Pembuatan media agar miring Pembuatan larutan uji dengan berbagai konsentrasi

34 Komposisi : Pepton from meat 5,0 g Meat extract 3,0 g Agar-agar 12,0 g Air suling ad 1 L Cara pembuatan: Sebanyak 20 g nutrient agar ditimbang, disuspensikan ke dalam air suling sebanyak 1000 ml, lalu dipanaskan sampai bahan larut sempurna lalu disterilkan di dalam otoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit Merck, 2005.

3.7.2.2 Nutrient broth

Komposisi : Peptone 5,0 g meat extract 3,0 g Air suling ad 1 L Cara pembuatan: Sebanyak 8 g serbuk nutrient broth dilarutkan dalam air suling steril sedikit demi sedikit kemudian volumenya dicukupkan hingga 1 L dengan bantuan pemanasan sampai semua bahan larut sempurna, kemudian disterilkan di otoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit Merck, 2005.

3.7.3 Pembuatan media agar miring

Sepuluh ml media agar yang telah dimasak dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditutup dan dibungkus lalu disterilkan di dalam otoklaf selama 15 menit pada suhu 121 o C pada tekanan 15 psi. Kemudian tabung yang berisi media agar diletakkan pada kemiringan 30-45 o C. Diperhatikan bahwa agar tidak menyentuh tutup tabung. Agar dibiarkan menjadi dingin dan keras Lay, 1992. 3.7.4 Pembiakan bakteri 3.7.4.1 Pembuatan stok kultur bakteri Universitas Sumatera Utara 35 Masing-masing sebanyak satu ose dari biakan murni bakteriStaphylococcus aureus, Streptococcus mutans, Lactobacillus acidophillus, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli dan Vibrio choleraedigoreskan dengan metode sinambung pada permukaan media agar miring, ditutup mulut tabung reaksi dengan kapas. Diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37 o C.

3.7.4.2 Persiapan inokulum bakteri

Stok kultur bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, Lactobacillus acidophillus, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli dan Vibrio cholerae. yang telah tumbuh diambil dengan jarum ose steril lalu disuspensikan kedalam tabung yang berisi 10 ml media nutrient broth. Diinkubasi 1-2 jam. Kemudian diukur kekeruhan larutan dengan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 580 nm, diperoleh transmitan 25 konsentrasi 106 CFUml sesuai dengan standar Mc Farland nomor 0,5 Difco Laboratories, 1977.

3.7.5 Pembuatan larutan uji dengan berbagai konsentrasi

Sebanyak 5 g ekstrak kental ditimbang seksama dengan neraca analitik, dilarutkan dalam 5 ml DMSO dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml. Tambahkan DMSO hingga garis tanda dan diperoleh konsentrasi ekstrak 500 mgml. Selanjutnya larutan tersebut diencerkan dengan penambahan DMSO hingga didapat konsentrasi 400, 300, 200, 100, 75, 25, 20,15, 10 dan 5 mgml. 3.8Metode Pengujian Efek Antibakteri Secara In Vitro Pada cawan petri dimasukkan 0,1 ml inokulum kemudian ditambahkan 20 ml media nutrient agar, dihomogenkan dan dibiarkan sampai media memadat. Pencadang kertas yang telah direndam ke dalam larutan uji pada berbagai Universitas Sumatera Utara 36 konsentrasi, diletakkan di atas permukaan media agar kemudian diinkubasi pada suhu 36-37°C selama 18-24 jam, selanjutnya diameter daerah hambat di sekitar pencadang kertas diukur dengan menggunakan jangka sorong. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali Ditjen POM RI, 1995. Universitas Sumatera Utara 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Pusat Penelitian Biologi- LIPI Bogor, menunjukkan bahwa tumbuhan yang diteliti adalah tumbuhan Lactuca indica L., suku Compositae.

4.2 Hasil Pemeriksaan Karakterisasi

Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia daun sijukkot yaitu daun tunggal, berseling, ujung meruncing pangkal runcing, tepi bergerigi , pertulangan menyirip, menonjol di bawah, permukaan licin dan berwarna hijau pucat dengan ungu.Hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia daun sijukkot dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia daun sijukkot No Parameter Kadar 1 Kadar air 5,99 2 Kadar sari larut air 15,68 3 Kadar sari larut etanol 16,20 4 Kadar abu total 13,45 5 Kadar abu tidak larut asam 0,59 Penetapan kadar air darisimplisia daun sijukkot dilakukan untuk mengetahui jumlah air yang terkandung di dalamnya.Kadar air simplisia ditetapkan untuk menjaga kualitas simplisia karena kadar air berkaitan dengan kemungkinan pertumbuhan jamur ataupun kapang. Hasil penetapan kadar air daun sijukkot diperoleh lebih kecil dari 10 yaitu 5,99. Kadar air yang melebihi Universitas Sumatera Utara