Kajian Psikologis Sastra TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL, STUDI PSIKOLOGIS SASTRA,

2.2.3 Latar Sosial

Menurut Burhan Nurgiyantoro 2009: 233-234, Latar sosial-budaya menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks, dapat berupa kebiasaan hidup, ada istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap. Disamping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, atau atas. Latar sosial yang digambarkan pengarang Nakamura Kou dalam novel 100 Kai Naku Koto adalah ketika Jepang sudah menjadi negara maju, modern dan memiliki tingkat kesibukan yang tinggi. Ini terlihat dari keseharian tokoh Fujii yang sering bekerja lembur dan dituntut untuk bekerja cepat, serta dari keadaan Tokyo yang sudah modern dengan bangunan yang tinggi, rumah sakit yang memiliki alat-alat canggih, serta keadaan stasiun kereta api yang selalu padat dan super sibuk. Novel ini secara keseluruhan menceritakan perjuangan kisah cinta Fujii dalam menjaga dan merawat kekasihnya Yoshimi yang menderita penyakit Kanker.

2.3 Kajian Psikologis Sastra

Karya sastra, baik novel, drama, dan puisi, di zaman modern ini sarat dengan unsur-unsur psikologi sebagai manifestasi kejiwaan pengarang, para tokoh fiksional dalam kisahan, dan pembacanya Minderop, 2010: 53. Universitas Sumatera Utara Menurut Abu Ahmadi 1979:1 psikologi berasal dari perkataan Yunani psyche yang artinya jiwa, dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etiologis menurut arti kata psikologis artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya. Menurut Bimo Walgito 1997:9, psikologi merupakan ilmu yang menyelidiki serta mempelajari tentang tingkah laku dan aktivitas-aktivitas manusia. Tingkah laku aktivitas manusia tersebut merupakan manifestasi dari kehidupan jiwanya.Jiwa tidak dapat dilihat, diraba, ataupun disentuh. Jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak yang hanya dapat dipahami melalui hasil yang ditimbulkan dari tingkah laku dan aktivitas yang dilakukan. Menurut Atar Semi 1989:46, pendekatan psikologi adalah penelaahan sastra yang menekankan pada segi-segi psikologis yang terdapat dalam suatu karya sastra. Segi-segi psikologis ini mendapat perhatian dalam penelaahan dan penelitian sastra karena timbulnya kesadaran pengarang yang dengan sendirinya juga menjadi kritikus sastra. Dapat dikatakan bahwa psikologi sastra merupakan salah satu pendekatan sastra yang menekankan pada segi-segi kejiwaan yang dideskripsikan melalui tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya sastra, dimana tokoh-tokoh tersebut hanya ditampilkan secara fiksi. Dengan demikian dapat dilakukan kajian lintas disiplin ilmu antara sastra dan psikologi, karena psikologi dan karya sastra memiliki hubungan fungsional yakni sama-sama berguna untuk sarana mempelajari keadaan kejiwaan orang lain. Menurut Ratna 2004:350, “Psikologi sastra adalah analisis teks dengan mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologis”. Artinya, psikologi Universitas Sumatera Utara turut berperan penting dalam penganalisisan sebuah karya sastr dengan bekerja dari sudut kejiwaan karya sastra tersebut baik dari unsur pengarang, tokoh, maupun pembacanya. Dengan dipusatkannya perhatian pada tokoh-tokoh, maka akan dapat dianalisis konflik batin yang terkandung dalam karya sastra. Secara umum dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sastra dan psikologi sangat erat hingga melebur dan melahirkan ilmu baru yang disebut dengan “Psikologi Sastra”. Artinya, dengan meneliti sebuah karya sastra melalui pendekatan psikologi sastra, secara tidak langsung kita telah membicarakan psikologi karena dunia sastra tidak dapat dipisahkan dengan nilai kejiwaan yang mungkin tersirat dalam karya sastra tersebut. Wellek dan Warren 1995:90 mengungkapkan bahwa istilah psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan pengertian. Pertama, studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Kedua, psikologi sastra merupakan studi proses kreatif. Ketiga, psikologi sastra merupakan studi tipe dan hukum- hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra. Keempat, psikologi sastra merupakan studi yang mempelajari dampak sastra pada pembaca. Karya sastra yang baik adalah karya sastra yang mampu menggambarkan kekacauan batin manusia, karena hakekat manusia itu adalah perjuangan dalam menghadapi kekalutan batinnya sendiri baik yang terlihat gejalanya dari luar maupun yang tidak terlihat. Oleh karena itu, kajian tokoh harus ditekankan pada aspek kejiwaan dan tentu saja tidak lepas dari teori psikologi. Universitas Sumatera Utara

2.4 Kognisi Depresi Aaron Beck