Telinga
Dari hasil pemeriksaan inspeksi keadaan telinga pasien normal, tidak ada kelainan, posisi dan struktur telinga simetris, dan pasien tidak ada
menggunakan alat bantu pendengaran. 5.
Mulut dan faring Dari hasil inspeksi keadaan mulut pasien normal, gigi pasien lengkap,
lidah pasien bersih, dan mukosa bibir pasien juga lembab. Dan tidak ada peradangan pada orofaring pasien
Universitas Sumatera Utara
6. Leher
Dari hasil inspeksi keadaan leher pasien normal tidak ada pembengkakan pada thyroid dan kelenjar limfa denyut nadi karotis
pasien teraba yaitu 100xi , vena jugularis pasien tidak distensi.
D. Pemeriksaan integument
Dari hasil pemeriksaan inspeksi keadaan integument atau kulit pasien dalam keadaan normal, tidak ada kelainan, turgor kulit normal, kembali
cepat yaitu 3detik, lembab dan warna kulit pasien adalah sawo matang.
E. Pemeriksaan Thoraks dada
Dari hasil pemeriksaan inspeksi : bentuk thoraks normal, terdapat tanda kesulitan pasien dalam bernafas, dan pasien menggunakan otot bantu
pernafasan, pasien susah bernafas saat berbaring ortopnea. Frekuensi pernafasan pasien 28 xi,
Palpasi : getaran suara pada pada dada terasa, pada pemeriksaan perkusi : terdengar sonor pada seluruh lapangan paru.
Auskultasi : terdengar suara bronchial pada kedua lapang paru, saat pasien diminta berbicara terdengar getaran di dua sisi sama. Tetapi terdapat suara
tambahan yaitu terdengar ronchi pada kedua lapang paru.
F. Pemeriksaan jantung