77
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan “integrated approach” atau pendekatan terpadu telah diteliti oleh Dwi Susilowati 2005. Penelitian dilaksanakan di SMP
Negeri Sukoharjo. Yang dimaksud dengan integrated approach adalah pengajaran mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis secara terpadu dan tidak berdiri
sendiri-sendiri. Ternyata pendekatan ini cukup efektif untuk pengajaran bahasa Indonesia di SMP.
C. Kerangka Berpikir
Pengembangan bahan ajar prosa fiksi perlu diusahakan oleh siswa atau pengajar. Pengadaan bahan itu pada prinsipnya dapat dinegosiasikan antara siswa
dengan pengajar. Pengajar dapat mengusahakan bahan pengajaran secara bervariasi dengan mempertimbangkan 1 bahasa, 2 psikologi, dan 3 latar belakang budaya
yang sesuai dengan tingkatan siswa. Karena KTSP dikembangkan dan disusun oleh satuan pendidikan atau sekolah sesuai dengan kondisinya masing-masing, setiap
sekolah mempunyai kurikulum yang berbeda. Dengan demikian, bahan ajar yang digunakan juga mempunyai perbedaan. Tidak ada ketentuan tentang buku pelajaran
yang dipakai dalam KTSP. Buku yang sudah ada dapat dipakai. Karena pembelajaran didasarkan pada kurikulum yang dikembangkan sekolah, bahan ajar harus
disesuaikan dengan kurikulum tersebut. Oleh karena itu, guru dapat mengurangi dan menambah isi buku pelajaran yang digunakan.
78
Dengan demikian, guru harus mandiri dan kreatif. Guru harus menyeleksi bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan kurikulum
sekolahnya.Guru dapat memanfaatkan bahan ajar dari berbagai sumber surat kabar, majalah, radio, televisi, internet, dsb.. Bahan ajar dikaitkan dengan isu-isu lokal,
regional, nasional, dan global agar peserta didik nantinya mempunyai wawasan yang luas dalam memahami dan menanggapi berbagai macam situasi kehidupan.
Pengajaran apresiasi prosa fiksi merupakan salah satu materi yang terdapat dalam Standart Isi SI danStandart Kompetensi SK dalam KTSP. Pembelajaran
apresiasi prosa fiksi adalah suatu proses mengenal, memahami, menghayati, menikmati, menghargai, dan menciptakan prosa fiksi yang dilakukan oleh siswa
dengan difasilitasi oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam penerapan pendekatan quantum learning pada pembelajaran prosa fiksi,
pengajar berkewajiban menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif. Situasi dan kondisi yang kondusif adalah situasi dan kondisi yang memungkinkan siswa dapat
bersikap reseptif, responsif, reaktif, dan atraktif di dalam kegiatan belajar-mengajar. Selain itu, pengajar berkewajiban menciptakan situasi dan kondisi pembelajaran yang
apresiatif, yakni situasi dan kondisi pembelajaran sastra yang tidak bersifat indoktrinatif. Pengajar juga berkewajiban menciptakan kegiatan belajar-mengajar
yang kreatif dan produktif, yaitu kegiatan belajar-mengajar yang memungkinkan siswa menjadi kreatif dan mampu menghasilkan wacana prosa fiksi.
79
Dalam KTSP guru juga diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai pendekatan pembelajaran. Guru perlu memanfaatkan berbagai pendekatan
pembelajaran yang dapat membangkitkan minat, perhatian, dan kreativitas peserta didik. Karena dalam KTSP guru berfungsi sebagai fasilitator dan pembelajaran
berpusat pada peserta didik, metode ceramah perlu dikurangi. Pengembangan bahan ajar apresiasi prosa fiksi dengan pendekatan quantum
learning adalah salah satu upaya guru untuk menciptakan proses belajar mengajar
materi apresiasi prosa fiksi dengan menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan. Guru dalam hal ini hanya mengarahkan bagaimana proses belajar
mengajar berjalan.
Kerangka berpikir penelitian pengembangan ini dapat diwujudkan dalam gambar berikut:
80
Gambar 1. Diagram Kerangka Berpikir
Bahan ajar apresiasi prosa fiksi dengan
pendekatan Quantum Learning
di SMP Bahan pembelajaran
apresiasi prosa fiksi bagi siswa SMP
· Kurang bervariasi
· Kurang
bermanfaat bagi pembinaan mental
siswa Bahan
pembelajaran apresiasi prosa fiksi
Pengembangan bahan ajar apresiasi prosa fiksi dengan
pendekatan quantum learning
Pendapat Stakeholders
Kompetensi Bersastra
1. Menyimak
2. Membaca
3. Berbicara
4. Menulis
Buku bahan ajar apresiasi prosa fiksi di SMP dengan
pendekatan Quantum Lear ning
81
BAB III METODE PENELITIAN