120
bahan ini terdiri atas dua item. Penentuan item berdasarkan deskripsi data seperti yang telah diuraikan di depan. Masing-masing item yang dibahas ini adalah : 1 hasil
pengembangan prototype draf bahan menjadi bahan ajar apresiasi prosa fiksi
berdasarkan Expert Judgment; 2 hasil pengembangan dan perbaikan bahan
pembelajaran berdasarkan uji coba terbatas di lapangan.
1. Hasil Pengembangan Prototype Draf Bahan Ajar Apresiasi Prosa Fiksi
Berdasarkan Expert Judgment
Deskripsi data yang ditemukan dalam penelitian ini mengemukakan tanggapan-tanggapan yang diberikan oleh ahli. Tanggapan-tanggapan ahli tersebut
digunakan sebagai expert jugdgment. Ahli yang memberikan tanggapan adalah guru- guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 4 Sukoharjo .
Seperti yang telah diterangkan pada bagian depan, bahwa berdasarkan saran guru, silabus disusun dengan format mengacu pada KTSP. Format itu adalah: standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, indikator, pengalaman belajar, alokasi waktu, teknik penilaian, media pembelajaran, dan sumber bahan pembelajaran. Saran
ini dapat diterima oleh peneliti karena urutan komponen dalam silabus maupun RPP ini sesuai dengan pemahaman para guru tentang penyusunan silabus dan RPP.
Jika ditinjau pada teori terdahulu, dalam hal ini Cunningsworth 2003:55 mengemukakan bahwa silabus dan format seperti tersebut di atas digolongkan
sebagai silabus berbasis isi. Silabus berbasis isi ini memiliki keunggulan jika akan diterapkan oleh guru di dalam pembelajaran. Keunggulan dapat dilihat pada
komponen-komponennya, yang pertama adalah standar kompetensi, kompetensi
121
dasar, materi pokok, ketiganya diadopsi dari KTSP. Hal ini dilakukan karena penerapan model baru dalam pembelajaran apresiasi prosa fiksi ini pada prinsipnya
tidak menyimpang dari kurikulum yang sedang berlaku. Kedua, item “indikator keberhasilan pembelajaran” selama ini dikeluhkan
oleh guru karena dalam KTSP belum terdapat komponen ini. Dengan demikian, di dalam silabus dimunculkan komponen indikator keberhasilan pembelajaran ini.
Yang ketiga adalah komponen pengalaman belajar. Komponen pengalaman belajar ini merupakan sajian pengalaman belajar yang sesuai dengan hakikat quantum
learning , yaitu pengalaman mengkaji materi-materi pokok dengan menyenangkan
dan bermakna bagi siswa. Keempat, komponen alokasi waktu, teknik penilaian, media pembelajaran,
dan sumber bahan pembelajaran, kesemuanya mengikuti panduan pelaksanaan KTSP. Ketersediaan komponen-komponen tersebut di dalam silabus menandakan ada
keunggulan format silabus yang dikembangkan ini. Dari keunggulan tersebut maka silabus ini dapat menjadi sumber untuk mengembangkan RPP dan alat evaluasi yang
kesemuanya telah disetujui ahli. Tanggapan ahli terhadap RPP dinyatakan bahwa di dalam RPP sudah tepat
apabila terdapat jabaran kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan kegiatan akhir pembelajaran. Evaluasi pembelajaran apresiasi prosa fiksi dengan pendekatan
quantum learning dirancang sebagai komponen yang terpisah.
Selanjutnya dibahas temuan yang berkenaan dengan teknik evaluasi pembelajaran apresiasi prosa fiksi dengan pendekatan QL. Teknik evaluasi telah
122
dirancang dalam bentuk format evaluasi berbentuk penilaian perilaku dan penilaian portofolio. Penilaian ini bertujuan menilai kompetensi prosa fiksi siswa dalam aspek
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis prosa fiksi . Penilaian ini sekaligus menilai kemampuan yang berkenaan dengan kemampuan siswa menerangkan makna
diksi dan kalimat dalam prosa fiksi , maupun pesan di dalamnya. Di dalam perangkat evaluasi tersebut, dapat dilihat bahwa evaluasi
pembelajaran apresiasi prosa fiksi dengan pendekatan QL tidak cukup berbentuk tes atau pemberian soal-soal pemberian soal-soal dalam bentuk tertulis saja. Evaluasi
mengacu pada hakikat quantum learning. Berkenaan dengan ini, perangkat evaluasi disusun dalam bentuk yang menyenangkan dan terpadu.
Menyenangkan yang dimaksud di dalam perangkat evaluasi ini ditunjang dengan teknik yang benar-benar dapat menyenangkan siswa, yaitu dengan
menerapkan penggunaan musik untuk mengiringi pembacaan prosa fiksi, membaca prosa fiksi secara bersama-sama. Terpadu yang dimaksud dalam perangkat evaluasi
ini kompetensi dalam aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis prosa fiksi disajikan secara terintegrasi satu sama lain, tidak terpisah-pisah.
Lebih lanjut penilaian ini terletak pada penugasan. Penugasan diberikan kepada siswa dan didokumentasikan dalam bentuk portofolio. Kemajuan hasil
pekerjaan siswa berupa jawaban pertanyaan evaluasi, karya-karya siswa berupa prosa fiksi didokumentasikan dan dapat dilihat bentuk kemajuan kompetensi siswa dari
dokumentasi ini.
123
Bahan ajar yang dipilih untuk diberikan kepada siswa pun disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia siswa dan dipilih dengan tema yang bervariasi agar siswa
merasa senang dan tidak merasa bosan. Bahan ajar dipilih secara selektif dalam hal penggunaan bahasa agar dapat diterima dan dipahami siswa dengan mudah.
Dari sejumlah pembahasan terhadap data yang telah dideskripsikan, sebenarnya kesemuanya itu merupakan temuan bahwa guru telah berupaya mengatasi
permasalahan dalam pembelajaran apresiasi prosa fiksi. Namun demikian semua guru tetap berkeingian mendapatkan bimbingan yang dapat digunakan untuk menenukan
cara-cara yang lebih efektif dan efisien untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran apresiasi prosa fiksi di Sekolah Menengah Pertama ini terutama dalam
hal menentukan bahan ajar. Kemudian cara-cara yang lebih efektif dan efisien untuk memecahkan masalah itu diajukan model bahan ajar pembelajaran apresiasi prosa
fiksi dengan pendekatan quantum learning.
2. Hasil Pengembangan dan Perbaikan Bahan Ajar Apresiasi Prosa Fiksi