unsur ini membahas permasalahan yang berbeda-beda tetapi pada kenyataannya tetap saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain.
2.2.1 Latar Tempat
Menurut Burhan Nugiyantoro 2009:251, latar tempat menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi di mana cerita yang dikisahkan itu terjadi. Unsur
tempat yang digunakan dapat berupa suatu tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, atau mungkin lokasi tertentu tanpa nama yang jelas.
Deskripsi tempat secara teliti dan realistis sangat penting untuk membuat pembacaseolah-olah hal yang diceritakan itu sungguh-sungguh ada dan terjadidi
tempat seperti yang diceritakan dalam cerita tersebut. Adapun latar tempat terjadinya peristiwa dalam novel 100 Kai Naku Koto iniadalah mengambil latar
tempat negara Jepang khususnya daerah Tokyo, Akasaka, dan Chiba.
2.2.2 Latar Waktu
Burhan Nurgiyantoro 1995:230 mengatakan bahwa latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam
sebuah karya sastra fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual. Latar waktu yang digambarkan oleh Nakamura Kou dalam novel
100 Kai Naku Koto ini adalah Jepang pada masa sekarang. Hal ini terlihat oleh tata kota, aktifitas masyarakat, serta gambaran bangunan dan trasportasi yang
digambarkan oleh pengarang pada novel ini.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Latar Sosial
Menurut Burhan Nurgiyantoro 2009: 233-234, Latar sosial-budaya menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial
masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang
cukup kompleks, dapat berupa kebiasaan hidup, ada istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap. Disamping itu, latar sosial juga
berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, atau atas.
Latar sosial yang digambarkan pengarang Nakamura Kou dalam novel 100 Kai Naku Koto adalah ketika Jepang sudah menjadi negara maju, modern dan
memiliki tingkat kesibukan yang tinggi. Ini terlihat dari keseharian tokoh Fujii yang sering bekerja lembur dan dituntut untuk bekerja cepat, serta dari keadaan
Tokyo yang sudah modern dengan bangunan yang tinggi, rumah sakit yang memiliki alat-alat canggih, serta keadaan stasiun kereta api yang selalu padat dan
super sibuk. Novel ini secara keseluruhan menceritakan perjuangan kisah cinta Fujii
dalam menjaga dan merawat kekasihnya Yoshimi yang menderita penyakit Kanker.
2.3 Kajian Psikologis Sastra