2.4 Kognisi Depresi Aaron Beck
Aaron Temkin Beck adalah seorang Psikiater yang lahir di Providence, Rode Island. Beck menyelesaikan BA di Brown University dan mendapatkan
M.D. dalam bidang Psychiatry di Yale University pada tahun 1964. Pada awalnya Beck adalah seorang psychoanalyst dan banyak melakukan research on the
psychoanalytic treatment of depression. Kemudian Beck mulai mempelajari pendekatan kognitif sebagai treatment bagi mereka penderita depresi. Beck
memformulasikan teori kognitif untuk gangguan depresi dan melakukan observasi klinis dan studi empiris terhadap pikiran dan keyakinan para penderita depresi.
Beck mencatat bahwa pola pikir orang yang mengalami depresi ditandai dengan cara pandang yang negatif terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkugannya.
Beck menyatakan bahwa pikiran-pikiran negatif tersebut adalah hasil dari bias dalam proses informasi yang pada akhirnya mengakibatkan kesimpulan yang bias
pula. Sebagai makhluk hidup yang berakal manusia pasti memiliki berbagai
masalah dalam hidupnya. Dalam menghadapi berbagai masalah hidup tersebut, tak sedikit pula kita akan mengalami suatu kondisi yang disebut depresi. Depresi
adalah suatu perasaan sendu atau sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh. Mulai dari perasaan murung sedikit
sampai pada keadaan tak berdaya Jonatan Trisna dalam Hadi Pranowo, 2004:15. Enos D. Martindalam Wilkinson 1995:24 menyebutkan beberapa
jenis depresi yaitu: 1.
Normal Grief Reaction rasa sedih sebagai reaksi normal atas suatu ‘kehilangan’. Jenis ini juga disebut depresi exogenous depresi raktif.
Universitas Sumatera Utara
Depresi ini terjadi karena faktor dari dalam dirinya umumnya sebagai reaksi dari ‘kehilangan’ sesuatu atau seseorang, misalnya pension,
kematian seseorang yang sangat dikasihi, dll. 2.
Endogenous Depression. Penyebabnya datang dari dalam tetapi belum jelas. Bisa karena gangguan hormon, gangguan kimia dalam otak atau
susunan saraf. Sering terjadi secara bertahap cyclical. 3.
Neurotic Depression depresi neurotik. Depresi ini terjadi setelah mengalami peristiwa menyedihkan tetapi yang jauh lebih berat daripada
biasanya. Depresi pada tahap ini terjadi apabila depresi reaktif tidak terselesaikan secara baik dan tuntas. Depresi ini merupakan respon
terhadap stress dan kecemasan yang telah ditimbun untuk waktu yang lama. Penderitanya bisa merasa gelisah, cemas dan sekaligus merasa
depresi. Hadi Pranowo 2004:32 mengatakan bahwa untuk menemukan penyebab
depresi kadang-kadang sulit sekali karena ada sejumlah penyebab dan mungkin beberapa diantaranya bekerja pada saat yang sama. Namun dari sekian banyak
penyebab depresi tersebut dapatlah disimpulkan beberapa faktor utama yang mempengaruhi depresi yaitu:
1. Karena kehilangan. Kehilangan merupakan faktor utama yang mendasari
depresi. Archibald Hart menyebutkan empat macam kehilangan yaitu: - Kehilangan abstrak yaitu kehilangan harga diri, kasih sayang,
harapan atau ambisi. - Kehilangan sesuatu yang konkrit misalnya rumah,mobil,
orang atau bahkan binatang kesayangan.
Universitas Sumatera Utara
- Kehilangan hal yang bersifat khayal, tanpa fakta mungkin tapi ia
merasa tidak disukai atau dipergunjingkan orang lain. -
Kehilangan sesuatu yang belum tentu hilang seperti kekhawatiran saat menunggu hasil tes kesehatan atau menunggu
hasil tes ujian. 2.
Reaksi terhadap stress. 85 depresi ditimbulkan oleh stress dalam hidup. 3.
Kondisi kesehatan. Terlalu lelah dan capek karena pengurasan tenaga baik secara fisik maupun emosi. Selain itu seperti kanker, jantung, masalah tiroid,
sakit kronis, dan lain sebagainya. 4.
Gangguan atau serangan dari kuasa kegelapan dan makhluk halus. 5.
Trauma dan kesedihan terhadap peristiwa buruk. Trauma, seperti kekerasan atau penganiayaan fisik atau emosional bisa memicu depresi. Duka setelah
kematian seorang teman atau orang yang dicintai yang berlarut-larut dapat menyebabkan depresi.
6. Obat-obatan dan zat terlarang. Banyak resep obat yang dapat menyebabkan
gejala depresi. Hal ini bukannya meperbaiki kondisi seseorang, tapi malah meperburuk. Alcohol atau penyalahgunaan zat terlarang pada umumnya juga
dapat menyebabkan orang depresi. Stuart Gail W dalam http:muhashidayatasis.blogspot.com201108
gangguan-alam-perasaan.html juga mengatakan ada empat sumber utama penyebab depresistress yang dapat mencetuskan gangguan alam perasaan:
a. Kehilangan keterikatan, yang nyata atau yang dibayangkan, termasuk kehilangan cinta, seseorang, fungsi fisik, kedudukan, atau harga diri.
Universitas Sumatera Utara
b. Peristiwa besar dalam kehidupan sering dilaporkan sebagai pendahulu episode depresi dan mempengaruhi masalah-masalah individu saat ini.
c. Ketegangan peran memengaruhi perkembangan depresi, terutama pada wanita.
d. Perubahan fisiologis yang diakibatkan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit fisik seperti infeksi, neoplasma, ketidakseimbangan
metabolik dapat mencetuskan gangguan alam perasaan. Bermacam- macam obat anthipertensi dan penyalahgunaan zat adiktif adalah faktor
pencetus yang lazim. Kebanyakan penyakit kronik yang melemahkan tubuh juga sering disertai dengan depresi.
Pada umumnya penderita depresi dapat dikenali melalui beberapa gejala, misalnya:
1. Secara fisik mereka memiliki beberapa gangguan seperti: gerakan jadi
lamban, tidur tidak nyenyak, nafsu makan menurun atau bahkan meningkat, gairah seksual menurun bahkan bisa hilang sama sekali.
Pusing, mulut kering, jantung berdebar cepat biasanya menyertai penderita depresi.
2. Kehilangan perspektif dalam hidup. Pandangannya terhadap
hidup,pekerjaan dan keluarga menjadi kabur. Aaron Beck menggambarkan hal ini sebagai “segi tiga kognitif dari depresi”. Segi
tiga kgnitif tersebut adalah: a. Pandangan negatif terhadap dunialingkungan: cenderung melihat
kekalahan, kerugian dan penghinaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Pandangan negatif terhadap diri sendiri: menganggap diri kurang baik, tidaklayak dan tidak berharga.
c. Pandangannegatif terhadap masa depan: penuh dengan kesukaran, frustasi dan kerugian.
3. Perasaan yang berubah-ubah dan sulit dikendalikan. Berbagai perasaan
seperti putus asa, kehilangan harapan, sedih, cemas, rasa bersalah, apatis, marah dan sering muncul tak menentu dan menciptakan suasana
hampa dan mati. 4.
Beberapa gejala psikologis seperti kehilangan harga diri, menjauhkan diri dari masalah atau hidupnya sendiri bahkan menjadi peka secara
berlebihan sering dialami oleh mereka yang mengalami depresi. 5.
Pikiran dilusi. Pada depresi yang sangat parah muncul pikiran-pikiran dilusi yang bisa merugikan, misalnya “seseorang akan membunuh saya”
atau “seseorang akan meracuni saya”. Dalam
http:id.wikipedia.orgwikiDepresi_Psikologi dikatakan bahwa menurut Diagnostic and Statistical Manual IV – Text Revision DSM IV-TR
American Psychiatric Association, 2000, seseorang menderita gangguan depresi jika lima atau lebih gejala dibawah telah ada selama periode dua minggu dan
merupakan perubahan dari keadaan biasa seseorang, sekurangnya salah satu gejala harus 1 emosi depresi atau 2 kehilangan minat atau kemampuan menikmati
sesuatu. 1. Keadaan emosi depresitertekan sebagian besar waktu dalam satu hari,
hampir setiap hari, yang ditandai oleh laporan subjektif misal: rasa
Universitas Sumatera Utara
sedih atau hampa atau pengamatan orang lain misal: terlihat seperti ingin menangis.
2. Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari
ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain. 3. Hilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau
bertambahnya berat badan secara signifikan misal: perubahan berat badan lebih dari 5 berat badan sebelumnya dalam satu bulan.
4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari 5. Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari dapat
diamati oleh orang lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat.
6. Perasaan lelah atau kehilangan kakuatan hampir setiap hari. 7. Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau
tidak wajar bisa merupakan delusi hampir setiap hari. 8. Berkurangnya kemampuan untuk berfikir atau berkonsentrasi, atau sulit
membuat keputusan, hampir setiap hari ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain.
9. Berulang-kali muncul pikiran akan kematian bukan hanya takut mati, berulang-kali muncul pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas,
atau usaha bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Gejala-gejala tersebut juga harus menyebabkan gangguan jiwa yang cukup besar dan signifikan sehingga menyebabkan gangguan nyata dalam kehidupan
sosial, pekerjaan atau area penting dalam kehidupan seseorang. Beck dalam Wilkinson 1995:26 mengatakan banyak orang beranggapan
bahwa pikiran yang sedih lebih merupakan akibat dari penyebab satu depresi. Namun, baru-baru ini telah dikemukakan bahwa gagasan itu sendiri kognisi
depresif yang merupakan penyebab utama depresi, atau yang memperburuk keadaan dan memelihara kondisi tersebut. Jadi, seseorang yang mempunyai
pandangan negatif terhadap dirinya, dunia, dan masa depan kemungkinan lebih mudah menderita penyakit depresi daripada orang yang mempunyai pandangan
lebih positif. Kognisi depresi dapat dibagi menjadi tiga bagian:
1. Pikiran, misalnya “saya gagal sebagai orang tua”.
2. Harapan, misalnya “saya tidak bahagia kecuali semua orang
menyukai saya”. 3.
Distorsi, misalnya menarik kesimpulan tanpa ada bukti. “Orang tidak suka bicara dengan saya karena saya membosankan”.
Dalam http:scribd.comcomdoc49313688PENDEKATAN-TERAPI-
KOGNITIF.html dikatakan bahwa teori kognitif Aaron Beck juga menghubungkan pengembangan depresi dengan adopsi dari cara berfikir yang
terdistorsi secara negatif di awal kehidupannya. Konsep ini dikenal dengan istilah ‘segi tiga kognitif dari depresi’ cognitive triad of depression. Aspek dari segi
tiga tersebut adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Pandangan negatif tentang diri sendiri, seperti memandang diri sendiri tidak berharga, penuh kekurangan, tidak adequte, tidak dapat dicintai,
dan kurang memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai kebahagiaan.
b. Pandangan negatif terhadap lingkungan,seperti memandang lingkungan memaksakan tuntutan yang berlebihan atau memberikan hambatan yang
tidak mungkin diatasi sehingga terus-menerus menyebabkan kegagalan dan kehilangan.
c. Pandangan negatif terhadap masa depan, seperti memandang masa depan tanpa harapan dan meyakini bahwa dirinya tidak mempunyai
kekuatan untuk mengubah hal itu menjadi lebih baik. Memandang masa depan hanyalah kegagalan dan kesedihan yang berkelanjutan serta
kesulitan yang tidak pernah selesai. Berbagai jenis distorsi kognitif yang diasosiasikan dengan depresi:
a. Cara berfikir “semua atau tidak sama sekali”, memandang kejadian secara
hitam putih. Yang ada hanya benar-salah atau baik-buruk. b.
Generalisasi yang berlebihan, mempercayai bahwa bila suatu peristiwa negatif terjadi maka hal itu cenderung akan terjadi lagi pada situasi yang
serupa dimasa depan. c.
Filter mental, berfokus hanya pada detail-detail negatif dari suatu peristiwa dan dengan sendirinya menolak unsur-unsur positif dari semua yang pernah
dialami. d.
Mendiskualifikasikan hal-hal positif.
Universitas Sumatera Utara
e. Tergesa-gesa membuat kesimpulan, membentuk interpretasi negatif
mengenai suatu peristiwa meskipun kurang bukti. f.
Membesar-besarkan suatu kesalahannya dan mengecilkan suatu kebaikannya.
g. Penalaran emosional, menginterpretasikan perasaan dan peristiwa
berdasarkan emosi dan bukan pada pertimbangan-pertimbangan rasional berdasarkan bukti yang ada.
h. Pernyataan-pernyataan keharusan, menciptakan perintah personal. Dengan
menciptakan harapan yang tidak realistis dapat menyebabkan seseorang menjadi depresi saat gagal mencapainya.
i. Memberi label dan salah melebel, meletakkan lebel negatif pada diri
sendiri dan orang lain. j.
Melakukan personalisasi, kecenderungan untuk mengkonsumsi bahwa diri kita bertanggung jawab atas masalah dan perilaku orang lain.
Berangkat dari teori Aaron Beck dan teori depresi dari pakar psikologis lain yang mendukung penelitian inilah penulis akan menganalisis penyebab
gangguan psikologis dan gangguan psikologis apa yang dialami oleh tokoh utama Fujii dalam novel 100 Kai Naku Koto yang digambarkan oleh Nakamura Kou
sebagai pengarang novel ini.
2.5 Riwayat Hidup Nakamura Kou