2.3 Antibiotik
Antibiotik berasal dari kata Yunani Anti = lawan, bios = hidup adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan
atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Kegiatan antibiotik untuk pertama kalinya ditemukan secara
kebetulan oleh dr.Alexander Fleming Inggris,1928. Turunan zat-zar ini dibuat secara semi-sintesis, juga termasuk kelompok ini, begitu pula semula senyawa
sintesis dengan khasiat antibakteri Tjay dan Rahardja,2010 . Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman
misalnya radang paru-paru, tifus, luka yang berat dan sebagainya. Pemakaian antibiotik harus di bawah pengawasan seorang dokter, karena obat ini dapat
menimbulkan kerja ikutan yang tidak dikehendaki dan dapat mendatangkan kerugian yang cukup besar bila pemakaiannya tidak dikontrol dengan betul
Widjajanti,1998.
2.3.1 Penggolongan Antibiotik Menurut Tjay Rahardja, 2007 yaitu :
a.Penggolongan antibiotik berdasarkan spektrum kerjanya : -
Antibiotika spektrum luas broad spectrum adalah antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap banyak jenis mikroba yaitu bakteri gram positif dan gram
negatif. Contoh sulfonamid, ampisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin. Antibiotik berspektrum luas sering kali dipakai untuk mengobati
penyakit infeksi yang menyerang belum diidentifikasi dengan pembiakan dan sensitifitas.
Universitas Sumatera Utara
- Antibiotika spektrum sempit narrow spectrum golongan ini terutama efektif
untuk melawan satu jenis organisme. Contohnya penisilin dan eritromisin dipakai untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif. Karena
antibiotik berspektrum sempit bersifat selektif, maka obat-obat ini lebih aktif dalam melawan organisme tunggal tersebut daripada antibiotik berspektrum luas
Sedangkan streptomisin, gentamisin, hanya bekerja terhadap kuman gram-negatif. b.Penggolongan Antibiotik berdasarkan toksiknya yaitu:
- Bakterisida: Antibiotika yang bakterisid secara aktif membunuh bakteri.
Termasuk dalam golongan ini adalah penisilin, sefalosporin, aminoglikosida dosis besar, kotrimoksazol , polipeptida, rifampisin dan isoniazid.
- Bakteriostatik: Antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau
menghambat pertumbuhan bakteri, tidak membunuhnya sehingga pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh. Termasuk dalam golongan ini
adalah sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin dan trimetropim.
2.3.2 Efek Samping Antibiotik
Penggunaan antibiotik yang sembarangan dan tidak tepat dosis, dapat menggagalkan terapi pengobatan yang sedang dilakukan. Selain itu dapat
menimbulkan bahaya seperti : 1. Resistensi, ialah tidak terganggunya sel mikroba oleh antibiotik yang
merupakan suatu mekanisme alami untuk bertahan hidup. Ini dapat terjadi apabila antibiotik diberikan atau digunakan dengan dosis yang terlalu rendah atau masa
terapi yang tidak tepat.
Universitas Sumatera Utara
2. Super infeksi, yaitu infeksi sekunder yang timbul ketika pengobatan terhadap infeksi primer sedang berlangsung dimana jenis dan infeksi yang timbul berbeda
dengan infeksi primer Tjay Rahardja, 2010.
2.4 Kloramfenikol 2.4.1 Sejarah Kloramfenikol