b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat oksigenasi jaringan klien yang meliputi evaluasi keseluruhan sistem kardioplumonar. Teknik
inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi digunakan dalam pemeriksaan fisik ini. Inspeksi, saat melakukan teknik inspeksi, perawat melakukan observasi dari
kepala sampai ke ujung kaki klien untuk mengkaji kulit dan warna membrane mukosa, penampilan umum, tingkat kesadaran, keadekuatan sirkulasi sistemik,
pola pernafasan, dan gerakan dinding dada. Setiap kelainan harus diperiksa selama palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Palpasi dilakukan untuk mengkaji beberapa daerah. Dengan palpasi, jenis
dan jumlah kerja kerja thoraks, daerah nyeri tekan dapat diketahui dan perawat dapat mengidentifikasi taktil fremitus, getaran pada dada thrill, angkatan dada
heaves, dan titik impuls jantung maksimal. Palpasi juga memungkinkan perawat untuk meraba adanya massa atau benjolan diaksila dan jaringan
payudara. Palpasi pada ektremitas menghasilkan data tentang sirkulasi perifer, adanya nadi perifer, temperature kulit, warna, dan pengisian kapiler.
Perkusi adalah tindakan mengetuk-mengetuk suatu objek untuk menentukan
adanya udara, cairan, atau benda padat di jaringan yang berada di bawah objek tersebut malasanos, barkauskas, dan Stoltenberg-allen,1990.
Perkusi menimbulkan getaran dari daerah di bawah area yang diketuk dengan kedalaman 4 sampai 6cm. lima nada perkusi adalah resonansi, hiperesonansi,
redup, datar dan timpani. Perkusi memungkinkan perawat menentukan adanya cairan yang tidak normal, udara di paru-paru, atau kerja diafragma.
Auskultasi. Penggunaan auskultasi memampukan perawat mengidentifikasi
bunyi paru dan jantung yang normal maupun tidak normal. Auskultasi sistem kardiovaskular harus meliputi pengkajian dalam mendeteksi bunyi S
1
dan S
2
yang normal, mendeteksi adanya bunyi S
3
dan S
4
yang tidak normal, dan bunyi murmur, serta bunyi gesekan . Pemeriksa harus mengidentifikasi lokasi, radiasi,
intensitas, nada, dan kualitas bunyi murmur. Auskultasi juga digunakan untuk mengidentifikasi bunyi bruit diatas arteri karotis, aorta abdomen, dan arteri
femoral.
Universitas Sumatera Utara
Auskultasi bunyi paru dilakukan dengan mendengarkan gerakan udara di sepanjang lapangan paru, anterior, posterior, dan lateral. Suara nafas tambahan
terdengar, jika suatu daerah paru mengalami kolaps, terdapat cairan di suatu lapangan paru, atau terjadi obstruksi, auskultasi juga dilakukan untuk
mengevaluasi respons klien terhadap intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan status pernafasanPotter Perry, 1999.
c. Pemeriksaan Diagnostik