Gangguan oksigenasi Gangguan irama frekuensi pernafasan

Perkembangan Tahap perkembangan anak dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi, karena usia organ dalam tubuh berkembang seiring usia perkembangan. Hal ini dapat terlihat pada usia prematur, yaitu adanya kecenderungan kekurangan pembentukan surfaktan. Setelah anak tumbuh dewasa, kemampuan kematangan organ juga berkembang seiring bertambahnya usia. Lingkungan Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor alergi, ketinggian tanah, dan suhu. Kondisi tersebut mempengaruhi kemampuan adaptasi. Perilaku Faktor perilaku yang dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi adalah perilaku dalam mengonsumsi makanan status nutrisi. Sebagai contoh, obesitas dapat memengaruhi proses perkembangan paru, aktivitas dapat memengaruhi proses peningkatan kebutuhan oksigenasi, merokok dapat menyebabkan proses penyempitan pada pembuluh darah, dan lain-lain. A. Aziz Alimul H, 2006 Faktor Fisiologis Menurunnya kapasitas O 2 seperti pada anemia. Menurunnya konsentrasi O 2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas bagian atas. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transpor O 2 terganggu. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka dan lain-lain. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, muskuloskeletal yang abnormal, serta penyakit kronis seperti TB paru. Tarwoto Wartonah, 2010

f. Gangguan oksigenasi

Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari adanya gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi maupun fisiologis dari organ-organ respirasi. Permasalahn dalam pemenuhan tersebut juga dapat disebabkan karena adanya gangguan pada sistem tubuh yang lain, misalnya sistem kardiovaskuler. Universitas Sumatera Utara Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya oleh karena peradangan, obstruksi, trauma, kanker, degenerative, dan lain-lain. Gangguan tersebut akan menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan-gangguan respirasi dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

i. Gangguan irama frekuensi pernafasan

1. Ganguan irama pernafasan antara lain: 1.1. Pernafasan cheyno-stokes : siklus amplitudonya mula-mula dangkal, makin naik kemudian menurun dan berhenti. Terjadi pada klien gagal jantung kongesti, peningkatan tekanan intrakranial, overdosis obat. Namun secara fisiologis jenis pernafasan ini terdapat pada ketinggian 12.000-15.000 kaki di atas permukaan laut dan pada bayi saat tidur. 1.2. Pernafasan Biot yaitu pernafasan yang mirip dengan pernafasan cheyno- stokes, tetapi amplitudonya rata dan disertai apnea. Ditemukan pada pasien radang selaput otak. 1.3. Pernafasan kussmaul yaitu pernafasan yang jumlah dan kedalamannya meningkat sering melebihi 20 kalimenit. Ditemukan pada pasien dengan asidosis metabolik dan gagal ginjal. 2. Gangguan frekuensi pernafasan 2.1.Takipneahiperpnea, yaitu frekuensi pernafasan yang jumlahnya meningkat di atas frekuensi pernafasan normal 2.2.Bradipnea, yaitu kebalikan dari takipnea dimana frekuensi pernafasan yang jumlahnya menurun di bawah frekuensi pernafasan normal. ii. Insufisiensi pernafasan penyebab insufisiensi pernafasan dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu: 1. Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus, seperti: 1.1.Kelumpuhan otot pernafasan, misalnya pada poliomyelitis, transeksi servikal. 1.2.Penyakit yang meningkatkan kerja ventilasi, seperti asma, emfisema, TBC, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 2. Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru: 2.1.Kondisi yang menyebabkan luas permukaan difusi berkurang misalnya kerusakan jaringan paru, TBC, kanker, dan lain-lain. 2.2.Kondisi yang menyebabkan penebalan membran pernafasan, misalnya pada edema paru, pneumonia, dan lain-lain. 2.3.Kondisi yang menyebabkan rasio ventilasi dan perfusi yang tidak normal dalam beberapa bagian paru, misalnya pada thrombosis paru. 3. Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan dari paru-paru ke jaringan yaitu: 3.1.Anemia dimana berkurangnya jumlah total hemoglobin yang tersedia untuk transport oksigen. 3.2.Keracunan karbondioksida di mana sebagian besar hemoglobin menjadi tidak dapat mengangkut oksigen. 3.3.Penurunan aliran darah ke jaringan yang disebabkan oleh karena curah jantung yang rendah. iii.Hipoksia Hipoksia adalah kekurangan oksigen di jaringan. Istilah ini lebih tepat daripada anoksia. Sebab, jarang tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan, hipoksia dapat dibagi ke dalam empat kelompok yaitu hipoksemia, hipoksia hipokinetik, overventilasi hipoksia, dan hipoksia histotoksikAsmadi,2008. 1. Hipoksemia adalah kekurangan oksigen darah arteri. Terbagi atas dua jenis yaitu hipoksemia hipotonik anoksia anoksik dan hipoksemia isotonic anoksia anemk. Hipoksemia hipotonik terjadi dimana tekanan oksigen darah arteri rendah karena karbondioksida dalam darah tinggi dan hipoventilasi. Hipoksemia isotonik terjadi dimana oksigen normal, tetapi jumlah oksigen yang dapat diikat hemoglobin sedikit. Hal ini terdapat pada kondisi anemia, keracunan karbondioksida. 2. Hipoksia hipokinetik stagnant anoksiaanoksia bendungan yaitu hipoksia yang terjadi akibat adanya bendungan atau sumbatan. Dibagi kedalam dua jenis yaitu hipoksia hipokinetik ischemic dan hipoksia hipokinetik kongestif. Hipoksia hipokinetik ischemic terjadi dimana kekurangan Universitas Sumatera Utara oksigen pada jaringan disebabkan karena kurangnya suplai darah ke jaringan tersebut akibat penyempitan arteri. Hipoksia hipokinetik kongestif terjadi akibat penumpukan darah secara berlebihan atau abnormal baik lokal maupun umum yang mengakibatkan suplai oksigen ke jaringan terganggu, sehingga jaringan kekurangan oksigen. 3. Overventilasi yaitu hipoksia yang terjadi karena aktivitas yang berlebihan sehingga kemampuan penyediaan oksigen lebih rendah dari penggunaannya. 4. Hipoksia histotoksik yaitu keadaan di mana darah di kapiler jaringan mencukupi, tetapi jaringan tidak dapat menggunakan oksigen karena pengaruh racun sianida. Hal tersebut mengakibatkan oksigen kembali dalam darah vena dalam jumlah yang lebih banyak daripada normal oksigen darah vena meningkat.

g. Metode pemenuhan kebutuhan oksigen