BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Jepang adalah negara kepulauan yang kaya akan karya sastra dan budaya. Selain itu Jepang juga merupakan negara yang kuat dalam perekonomian dan
industri sehingga Jepang sangat berpengaruh besar terhadap negara-negara lain. Kebudayaan Jepang yang unik dan menarik juga mulai menarik perhatian
masyarakat dunia untuk mengetahui dan mempelajarinya. Kebudayaan menurut Koentjaraningrat 2009:144 adalah keseluruhan
sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Salah satu hasil dari kebudayaan manusia adalah seni. Suzanne K. Langer dalam Kartika 2004:2 mengatakan bahwa seni merupakan simbol dari perasaan.
Dalam seni terdapat berbagai macam cabang, salah satunya adalah seni sastra. Sebuah karya sastra merefleksikan apa yang sedang dirasakan dan dipikirkan oleh
pengarangnya, mengenai kehidupan sehari-hari, keresahan dalam masyarakat, dan ide-ide mengenai kehidupan.
Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan, penggunaan kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita
yang menarik Zainuddin, 1992:99. Karya sastra yang banyak diminati saat ini adalah novel.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalamSiswanto 2008:141 Novel diartikan sebagai karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian
cerita kehidupan seseorang dengan orang-orangdisekelilingnya dengan
Universitas Sumatera Utara
menonjolkan watak dan sifat pelaku. Biasanya novel menceritakan peristiwa pada masa tertentu. Bahasa yang digunakan lebih mirip bahasa sehari-hari. Meskipun
demikian, penggarapan unsur-unsur intrinsiknya masih lengkap, seperti tema, plot, latar, gaya bahasa, nilai tokoh dan penokohan. Dengan catatan, yang
ditekankan aspek tertentu dari unsur intrinsik tersebut. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentangkejiwaan. Psikologis
dalam karya sastramerupakan salah satu unsur yang mempengaruhi jalan cerita pada karya tersebut. Psikologis tokoh merupakan kebebasan pengarang dalam
mengekspresikan dan menciptakan karakter tokoh lewat ciri-ciri kejiwaan para tokoh imajinernya sehingga menjadi sejalur dan serasi.
Menurut Henry Tarigan 1995: 18 psikosastra atau psikologi sastra adalah suatu telaah mengenai sastra berdasarkan fungsi dan nilainya dalam kaitannya
dengan perkembangan bahasa, perkembangan bepikirbernalar, perkembangan kepribadian, dan perkembangan sosial, berdasarkan ciri-ciri dan implikasinya
dalam pengajaran sastra. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu menemukan masalah dalam
kehidupannya. Masalah-masalah yang dialami setiap manusia akan berbeda-beda, sehingga pemecahan dan penyelesaian yang dihadapi akan berbeda-beda pula.
Namun, disetiap masalah pasti akan mendapatkan jalan keluar, dalam proses menemukan jalan keluar inilah tanpa disadari kita sering mengalami depresi.
Dapat dikatakan bahwa hampir setiap manusia pada masa hidupnya pernah menderita depresi atau stress sampai pada tingkat tertentu.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan ataupun suatu perasaan tidak ada harapan lagi. Jonatan Trisna
Universitas Sumatera Utara
dalam Hadi Pranowo 2004:15 menyimpulkan bahwa depresi adalah suatu perasaan sendu atau sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak
dan fungsi tubuh. Mulai dari perasaan murung sedikit sampai pada keadaan tak berdaya.
Teori kognisi depresi Aaron Beck dalam Wilkinson 1995:35 menjelaskan bahwa rasa sedih yang berlebihan, memperburuk keadaan serta
memelihara kondisi kesedihan tersebut merupakan penyebab utama depresi. Dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki pandangan negatif terhadap
dirinya, dunia, dan masa depan, kemungkinan lebih mudah menderita penyakit depresi daripada orang yang memiliki pandangan lebih positif.
Hadi Pranowo 2004:32 mengatakan bahwa untuk menemukan penyebab depresi kadang-kadang sulit sekali karena ada sejumlah penyebab dan mungkin
beberapa diantaranya bekerja pada saat yang sama. Namun dari sekian banyak penyebab dapatlah disebutkan bahwa salah satu penyebab depresi ialah karena
kehilangan. Novel 100 Kai Naku Koto menceritakan tentang lika-liku kehidupan
seorang pemuda yang bernama Fujii saat berada di Tokyo. Fujii yang pada mulanya memiliki kehidupan normal dan bahkan akan memulai kehidupan baru
yang lebih bahagia dengan menikahi kekasihnya yang bernama Yoshimi, namun pada akhirnya harus menerima kenyataan pahit atas peristiwa meninggalnya
Yoshimi. Fujii juga mengalami kejadian menyedihkan lain didalam hidupnya.
Peristiwa-peristiwa menyedihkan yang dialami Fujii dalam hidupnya tersebut
Universitas Sumatera Utara
merupakan jalan hidup yang tidak mudah dilalui sehingga membuat Fujii mengalami beban psikologis berupa depresi.
Penulis memilih untuk menganalisis novel karangan Nakamura Kou karena pada novel 100 Kai Naku Koto ini menceritakan tentang kerasnya
kehidupan yang dialami tokoh utama Fujii saat hidup merantau di Tokyo. Penulis sangat tertarik dengan sikap Fujii dalam menghadapi cobaan dalam hidupnya.
Tidak sedikit orang akan merasa putus asa apabila dihadapkan dengan cobaan ataupun musibah yang datang silih berganti dalam hidupnya. Bahkan ada
yang sampai mencoba untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Jepang adalah negara yang dikenal dengan tingkat bunuh diri yang tinggi, namun tokoh
Fujii mampu bertahan dan memilih untuk tetap menjalani hidupnyameskipun dalam proses untuk mendapatkan ketegaran hidup tersebut Fujii mengalami
kesedihan yang luar biasa sehingga membuatnya stress dan depresi. Sebelum merantau ke Tokyo, Fujii adalah seorang pemuda desa yang
cenderung tidak suka bersosialisasi. Setiap hari Fujii hanya menghabiskan waktu dengan mengerjakan soal-soal latihan ujian masuk Universitas di dalam
kamarnya. Sesekali Fujii pergi ke perpustakaan untuk membaca buku sendirian.Masyarakat Jepang menyebut fenomena menarik diri dan mengurung
diri dari kehidupan sosial ini dengan istilah Hikikomori. Hikikomori adalah istilah jepang untuk sebutan terhadap orang yang
menyendiri dan mengisolasi diri dari lingkungan sosial disekitarnya. Ciri-ciri orang yang Hikikomori dintaranya ialah, jarang keluar rumah dan lebih suka
berada didalam rumah, mereka keluar rumah hanya disaat yang penting saja, secara jelas menghindar dari situasi sosial, mempunyai teman yang sedikit sebab
Universitas Sumatera Utara
mereka sulit mendapatkan teman karena sifatnya yang pendiam dan tidak banyak bicara.luphanime.wordpress.comtagarti-hikikomori.
Pada dasarnya setiap orang memiliki alasan tersendiri hingga akhirnya memutuskan untuk mengisolasi diri dari masyarakat luar. Fujii yang sangat ingin
melanjutkan pendidikannya di Tokyo, memilih untuk menarik diri dari masyarakat sosial agar bisa fokus belajar dan bisa lulus masuk Universitas di
Tokyo. Setelah Fujii tinggal di Tokyo, ia mulai membuka diri dan memiliki kekasih yang bernama Yoshimi.Fujii juga memiliki beban pekerjaan yang tetap
harus ditanggungnya meski dalam keadaan duka. Fujii dituntut untuk tetap bersikap profesional dan berkonsentrasi dalam menyelesaikan pekerjaan
kantornya. Seperti yang kita ketahui, Jepang adalah Negara yang tekun dan pekerja keras dalam bekerja. Hal ini juga merupakan faktor penyebab yang
membuat Fujii merasa sangat tertekan sehingga membuatnya semakin stress dan depresi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk menganalisis beban psikologis yang dialami tokoh utama pada novel tersebut. Untuk itu penulis
mengambil judul: “Analisis Psikologis Tokoh Utama dalam Novel 100 Kai Naku Koto Karya Nakamura Kou”.
1. 2 Rumusan Masalah
Setiap manusia akan mengalami kondisi yang berbeda-beda dalam menjalankan kehidupannya. Akan tetapi tidak semua manusia bisa mengambil
pelajaran positif dari pengalaman hidup yang mereka alami, tak sedikit dari kita bahkan mengalami stress dan depresi sehingga menimbulkan anggapan bahwa
Universitas Sumatera Utara
masalah kehidupan adalah sebuah tekanan hidup yang berat. Sama halnya seperti yang dihadapi Fujii yang menjadi tokoh utama pada novel ini.
Semasa remaja, Fujii adalah seorang pemuda desa yang suka menyendiri. Fujii cenderung tidak suka bersosialisasi terhadap dunia luar. Fenomena ini
dikenal dengan istilah Hikikomori. Setiap hari Fujii menghabiskan waktunya dengan mengerjakan soal-soal latihan ujian masuk Universitas di dalam kamarnya
seorang diri. Sesekali ia pergi sendirian keluar rumah menuju perpustakaan untuk membaca buku. Hari-harinya hanya dihabiskannya sendiri. Fujii hanya
bersosialisasi dengan keluarganya saja. Setelah Fujii dinyatakan lulus masuk Universitas, ia kemudian pergi
merantau seorang diri ke Tokyo. Setelah menjalani hidup di Tokyo, Fujii mulai membuka diri dan mulai bergaul hingga pada akhirnya ia mendapatkan seorang
kekasih yang bernama Yoshimi. Fujii merasa hidupnya mulai bahagia dan tidak merasa kesepian lagi. Fujii juga merupakan sosok pemuda pekerja keras dan tidak
mudah putus asa. Setelah menjalani hubungan pacaran bertahun-tahun dengan Yoshimi, Fujii berniat akan melamar kekasih hatinya tersebut. Namun sebelum
memulai kehidupan rumah tangga yang sebenar-benarnya, Fujii dan Yoshimi memutuskan untuk tinggal bersama selama 1 tahun sebagai proses latihan. Akan
tetapi disaat kehidupan Fujii semakin bahagia, Yoshimi menderita penyakit dan pada akhirnya meninggal dunia. Fujii merasa sangat sedih atas kehilangan
kekasihnya tersebut. Setelah mengalami kejadian menyedihkan tersebut, Fujii kembali
mendapatkan cobaan hidup yaitu kehilangan anjing kesayangannya. Cobaan- cobaan kehidupan yang dialami Fujii tersebut membuat Fujii depresi. Ditambah
Universitas Sumatera Utara
lagi beban pekerjaan yang harus ditanggung Fujii selama ini. Meski dalam suasana berkabung, Fujii dituntut harus tetap berkonsentrasi dan tetap bersikap
profesional dalam menjalani tanggung jawab pekerjaannya. Hal ini semakin membuatnya stress dan depresi. Akan tetapi, Fujii mencoba tetap tegar dan
berusaha menata hidupnya kembali dengan susah payah. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengangkat
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian skripsi ini, yaitu : 1.
Apakah yang menyebabkan tokoh utama dalam novel 100 Kai Naku Koto Karya Nakamura Kou mengalami gangguan psikologis?
2. Gangguan psikologis seperti apakah yang dialami oleh tokoh utama
yang diungkapkan oleh Nakamura Kou dalam novel 100 Kai Naku Koto?
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan