131
prosa fiksi tersebut dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada akhir uji coba ini dihasilkan model bahan ajar apresiasi prosa fiksi dan silabus
pembelajaran apresiasi prosa fiksi secara terpadu dengan pendekatan quantum learning.
4. Para stakeholders dalam hal ini para siswa, guru bahasa Indonesia di SMP
Negheri 4 Sukoharjo menerima dengan baik model bahan ajar apresiasi prosa fiksi tersebut dan jika dikembangkan menjadi materi ajar yang tercetak, mereka
memberikan saran-saran agar dapat digunakan di lapangan dengan baik.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Hasil penelitian pengembangan tentang bahan ajar apresiasi prosa fiksi yang
dikembangkan berdasarkan pendekatan quantum learning untuk siswa SMP Negeri 4 Sukoharjo melahirkan beberapa implikasi penelitian berikut ini.
Bahan ajar apresiasi prosa fiksi yang dikembangkan secara terpadu dengan keempat aspek ketarampilan berbahasa Indonesia dengan pendekatan quantum
learning ternyata dapat membangkitkan semangat, gairah belajar, dan motivasi
belajar siswa untuk semakin mengakrabi karya berbentuk prosa fiksi sebagai karya seni yang harus dihayati, dipahami, diapresiasi dan dinikmati. Kegairahan, semangat,
dan motivasi belajar siswa itu muncul disebabkan dalam melakukan kegiatan apresiasi terhadap prosa fiksi yang diajarkan guru dipelajari dengan iringan musik,
sehingga menarik dan menyenangkan. Suasana pembelajaran menjadi nyaman,
132
penuh suka cita, siswa tidak merasakan beban yang berat ketika mengikuti pembelajaran yang dilangsungkan oleh guru.
Mengacu pada bukti empiris yang telah terjadi di lapangan tersebut, maka guru bahasa Indonesia di SMP, khususnya guru bahasa Indonesia SMP Negeri 4 Sukoharjo
dalam melaksanakan pembelajaran apresiasi sastra, khususnya prosa fiksi berbentuk cerita pendek cerpen dan novel segera menggunakan bahan ajar apresiasi prosa fiksi
tersebut. Di samping itu, pembelajaran apresiasi sastra yang kreatif, apresiatif yang mendorong
semangat siswa untuk mengakrabi langsung karya sastra berbentuk cerpen maupun novel, harus dilangsungkan dalam suasana yang menyenangkan, menarik, nyaman,
dan menggairahkan . Untuk itulah, guru bahasa Indonesia SMP, khususnya guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 4 Sukoharjo perlu menciptakan suasana
pembelajaran yang tidak menegangkan dan membebani siswa terlalu berat dengan konsep konsep atau pengetahuan tentang sastra yang dihafalkan. Guru perlu segera
melaksanakan pembelajaran apresiasi prosa fiksi dengan prinsip-prinsip yang ada dalam pendekatan quantum learning. Prinsip tersebut sering dinamakan TANDUR
tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan hendaknya diterapkan.
C. Saran