Fraud Triangle Pengaruh Financial Stability, Personal Financial Need, Ineffective Monitoring, Leverage, dan Pengalaman Pra Komite Audit Berpengaruh Terhadap Financial Statement Fraud dalam Persfektif Fraud Triangle pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek

19 keuangan restatement berhubung tidak tersedianya data resmi mengenai data perusahaan yang fraud.

2.9 Fraud Triangle

Menurut Priantara 2013:44 konsep fraud triangle saat ini digunakan secara luas dalam praktik akuntan publik pada Statement of Auditing Standard SAS N0 99. Konsep ini bertumpu pada riset Donald cresey 1953 yang menyimpulkan bahwa fraud mempunyai tiga sifat umum. Fraud triangle terdirri dari tiga konsep yang umumnya hadir pada saat fraud terjadi: a. Insentif atau kesempatan untuk melakukan fraud preasure b. Peluang atau kesempatan untuk melakukan fraud opportunity c. Dalih untuk membenarkan tindakan fraud rationalization Cresesy tertarik pada embezzlers yang disebutnya “trust violators” atau “pelanggaran kepercayaan” yakni mereka yang melanggar kepercayaan atau amanah yang di titipkan kepada mereka. Dalam perkembangan selanjutnya hipotesa ini lebih di kenal sebagai fraud tariangle atau segitiga fraud. Tiga faktor tersebut digambarkan sebagai segitiga Fraud Triangle sebagai berikut: Pressure Opportunity Rationalization Gambar 2.1 Fraud Triangle Universitas Sumatera Utara 20

2.9.1 Pressure Tekanan

Menurut Priantara 2013:44 Preasure adalah dorongan untuk melakukan fraud. Pada umumnya tekanan muncul karena kebutuhan atau masalah financial, tapi banyak juga hanya terdorong untuk keserakahan. Penggelapan uang perusahaan oleh pelakunya bermula dari suatu tekanan preasure kebutuhan keuangan yang mendesak yang menghampitnya yang tidak dapat ceritakan kepada orang lain. Konsep yang penting di sini adalah tekanan yang menghampit hidupnya berupa kebutuhan akan uang, padahal ia tidak bisa berbagi dengan orang lain.

2.9.2 Opportunity Peluang

Menurut Priantara 2013:4 Opportunity adalah peluang yang memungkinkan terjadinya fraud. Para pelaku kecurangan percaya bahwa aktivitas mereka tidak akan terdeteksi. Pada dasarnya ada dua faktor yang dapat meningkatkan adanya peluang atau kesempatan seseorang berbuat fraud yaitu ; a. Sistem pengandalian intern yang lemah, misal kurang atau tidak ada audit trail jejak audit sehingga dapat dilakukan penelusuran, ketidakcukupan dan ketidakefektifan aktivitas pengendalian pada area dan proses bisnis yang beresiko, sistem dan kompetensi sumber daya manusia tidak mengimbangi kompleksitas oraganisasi, kebiajakan peosedur SDM yang kurang kondusif. b. Tata kelola organisai yang buruk seperti tidak ada komitmen yang tinggi dan suri tauladan yang baik dari lapisan manajemen, sikap manjamen yang lalai, atau acuh tak acuh dan gagal mendisiplinkan atau memberikan sangsi pada pelaku fraud atau pembicaraan terhadap pelaku tidak etis atau fraud, tidak Universitas Sumatera Utara 21 mampu menilai kualitas kinerja karena tidak punya alat atau kriteria pengukurannya, pengawasan dewan komisaris dan komite audit tidak berjalan semestinya atau tidak indepedensi dan objektif, kode etik, regulasi, standart prosedur internal ada namun hanya hiasan.

2.9.3 Rasionalization Sikap

Menurut Priantara 2013:47 Rasioanalisasi merupakan bagian dari fraud triangle yang paling sulit di ukur. Bagi mereka yang terbiasa tidak jujur, mungkin lebih mudah untuk merasionalisasi fraud. Bagi meraka dengan standar moral yang lebih tinggi, itu mungkin tidak begitu mudah. Pelaku fraud selalu mencari pembenaran secara rasional untuk membenarkan perbuatannya. Rasionalisasi terjadi karena seseoarang mencari pembenaran atas aktivitasnya yang mengandung fraud. Para pelaku fraud meyakini atau merasa bahwa tindakannya bukan merupakan suatu fraud tetapi adalah suatu yang memang merupakan haknya, bahkan kadang pelaku merasa telah berjasa karena telah berbuat banyak untuk organisasi. Contoh: Bila saya melakukan fraud, perusahaan tidak akan bangkrut karena uang saya pakai tidak seberapa, saya melakukan fraud karena saya mengikuti teman dan atasan. Saya hanya berniat meminjam uang perusahaan sebentar dan nanti akan dikembalikan, saya melakukan fraud karena perusahhan telah menzalimi saya dengan merekrut orang baru dengan jabatan dan gaji lebih besar dari pada saya. Universitas Sumatera Utara 22

2.10 Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD BERDASARKAN PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012

2 35 76

Pengaruh Financial Stability, Financial Target, Personal Financial Need, Nature of Industry dan Rationalization pada Financial Statement Fraud dalam Perspektif Fraud Triangle

2 12 124

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

1 12 15

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

2 9 16

PENDAHULUAN Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

0 2 14

Pengaruh financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, dan ineffective monitoring pada Financial Statement Fraud dalam prespektif Fraud Triangle.

2 9 157

Pengaruh financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, dan ineffective monitoring pada Financial Statement Fraud dalam prespektif Fraud Triangle

5 18 155

MENDETEKSI DETECT FRAUDULENT REPORTING FINANCIAL STATEMENT

0 0 18

PENGARUH FRAUD DIAMOND TERHADAP FINANCIAL STATEMENT FRAUD (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014)

1 0 15

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD DI INDONESIA (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)

0 0 15