gejala-gejala yang harus diredakan. Jadi, apabila obat salah digunakan dalam pengobatan atau dengan dosis yang berlebih maka akan menimbulkan keracunan.
Dan bila dosisnya kecil maka kita tidak akan memperoleh penyembuhan Anief, 1991.
2.2 Pengertian Kapsul 2.2.1 Kapsul secara umum
Kapsul merupakan suatu bentuk sediaan padat, dimana satu macam bahan obat atau lebih dan bahan inert lainnya yang dimasukkan ke dalam cangkang atau
wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai Anief, 1991. Gelatin merupakan bahan yang sesuai untuk pembentukan cangkang kapsul
karena larut, membentuk cangkang yang kuat, lapis tipis dan berubah dari bentuk larutan menjadi bentuk gel sedikit diatas temperatur lingkungan. Gelatin segera
larut dalam air pada temperatur tubuh, dan tidak larut jika temperatur tu run
dibawah 30 ̊C Agoes, 2008.
2.2.2 Persyaratan Kapsul
Persyaratan kapsul adalah sebagai berikut: 1. Keseragaman Sediaan
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua metode, yaitu keseragaman bobot dan keseragaman kandungan. Jika bahan aktif dari
sediaan tidak kurang dari 50 dari bobot sediaan atau kapsul dan lebih besar dari 50 mg persyaratannya dapat ditetapkan dengan keseragaman bobot. Jika
kandungan bahan aktifnya lebih kecil dapat digunakan persyaratan keseragaman kandungan Ditjen POM, 1995.
Universitas Sumatera Utara
2. Waktu Hancur Pengujian kehancuran adalah suatu pengujian untuk mengetahui seberapa
cepat tablet hancur menjadi agregat atau partikel lebih halus. Pengujian dilakukan berdasarkan asumsi bahwa jika produk hancur dalam periode waktu singkat, misal
dalam 5 menit, maka obat akan dilepas dan tidak ada antisipasi masalah dalam hal kualitas produk obat. Waktu hancur setiap tablet atau kapsul dicatat dan
memenuhi persyaratan spesifikasi waktu dalam 15 menit Syamsuni, 2007. 3. Disolusi
Disolusi adalah larutnya zat berkhasiat dalam suatu media disolusi. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa persentasi zat aktif dalam obat yang dapat
terlarut dan terabsorpsi dan masuk ke dalam peredaran darah untuk memberikan efek terapi pada tubuh Syamsuni, 2007.
4. Kadar Zat Berkhasiat Pengujian ini dilakukan dengan cara kuantitatif dari pengujian identifikasi.
10-20 kapsul isinya di gerus dan bahan aktif yang larut diekstraksi menggunakan pelarut yang sesuai menurut prosedur yang sudah ditetapkan. Umumnya rentang
kadar bahan aktif yang ditentukan berada diantara 90-110 dari pernyataan pada etiket. Ada tiga kegunaan uji disolusi, yaitu dapat menjamin keseragaman satu
batch, menjamin bahwa obat akan memberikan efek terapi yang diinginkan, dan juga uji disolusi diperlukan dalam rangka pengembangan suatu obat baru. Obat
yang telah memenuhi persyaratan keseragaman kandungan, waktu hancur dan penetapan kadar zat berkhasiat belum dapat menjamin bahwa suatu obat
memenuhi efek terapi, karena itu uji disolusi harus dilakukan pada setiap produksi kapsul Agoes, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Antibiotik