Farmakokinetika Kontraindikasi Efek Samping dan Toksikologi

tidak berasa pahit, jadi dapat digunakan untuk anak-anak dan untuk pasien yang tidak dapat menelan kapsul kloramfenikol diabsorpsi cepat dan hampir sempurna dari saluran cerna, karena obat ini mengalami penetrasi membran sel secara cepat. Setelah absorpsi, kloramfenikol didistribusikan secara luas ke seluruh jaringan dan cairan tubuh. Metabolit utama kloramfenikol adalah glukuronida –nya yang bekerja antibiotik, yang dibuat di hati dan diekskresikan melalui ginjal. Katzung, B. G., 2004. Kloramfenikol bekerja menghambat pertumbuhan bakteri, mekanisme kerja antibiotik ini ialah menghambat sintesis protein yang dibutuhkan untuk pembentukan sel-sel bakteri sehingga kloramfenikol menghambat fungsi RNA dari bakteri Widjajanti,1998.

2.4.3 Farmakokinetika

Penyerapan obat melalui saluran cerna cukup baik 75-90, kadar plasma tertinggi dicapai dalam 2-3 jam. Waktu paruh kloramfenikol pada orang dewasa ± 3 jam, sedang pada bayi di bawah 1 bulan 12-24 jam Siswandono dan Soekardjo, 1995.

2.4.4 Kontraindikasi

Kloramfenikol tidak diberikan pada penderita alergi, penyakit hati yang berat, adanya penyakit darah, dalam kombinasi dengan obat hematotoksik lain seperti sitostatik, pada pasien insufisiensi ginjal pada minggu terakhir kehamilan, setelah melahirkan, pada bayi prematur dan bayi baru lahir Wattimena,1991. Universitas Sumatera Utara

2.4.5 Efek Samping dan Toksikologi

Efek samping yang ditimbulkan kloramfenikol antara lain gangguan lambung-usus, radang lidah dan mukosa mulut. Tetapi yang sangat berbahaya yaitu dapat mengakibatkan kerusakan pada sumsum tulang belakang sehingga produksi sel-sel darah merah menjadi terganggu Tjay, 20010. Sumsum tulang belakang, yang menimbulkan kelainan darah yang serius, seperti anemia aplastik, granulositopenia, trombositopenia. Selain itu, obat ini juga dapat menyebabkan gangguan saluran cerna dan reaksi hipersensitivitas. Oleh karena itu kloramfenikol tidak boleh digunakan untuk pengobatan infeksi yang bukan indikasinya seperti influenza, infeksi kerongkongan atau untuk pencegahan infeksi Siswandono dan Soekardjo, 1995 . Efek samping yang berupa depresi sumsum tulang dapat tampak dalam dua bentuk anemia yakni sebagai berikut: a.Penghambat pembentukan sel-sel darah eritrosit,trombosis,dan granulosit yang timbul dalam waktu lima hari sesudah dimulainya terapi. Gangguan bersifat reversible. b.Anemia aplastis, yang dapat timbul sesudah beberapa minggu sampai kerusakan sumsum tulang ini disebabkan oleh metabolit kloramfenikol toksik yang dibentuk oleh kuman usus. Telah dipastikan bahwa obat diuraikan oleh sinar UV menjadi senyawa nitro yang toksis bagi sel-sel sumsum Tjay dan Rahardja,2010. Universitas Sumatera Utara

2.4.6 Metode Penetapan Kadar Kloramfenikol