25
Tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima
atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu.
2.3.3 Objek Pajak PP Nomor 46 Tahun 2013
Menurut PP Nomor 46 Tahun 2013, objek pajaknya adalah penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak dengan
peredaran bruto omzet yang tidak melebihi Rp 4.800.000.000 empat miliar delapan ratus juta rupiah dalam 1 satu tahun pajak.
Peredaran bruto omzet merupakan jumlah peredaran bruto semua geraioutletoutlet atau sejenisnya baik pusat maupun cabangnya. Usaha ini
meliputi usaha dagang dan jasa seperti misalnya tokolos kelontongkios, pakaian, elektronik, bengkel, penjahit, warungrumah makan, salon, dan
usaha lainnya. Menurut pasal 3 ayat 2 PMK Nomor 107PMK.0112013, yang
bukan objek pajak PP Nomor 46 Tahun 2013 adalah: 1.
Penghasilan dari usaha jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas. 2.
Penghasilan dari usaha yang dikenakan PPh Final Pasal 4 ayat 2 seperti:
a.
Sewa kamar kos.
b.
Sewa rumah
c.
Jasa konstruksi baik dibidang perencanaan, pelaksanaan, maupun pengawasan.
d.
PPh usaha migas. 3.
Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri. 4.
Penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.
Universitas Sumatera Utara
26
2.3.4 Subjek Pajak Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
Wajib pajak yang dapat dikenai Pajak Penghasilan dengan tarif sesuai PP Nomor 46 Tahun 2013 adalah wajib pajak yang memiliki
peredaran bruto tertentu dengan kriteria sesuai dengan Pasal 2 ayat 2 PP 46 adalah sebagai berikut:
1. Wajib pajak orang pribadi atau wajib pajak badan tidak termasuk
bentuk usaha tetap, dan 2.
Menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak
melebih Rp 4.800.000.000 empat miliar delapan ratus juta rupiah dalam 1 satu Tahun Pajak.
Menurut Pasal 2 ayat 3 PMK Nomor 107PMK.0112013, jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas meliputi:
1. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari
pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan akuaris;
2. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,
bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawanperagawati, pemain drama, dan penari;
3. Olahragawan;
4. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator;
5. Pengarang, peneliti, dan penerjemah;
6. Agen iklan;
7. Pengawas atau pengelola proyek;
8. Perantara;
9. Petugas penjaja barang dagangan;
10. Agen asuransi, dan
11. Distributor perusahaan pemasaran berjenjang multilevel marketing
atau penjualan langsung direct selling dan kegiatan sejenis lainnya.
Tidak semua wajib pajak baik orang pribadi maupun badan dapat menjadi bagian wajib pajak berdasarkan Peraturan Pemerintah ini. Adapun
wajib pajak yang bukan subjek pajak menurut Pasal 2 ayat 3 dan 4 PP Nomor 46 Tahun 2013, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
27
1. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha
perdagangan atau jasa yang dalam usahanya:
a.
Menggunakan sarana atau prasarana yang dapat dibongkar pasang, baik yang menetap maupun yang tidak menetap.
b.
Menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum yang tidak diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan.
Contoh: Pedagang keliling, pedagang asongan, warung tenda di area kaki lima, dan sejenisnya.
2. Wajib Pajak Badan
a.
Badan Usaha Tetap BUT.
b.
Wajib pajak badan yang belum beroperasi secara komersial.
c.
Wajib pajak badan yang dalam jangka waktu satu tahun sejak beroperasi secara komersial memperoleh peredaran bruto melebihi
Rp 4.800.000.000 empat miliar delapan ratus juta rupiah.
2.3.5 Tarif dan Dasar Pengenaan PP Nomor 46 Tahun 2013