4.2 Bentuk, Fungsi, dan Makna Yang Terkandung Pada Tanda Upacara Sulang-sulang Pahompu
Berdasarkan hasil penelitian, ada 10 simbol yang ditemukan dalam upacara Sulang-sulang Pahompu. Adapun simbol yang yang terdapat dalam upacara Sulang-sulang Pahompu adalah sebagai berikut:
4.2.1 Tudu-tudu Sipanganon
BENTUK FUNGSI
MAKNA
Gambar : Tudu-tudu Sipanganon
Tudu-tudu sipanganon adalah bagian-bagian Tudu-tudu sipanganon memiliki
fungsi nilai sosial yang sangat tinggi yaitu simbol
penghormatan tertinggi kepada hula-hula, disamping untuk
menghormati pihak Hula-hula, Tudu-tudu sipanganon berfungsi
untuk menjaga hubungan ikatan Dalam etnik Batak Toba sudah
menjadi keharusan hasuhuton paranak
memberikan tudu-tudu
sipanganon kepada
hasuhuton parboruHula-hula, karena melalui
penyampain tudu-tudu sipanganon tersebutlah mereka bisa
menyampaikan dan meminta
Universitas Sumatera Utara
tubuh tertentu hewan sembelihan yang diletakkan dalam suatu pinggan panganan sebagai simbol
penghormatan HasuhutonParanak
kepada undangannya khususnya Hula-hula.Pada simbol
Tudu-tudu sipanganon terdapat beberapa bagaian potongan daging yang akan dibagi-bagikan
sebagai jambar untuk beberapa pihak yang berhak menerimanya dan yang menerima jambar tersebut
sudah ditentukan. Jenis hewan yang disembelih untuk Tudu-
tudu Sipanganon ada 3 jenis yaitu Namarmiak- miak jenis hewan babi, Sigagat duhut kambing
dan lembu, dan Gajah bataksitingko tandukkerbau. Jenis hewan yang dijadikan
keluarga dengan Hasuhuton parboruhula-hula. Pada etnik
Batak Toba tudu-sipanganon tidak hanya dipergunakan pada
upacara Sulang-sulang Pahompu, akan tetapi pada
setiap upacara adat batak yang membutuhkan Tudu-tudu
sipanganon, misalnya upacara Tardidi, Marmasuk Jabu,
Kelahiran, Pernikahan, dll. permohonan doa atau berkat kepada
hula-hulanya. Tudu-tudu sipanganon juga bermakna sebagai simbol
penghormatan atau untuk merhargai hula-hula, karena dalam etnik Batak
Toba tudu-tudu sipanganon merupakan simbol penghormatan
yang tertinggi yang bisa diberikan kepada hula-hula, baik orang kaya
atau orang miskin yang diberikan kepada hula-hulanya sebagai tanda
penghormatan adalah tudu-tudu sipanganon.
Universitas Sumatera Utara
sebagai Tudu-tudu Sipanganon pada dasarnya disesuaikan dengan keadaan ekonomi keluarga
yang melaksanakan upacara adat tersebut. Untuk jenis hewan Namarmiak-miak biasanya sering
pergunakan bagi golongan masyarakat yang berkecukupan dalam hal ekonomi, sedangkan
jenis hewan Sigagat duhut dan
Gajah bataksitingko tanduk sering dipergunakan oleh
golongan masyarakat menengah dan golongan masyarakat atas.
Universitas Sumatera Utara
Secara simbolik tudu-tudu sipanganon secara khusus terlebih dahulu disajikan dihadapan rombongan hasuhuton parboru, karena dalam upacara
Sulang-sulang Pahompu, Hula-hula yang memiliki peran yang sangat penting adalah hasuhuton parboru.
Adapun bagaian-bagian potongan dari Tudu-tudu Sipanganon yang akan dibagikan sebagai jambar adalah sebagai berikut:
1. Namarngingi parsiamun
Namarngingi parsiamun adalah bagian wajah sebelah kanan hewan sembelihan tersebut.Namarngingi parsiamun diberikan kepada Bona
tulang, bona tulang ialah kelompok Hula-hula dari hasuhuton paranak. bona tulang merupakan Hula-hula 2 generasi diatas Hasuhuton Paranak,
atau tulang dari ompungkakek oleh hasuhuton paranak. Pemberian namarngingi parsiamun mengandung makna tertentu. Pemberian Jambar
tersebut menandakan hubungan kedekatan antara bona tulang dengan tulang, tulang adalah rombongan Hula-huladari hasuhuton paranak atau
keluarga saudara laki-laki dari orang tua ibu pelaksana upacara adat tersebut. Hubungan kedekatan antara bona tulang dengan tulang
berkaitan juga dengan jambar yang diberikan, dimana bona tulang akan diberikan namarngingi parsiamun sedangkan untuk tulang akan diberikan
Osang. Jika dilihat dari postur tubuh hewan sembelihan tersebut namarngingi dengan Osangdagu sangat berdekatan, dimana namarngingi
diatas Osang, hal tersebut manandakan bahwasanya bona tulang secara struktur keluarga lebih tinggi dari tulang.
Universitas Sumatera Utara
2. Namarngingi parhambirang
Namarngingi parhambirang atau wajah sebelah kiri dari hewan sembelihan juga akan dijadikan sebagai tudu-tudu sipanganon.
Namarngingi parhambirang akan diberikan kepada pihak boru. Dalam etnik Batak Toba boru adalah keluarga saudara perempuan pelaksana
upacara adat tersebut. Pemberian namarngingi parhambirang sangat mengandung makna yang sangat identik dengan budaya etnik Batak
Toba. Dalam upacara adat tersebut boru memiliki tugas yang sangat penting, karena secara tidak langsung borulah yang membantu pihak
hasuhuton paranak untuk menjalankan upacara Sulang-sulang Pahompu tersebut. Jadi dalam upacara adat tersebut diberikanlah namarngingi
parhambirang kepada boru sebagai simbol penghargaan atas segala kerja keras mereka untuk membantu pelaksanaan upacara Sulang-sulang
Pahompu tersebut. Pemberian namarngingiparhambirang kepada boru juga didasari atas posisi tempat duduk boru ketika upacara adat tersebut.
Dimana dalam etnik Batak Toba posisi tempat duduk boru ketika dalam upacara adat Boru selalu duduk disebelah kiri dari hasuhuton paranak.
3. TulanPaha
TulanPaha bagian tubuh jenis hewan tertentu yang dijadikan sebagai tudu-tudu sipanganon. Pada dasarnya tidak semua jenis hewan memiliki
tulanPaha untuk dijadikan nantinya sebagai tudu-tudu sipanganon, karena hanya jenis hewan tertentu dapat diambil tulanPaha-nya. Jenis
hewan yang dapat diambil Pahanya seperti lembu dan kerbau.
Universitas Sumatera Utara
Jika jenis hewan yang memiliki tulanPaha disembelih, maka ada 3 tiga macam jenis tulanPaha yang akan dibagikan sebagai jambar.
Adapun pembagian TulanPaha adalah sebagai berikut: A.
Tulan ganjang pertama Tulan ganjang merupakan bagai paha yang pajang, tulan ganjang
pertama pada umumnya diberikan kepada bona ni ari. Pemeberian tersebut menandakan struktur keluarga yang jelas, dimana bona ni ari
adalah salah satu rombonga Hula-hula paling tinggi. Posisi bona ni ari bisa ditentukan jika keluarga pelaksana upacara Sulang-sulang
Pahompu sudah memiliki 4-5 generasi ke atas terhitung mulai dari pelaksana upacara adat tersebut. Karena sudah dianggap jauhnya
hubungan keluarga dahulunya dengan bona ni ari, hal tersebutlah yang mendasari pemberian Tulan ganjang pertama kepada bona ni
ari. B.
Tulan ganjang kedua Pada umumnya tulan ganjang kedua akan diberikan kepada
parbonaan.Parbonaan adalah salah satu rombongan Hula-hula yang paling tertinggi setelah bona ni ari. Berdasarkan struktur keluarga,
jika dihitung mulai dari pelaksana upacara adat tersebut, maka posisi parbonaan berada pada 3 generasi diatas pelaksana upacara tersebut.
Dalam etnik Batak Toba pemberian tulan ganjang kedua kepada parbonaan menandakan adanya hubungan keluarga kepada
rombongan penerima Tulan ganjang tersebut, dan hubungan keluarga
Universitas Sumatera Utara
tersebut dinilai sudah sangat jauh diatas pelaksana upacara adat tersebut maka diberikanlah tulan ganjang tersebut.
C. Tulan pendek pertama
Tulan pendek atau paha dengan ukuran pendek, bagian paha yang berukuran pendek adalah paha kaki depan hewan yang disembelih.
Tulan pendek biasanya diberikan kepada bona tulang. Bona tulang merupakan kelompok Hula-hula dari hasuhuton paranak, jika dilihat
dari struktur keluarga kelompok bona tulang cenderung lebih dekat dengan kakeknenek dari pelaksana upacara Sulang-sulang Pahompu
tersebut. Dimana bona tulang ialah keluarga saudara laki-laki dari nenek pelaksana upacara adat tersebut.
Makna yang terkandung pada pemberian tulan pendek kepada bona tulang adalah sebagai tanda untuk menghormati kelompok bona
tulang tersebut karena bona tulang merupakan bagian dari rombongan Hula-hula. Pemberian tulan pendek tersebut juga menandakan bahwa
dari segi posisi struktur keluarga jika dibandingkan dengan bona ni ari dan juga parbonaan, bona tulang dianggap lebih dekat dengan
denganhasuhuton paranak. 4.
Somba
Somba atau tulang rusuk dari hewan yang disembelih yang dijadikan sebagai bagian dari tudu-tudu sipanganon. Pada umumnya somba diberikan kepada
bona ni arai, hula-hula naposo, dan juga kepada tulang rorobot. Hula-hula Naposo ialah rombongan Hula-hula atau keluarga mertua anak dari pelaksana
Universitas Sumatera Utara
upacara Sulang-sulang Pahompu tersebut. Sedangkan tulang rorobot ialah tulang si istri pelaksana upacara adat tersebut.
Somba atau rusuk dalam etnik Batak Toba menandakan bahwa rusuk merupakan termasuk bagian dalam tubuh hewan sembelihan tersebut. Jika di
ibaratkan dengan struktur suatu keluarga, sombarusuk artinya penerima Somba tersebut bona ni ari, hula-hula naposo, tulang rorobot merupakan
golongan rombongan Hula-hula yang jaraknya sudah dianggap jauh secara struktur keluarga kepada pihak pelaksana upacara Sulang-sulang Pahompu
tersebut. 5.
Osangdagu Osangdagu merupakan salah satu bagian dari tudu-tudu sipanganon.
Dalam upacara Sulang-sulang Pahompu penerima Osangdagu adalah pihak hasuhuton parboru atau pihak keluarga istri pelaksana upacara adat
tersebut. Dalam upacara Sulang-sulang Pahompu, pihak Hula-hula yang sangat berperan penting adalah pihak hasuhuton parboru, karena tujuan
pelaksanaan upacara adat tersebut adalah untuk pengukuhan pernikahan putri dari hasuhuton parboru sendiri. Jadi segala bentuk kewajiban adat
yang harus dilunasi hasuhuton paranak seperti batu sulang, pemberian Tudu-tudu sipanganon pada saat pesta adat tersebut akan diberikan
kepada hasuhuton parboru. Maka hal tersebutlah yang mendasari pemberian osangdagu kepada hasuhuton harboru sebagai jambar.
Makna yang terkandung pada osangdagu yang diberikan pada hasuhuton parboru sebagai simbol penghormatan kepada hasuhuton parboru, dan
Universitas Sumatera Utara
pada etnikBatak Toba juga beranggapan bahwa pada saat manortormenari hasuhuton paranak selalu maniukmembelai dagu
semua rombongan Hula-hula sebagai tanda menghormati mereka. 6.
Ihurekor Dalam suatu upacara adat jika jenis hewan sembelihan yang dijadikan
sebagai tudu-tudu sipanganon adalah jenis hewan namarmiak-miakbabi, maka bagian tubuh Ihurekor akan diberikan kepada tulang. Tulang
adalah keluarga laki-laki orangtuaibu dari pelaksana upacara adat tersebut. Makna pemberian Ihurekor kepada Tulang adalah sebagai
simbol bahwasanya peran tulang pada saat upacara adat tersebut adalah sebagai pelengkap, atau tulang hanya mengikuti hasuhuton parboru.
Dalam upacara Sulang-sulang Pamompu, hasuhuton parboru lah yang memiliki peran yang sang penting, namun tidak lepas juga dari peran
tulang sebagai Hula-hula pada upacara adat tersebut. 7.
Tanggo-tanggo Najagar
Tanggo-tanggo najagar adalah bagian dari tudu-tudu sipanganon yang dipotong dengan ukuran kecil yang diberikan kepada beberapa undangan
khusus seperti kumpulan marga, kumpulan jemaat gereja dll. Adapun tujuan dari pemberian tanggo-tanggo najagar tersebut adalah sebagai
bentuk ucapan terimakasih karena sudah menghadiri dan memberikan
hiburan pada saat acara pesta tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Dengke Saur