a. Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan harus berfokus pada kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan oksigen. Riwayat keperawatan untuk mengkaji fungsi
jantung meliputi nyeri dan karakteristik nyeri, dispnea, keletihan, sirkulasi perifer, faktor resiko penyakit jantung, dan adanya kondisi-kondisi jantung yang
menyertai. Riwayat keperawatan tentang fungsi jantung meliputi pengkajian adanya batuk, sesak nafas, mengi, nyeri pemaparan lingkungan, frekuensi infeksi
saluran pernafasan, faktor resiko pulmonary, masalah pernafasan yang lalu, penggunaan obat-obatan saat ini, dan riwayat merokok atau terpapar asap rokok.
Keletihan merupakan sensasi subjektif, yaitu klien melaporkan bahwa ia kehilangan daya tahan. Keletihan pada klien yang mengalami perubahan
kardiopulmonal seringkali merupakan tanda awal perburukan proses kronik yang mendasari perubahan. Untuk mengukur keletihan secara objektif, klien dapat
diminta untuk menilai keletihan dengan skala 1-10, dengan angka 10 merupakan angka untuk tingkat keletihan yang paling parah dan angka 1 mewakili keadaan
klien tidak merasa letih. Dispnea merupakan tanda klinis hipoksia dan termanifestasi dengan sesak
napas. Dispnea merupakan sensasi subjektif pada pernafasan yang sulit dan tidak nyaman. Dispnea fisiologis ialah nafas pendek yang diakibatkan latihan
fisik atau perasaan gembira. Dispnea patologis adalah kondisi individu tidak mampu bernafas walaupun ia tidak melakukan aktivitas atau latihan fisik.
Dispnea dapat dikaitkan dengan tanda-tanda klinis seperti usaha nafas yang berlebihan, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan cuping hidung, dan
peningkatan frekuensi dan kedalaman pernafasan yang menyolok. Penggunaan skala analog fisual dapat membantu klien membuat pengkajian objektif tentang
dispnea. Cara ini memungkinkan perawat dan klien untuk menetapkan apakah intervensi keperawatan tertentu memberi pengaruh pada dispnea klien. Skala
analog visual adalah suatu garis vertikal berukuran 100 mm, dengan skala nol berarti tidak ada dispnea dan skala 100 mm mewakili keadaan sesak nafas klien
yang paling buruk. Penelitian telah memvalidasi penggunaan skala analog visual untuk mengevaluasi dispnea yang klien alami di keadaan klinikPotter Perry,
1999.
Universitas Sumatera Utara
b. Pemeriksaan Fisik