27
1. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha
perdagangan atau jasa yang dalam usahanya:
a.
Menggunakan sarana atau prasarana yang dapat dibongkar pasang, baik yang menetap maupun yang tidak menetap.
b.
Menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum yang tidak diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan.
Contoh: Pedagang keliling, pedagang asongan, warung tenda di area kaki lima, dan sejenisnya.
2. Wajib Pajak Badan
a.
Badan Usaha Tetap BUT.
b.
Wajib pajak badan yang belum beroperasi secara komersial.
c.
Wajib pajak badan yang dalam jangka waktu satu tahun sejak beroperasi secara komersial memperoleh peredaran bruto melebihi
Rp 4.800.000.000 empat miliar delapan ratus juta rupiah.
2.3.5 Tarif dan Dasar Pengenaan PP Nomor 46 Tahun 2013
Berdasarkan Pasal 3 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 ini, besaran tarif Pajak Penghasilan yang bersifat final adalah sebesar
1 satu persen. Pengenaan Pajak Penghasilan tersebut didasarkan pada peredaran bruto dari usaha dalam 1 satu tahun dari Tahun Pajak Terakhir
sebelum Tahun Pajak yang bersangkutan. Apabila Peredaran bruto kumulatif Wajib Pajak pada suatu bulan
telah melebihi jumlah Rp 4.800.000.000 empat miliar delapan ratus juta rupiah dalam suatu tahun pajak, wajib pajak tersebut tetap dikenai tarif
pajak penghasilan yang telah ditentukan berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah ini sampai dengan akhir tahun pajak yang bersangkutan Pasal 3
ayat 3 PP Nomor 46 Tahun 2013. Dalam hal peredaran bruto wajib pajak telah melebihi jumlah Rp
4.800.000.000 empat miliar delapan ratus juta rupiah pada suatu tahun pajak, atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak tersebut
Universitas Sumatera Utara
28
pada tahun pajak berikutnya dikenai tarif pajak penghasilan berdasarkan undang - undang Nomor 36 Tahun 2008 pasal 17 ayat 1.
OMSET Rp 4.800.000.000 = TARIF 1 X OMSET BULAN
2.3.6 Perbedaan PPh Final PP 46 Tahun 2013 dengan PPh Undang –
undang Nomor 36 Pasal 17 Tahun 2008
Ada beberapa perbedaan diantara PPh Final Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 dengan PPh undang-undang nomor 36 Pasal 17
tahun 2008, yaitu :
Tabel 2.1 Perbedaan PP 46 Tahun 2013 dengan Undang-undang Nomor 36 tahun
2008 PPh Final PP 46 Tahun 2013
PPh Undang -undang nomor 36 pasal 17 Tahun 2008
Kriteria Wajib Pajak dibatasi Kriteria tidak dibatasi
PPh Bersifat Final PPh tidak bersifat Final
Omset sampai dengan Rp 4.800.000.000
Omset tidak dibatasi
Tidak menggunakan Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP
Menggunakan Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP
Menggunakan tarif tunggal 1 Menggunakan tarif berlapis sesuai
dengan Lapisan Penghasilan Kena Pajaknya
Universitas Sumatera Utara
29
Tabel 2.2 Tarif Pasal 17 ayat 1 Huruf a
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif
Rp 0 s.d. Rp 50.000.000 5
Rp 50.000.000 s.d. Rp 250.000.000 15
Rp 250.000.000 s.d. Rp 500.000.000 25
Di atas Rp 500.000.000 30
Dari tabel di atas, terlihat jelas perbedaan antara pajak penghasilan sesuai PP 46 dengan pajak penghasilan sesuai UU PPh. Dengan demikian,
diharapkan PP 46 ini dapat semakin meningkatkan pertumbuhan wajib pajak dan penerimaan pajak.
2.4 Penelitian Terdahulu