Pelaksanaan upacara Sulang-sulang Pahompu

Sama hal nya dengan pihak Hasuhuton Parboru, Hasuhuton Parboru juga akan melaksankan acara Martonggo raja dengan seluruh keluarga dan juga seluruh undangan mereka. Hasuhuton parboru akan menbicarakan seperti apa konsep acara yang akan dilaksankan, berapa ulos yang mereka berikan, sesuai yang telah dibicarakan dengan hasuhuton paranak sebelumnya. Dalam acara martonggo raja biasanya dimulai pada pukul 10:30 sampai dengan selesai. Pada tahapan ini karena mengudang banyak orang maka dalam acara ini memotong hewan untuk dimakan bersama.

4.1.4. Pelaksanaan upacara Sulang-sulang Pahompu

Pada tahap ini merupakan puncak dari seluruh tahapan Upacara Sulang- sulang pahompu. Semua yang di undang akan hadir pada pesta Upacara Sulang- sulang Pahompu. Pada tahap ini lah seluruh kewajiban adat-istiadat batak akan di laksanakan, seluruh kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan akan dilengkapi untuk memenuhi adat-istiadat batak. Semua prosesi-prosesi adat yang harus dilaksanakan akan dilakukan pada tahapan ini. Adapun tahapan yang terjadi pada pesta Sulang-sulang Pahompu antara lain : 1.Panomu-nomuon Panomu-nomuon adalah prosesi penyambutan seluruh undangan yang datang oleh pihak hasuhuton paranak dan hasuhuton parboru. Pada tahapan panomu-nomuon akan di iringi musik yang bernuansa musik tradisional Batak Toba sebagaimana mestinya pada acara-acara adat Batak Toba. Adapun psosesi panomu-nomuon pada upacara Sulang-sulang Pahompu adalah sebagaiberikut: Universitas Sumatera Utara - Pihak hasuhuton paranak manomu-nomumenjamu pihak parboru. - Pihak hasuhuton paranak akan menjamu Bona ni ari, parbonaan, bona tulang, tulang rorobot, dan juga tulang dari hasuhuton paranak sendiri. - Pihak hasuhuton parboru akan manomu-nomumenjamu bona nin ari, parbonaan, bona tulang, tulang rorobot, tulang dari pihak hasuhuton parboru itu sendiri. 2. Pemberian Tudu-tudu sipanganon dan Dengke saur. Pemberian tudu-tudu sipanganon dilakukan oleh hasuhuton paranak, yang diberikan kepada hasuhuton parboru. Setelah pemberian Sudu-tudu sipanganon, hasuhuton parboru juga akan memberikan Dengke saur kepada pihak hasuhuton paranak. Setelah pemberian Tudu-tudu sipanganon dan juga Dengke saur selesai, maka seluruh yang menghadiri pesta tersebut akan makan bersama. 3. Manghatai Adat Manghatai Adat merupakan prosesi pembicaraan adat-istiadat antara pihak hasuhuton paranak dan pihak hasuhuton parboru. Sebagai simbol untuk mengawali prosesi manghatai adat hasuhuton paranak terlebih dahulu menyampaikan sepata-dua kata tentang hidangan makanan kepada hasuhuton parboru dan juga kepada rombongan Hula-hula lainnya. Setelah hal tersebut maka hasuhuton paranak akan menyampaikan Pinggan Panungkunan yang bertujuan untuk mengawali pembicaraan dan setelah itu hasuhuton parboru akan membalas dengan memberikan kembali Pinggan Pamalosikemudian hasuhuton paranak dan parboru akan melaksanakan Manghatai Adat. Adapun yang isi pembicaraan pada Universitas Sumatera Utara tahapan ini adalah membicarakan tentang pembagian parjambaronbatu sulang. Parjambaron batu sulang ialah upah untuk kerabat-kerabat terdekat dari pihak Hasuhuton Parboru seperti untuk amangtua, amanguda, haha anggi, namboru, tulang, pariban,dan lain-lain. 4. Penyerahan Batu Sulang Setelah Hasuhuton Paranak dan Hasuhuton Parboru sudah selesai pada tahap Manghatai Adat, maka setelah itu Hasuhuton Paranak akan memberikan Batu Sulang atau mahar. Pemberian Batu Sulang kepada Hasuhuton Parboru pada umumnya diwakili oleh Pahompucucu. Batu Sulang biasanya sudah dalam bentuk uang yang diletak dalam sebuah piring yang sidah diisi dengan beras dan uang tersebut di dijepit oleh satu buah daun sirih. Pada tahapan ini pihak Hasuhuton Paranak akan terlebih dahuli meminta maaf karena atas kekurangan mereka yang dahulunya belum bisa melaksanakan upacara adat pernikahan. Setelah Hasuhuton Paranak meminta maaf maka prosesi pemberian Batu Sulang yang diwakili anak akan dilaksanakan, secara simbolik Batu Sulang tersebut akan diberikan kepada orang tua si istri. 5. Pemberian ulosoleh Hasuhuton Parboru. Dalam tahap ini Hasuhuton Parboru akan memberikan Uloskepada seluruh keluarga Hasuhuton Paranak, sesuai yang sudah dibicarakan pada tahap Martonggo Raja, sudah ditentukan berapa Ulos yang akan diberikan Hasuhuton Parboru untuk hasuhuton paranak. Adapun Ulos yang sudah ditentukan adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara A. Ulos Passamot. B. Ulos HelaMardar Hela C. Ulos Parangmangtuaan. D. Ulos Paramangudaan. E. Ulos Haha ni Hela. H. Ulos pahompu 6. Olop-olop Olop-olop merupakan acara penutup yaitu penyampaian berkat kepada keluarga pelaksana upacara Sulang-sulang Pahompu, supaya keluarga tersebut menjadi keluarga yang bahagia dan sejahterah nantinya. Akhirnya acara pesta tersebut akan ditutup oleh pihak Hasuhuton Paranak dan Parboru serta memberkati acara tersebut dan mengakhiri acara tersebut dengan mengucapkan Olop-olop sebanyak tiga kali. Dan ketika pada saat itu juga maka hubungan keluarga antara Hasuhuton Paranak dan Parboru sudah dianggap sah secara adat, karena sudah melaksanakan upacara Sulang-sulang Pahompu. Dalam etnik Batak Toba pernikahan suatu keluarga akan dianggap sah apabila sudah melaksanakan tahapan atau prosesi adat yang harus dilakukan dan juga membayar segala kewajiban adat-istiadat etnik Batak Toba yang berkaitan dengan adat pernikahan. Tahapan dan juga segala kewajiban adat tersebut merupakan suatu keharusan yang harus dilaksanakan bagi setiap masyrakat yang Universitas Sumatera Utara ingin melaksanakan upacara pernikahan. Namun dalam kenyataan-nya tidak semua masyarakat dapat melaksanakan hal tersebut karena berbagai faktor. Berdasarkan hasil penelitian penulis menemukan 3 faktor yang melatar belakangi terjadinya upacara Sulang-sulang Pahompu. Adapun faktor-faktor yang melatar belakangi hal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Faktor ekonomi Untuk melaksanakan upacara adat pernikahan tentu membutuhkan biaya yang cukup besar. Biaya tersebut digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan untuk pesta tersebut seperti biaya untuk makanan, keperluan untuk pesta baju, ulos, dekorasi, dll, dan juga sinamot atau mahar. Jika suatu keluarga tidak mampu untuk melaksanakan adat pernikahan, maka keluarga tersebut hanya melaksanakan pernikahan dengan bentuk acara yang kecil. Bentuk acara yang kecil artinya pernikahan dengan bentuk pesta syukuran atau Pasu-pasu Raja. Pernikahan tersebut disahkan dengan persetujuan raja adat, akan tetapi pernikahan tersebut secara adat belum sah karena belum melaksanakan upacara adat pernikahan adat na gok dan juga segala bentuk kewajiban yang harus dibayar belum terpenuhi karena faktor ekonomi yang tidak memungkinkan. 2. Faktor tidak direstui orang tua Untuk menjalin hubungan rumah tangga yang baik kedepannya tentu kedua calon pengantin membutuhkan restu dari orang tua pihak laki-laki dan juga orang juga pihak perempuan. Karena restu orang tua adalah penentu hubungan antara kedua calon pengantin nantinya. Pada umumnya Universitas Sumatera Utara masyarakat yang mengalami hal tersebut mereka lebih memilih untuk kawin lari tanpa sepengetahuan keluarga. Akan tetapi suatu saat mereka bisa mengukuhkan pernikahan mereka jika sudah mendapat restu dari orang tua mereka dan melaksanakan upacara Sulang-sulang Pahompu. 3. Faktor situasi dan kondisi keluarga Jika ditinjau dari situasi dan juga kondisi keluarga rencana penikahan dalam etnik Batak Toba bisa saja dilakukan dalam waktu yang singkat dengan status pernikahan belum dianggap sah secara adat karena pernikahan tersebut dilaksanakan tanpa melaksanakan tahapan adat dan juga segala bentuk kewajiban adat belum dipenuhi. Jika dilihat dari situasi dan juga kondisi suatu keluarga,pasu-pasu raja dapat terjadi karena dua faktor: A. Karena faktor permintaan orang tua yang sedang sakit. Dalam kehidupan etnik Batak Toba jika orang tua yang sedang sakit dan juga sudah memiliki umur yang tua dan juga belum memiliki anak yang menikah. Sewaktu-waktu bisa saja orang tua tersebut meminta anak sulungnya untuk menikah dengan waktu yang cukup singkat, sehingga pernikahan tersebut dilaksanakan dengan ala kadarnya pasu- pasu raja dan hal tersebut sudah sering terjadi pada etnik Batak Toba. B. Karena faktor keinginan memestakan orang tua yang meninggal. Jika orang tua suatu keluarga meninggal tanpa memiliki anak yang belum menikah maka orang tua tersebut belim bisa dipestakan. Akan tetapi keluar tersebut berniat untuk memestakan orangtua tersebut Universitas Sumatera Utara maka mereka terlebih dahulu menikahkan salah satu anaknya. Karena waktu yang tidak memadai maka pernikahan juga akan dilaksanakan pasu-pasu raja. Hal tersebut juga sudah sangat sering terjadi didalam kehidupan etnikBatak Toba. Jika masyarakat etnik Batak Toba mengalami pernikahan yang tertunda pasu- pasu raja maka dikemudian hari mereka bisa mengukuhan pernikahan tersebut yaitu dengan melaksanakan upacara Sulang-sulang Pahompu. Universitas Sumatera Utara

4.2 Bentuk, Fungsi, dan Makna Yang Terkandung Pada Tanda Upacara Sulang-sulang Pahompu