Komposisi Obat kumur ekstrak daun teratai

2.2.4 Komposisi

Komposisi kimiawi dalam daun teratai seperti berikut: 13 Tabel 1. Komposisi kimiawi dalam daun teratai Komposisi utama Kandungan Non phenolic fractions bases Nuciferine Roemerine Anonaine Pronuciferine N-nornuciferine Liriodenine Phenolic bases Armepavine N-methyl-coclaurine Benzylisoquinoline alkaloids +-1R-coclaurine --1S-norcoclaurine Glycoside Nelumboside Quercetin Leuco-anthocyanidin - Leucocyanidin - Leucodelphinidin Flavonoid Quercetin 3-0-a-arabinopyranosyl-12- β-galactopyranoside Quercetin 3-0- β-D-glucuronide Rutin +-catechin Hyperoside Isoquer-citri Astragalin Aliphatic compounds Nonacosanol 16,2 Nonacosanediols 64,7 Lain-lain Nonacosan-10-ol 16,2 Triacontan-7-ol 2,4 Nonacosane-4 10-diol 18,6 34,1 Nonacosine-5 Nonacosane-10 13-doil 12 Hentriacontane-12 15-diol 1,8 Tritriacotane-9 10-diol 0,7 Octadecanoic acid 0,7

2.2.5 Obat kumur ekstrak daun teratai

Khlorheksidin, gluconate dan bisbiguanide masih dianggap sebagai agen antiplak yang paling efektif. Namun, bahan-bahan tersebut memiliki berbagai efek samping misalnya terbentuk stein pada gigi, gangguan pengecapan, meningkatkan pembentukan kalkulus supragingiva dan deskuamasi mukosa oral. Oleh karena itu, mulai terdapat penelitian yang baru tentang pembuatan obat kumur dengan ekstrak herbal dijadikan sebagai alternatif. 26 Ekstraksi adalah langkah penting dalam persiapan formulasi herbal dimana tujuannya adalah untuk memisahkan metabolit tanaman larut dengan menggunakan pelarut. Cara ekstraksi mencakup 6 langkah dasar yaitu koleksi dan pengeringan, pengurangan ukuran, ekstraksi, penyaringan, konsentrasi dan pengeringan serta rekonstitusi. Kualitas ekstrak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor adalah bagian struktur tanaman yang digunakan, pelarut, prosedur dan materi tanaman. 27 Sebuah penelitian telah dilakukan di negeri Korea untuk mengetahui apakah daun teratai mempunyai efek penghambatan faktor etiologi karies gigi dengan ekstrak daun teratai. 9 Dari hasil penelitian tersebut, ekstrak daun terataidapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri yaitu, Streptococcus mutans, Streptococcus mitis, Streptococcus sobrinus, Lactobacillus acidophilus, Actinomyces spp dan Nocardia spp. Efektivitas penghambatan pertumbuhan bakteri tergantung pada konsentrasi ekstrak daun teratai dimana efektivitas penghambatan pertumbuhan bakteri akan meningkat jika konsentrasi ekstrak daun teratai meningkat. 9 Aktivitas antibakteri ekstrak daun terataididapat dari fenol, flavonoid, alkaloid dan tannin. 9,11,12,13,14 Fenol atau polifenolmemiliki mekanisme kerja dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara inaktivasi protein enzim pada membran sel dan berikat dengan protein melalui ikatan hidrogen sehingga mengakibatkan struktur protein menjadi rusak. Ini dapat menyebabkan ketidakstabilan pada dinding sel dan membran sitoplasma bakteri sehingga fungsi permeabilitas selektif, fungsi pengangkutan aktif, pengendalian susunan protein dari sel bakteri menjadi terganggu yang akan berakibat pada lolosnya makromolekul dan ion dari sel, sehingga sel bakteri menjadi kehilangan bentuknya, dan terjadilah lisis. 13,28 Flavonoid adalah substansi fenol yang hidroksil yang disintesis oleh tanaman sebagai respon terhadap infeksi mikroba. Flavonoid ini dibuktikan secara in vitro efektif bersifat antimikroba terhadap mikroorganisme. Selain itu, senyawa ini mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan ekstraseluler dan protein serta dinding sel bakteri. 9,11,29 Alkaloidmemiliki mekanisme penghambatan dengan cara mengganggu komponen penyusun peptiloglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel. Selain itu, senyawa alkaloid juga terdapat gugus basa yang mengandung nitrogen yang akan bereaksi dengan senyawa asam amino yang menyusun dinding sel bakteri dan DNA bakteri. 12,28 Senyawa tannin dengan cara berikatan dengan asam amino prolin dapat mempresipitasikan protein sehingga mengganggu sintesis protein. Ini disebabkan oleh sifatnya yang dapat mempengaruhi permukaan sel dan membran sel. 11,29 Tannin juga dapat menginaktivasikan adhesin mikroba, menghambat enzim hidrolitik seperti protease dan karbohidrolase, sel transport protein dan protein cell-enveloped. 12,14,31,32 2.3 Indeks plak 2.3.1

Dokumen yang terkait

Efektivitas Obat Kumur Ekstrak Daun Serai 3% (Cymbopogon Nardus (L.)Rendle) Dalam Menurunkan Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2014

3 88 78

Efektivitas Ekstrak Biji Kopi Robusta (Coffea Canephora) 1,5% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2014

5 73 62

Efektifitas Ekstrak Biji Ketumbar 3% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Usu Angkatan 2011

13 91 69

Pengaruh Obat Kumur Yang Mengandung Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya 5% Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa Angkatan 2009 FKG USU

5 55 68

Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

17 54 69

Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

0 1 4

EFEKTIVITAS OBAT KUMUR EKSTRAK DAUN SERAI 3 (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) DALAM MENURUNKAN AKUMULASI PLAK PADA MAHASISWA FKG USU ANGKATAN 2014

1 1 15

Efektivitas Ekstrak Daun Teratai (Nelumbo Nucifera) 2% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

0 2 19

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plak dental 2.1.1 Definisi - Efektivitas Ekstrak Daun Teratai (Nelumbo Nucifera) 2% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

0 2 14

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN TERATAI (NELUMBO NUCIFERA) 2 SEBAGAI OBAT KUMUR TERHADAP AKUMULASI PLAK PADA MAHASISWA FKG USU ANGKATAN 2011

0 0 15