Pinggan Panungkunan dan Pinggan Pamalosi

depan yang cerah untuk keluarga pelaksana upacar Sulang-sulang Pahompu tersebut. Jadi secara umum makna dengke saur adalah melambangkan harapan kehidupan yang harmonis dalam keluarga dan juga masa depan yang cerah bagi penerima dengke saur tersebut.

4.2.3 Pinggan Panungkunan dan Pinggan Pamalosi

Pinggan panungkunan adalah pertanda untuk mengawali pembicaraan adat pada acara Sulang-sulang Pahompu yang dilakukan oleh tokoh adat sebagai mediatorpembicara oleh kedua belah pihak pada upacara adat tersebut. Untuk mengawali pembicaraan pihak hasuhuton paranak terlebih dahulu menyampaikan pinggan panungkunan dan langsung memulai pembicaraan. Makna dari pinggan panungkunan adalah sebagai simbol untuk memulai sebuah pembicaran adat dalam suatu pesta. Karena dalam suatu upacara adat Batak Toba jika memulai suatu pembicaraan terlebih dahulu hasuhuton paranak menyampaikan pinggan panungkunan kepada hasuhuton parboru. Pinggan pamalosi adalah balasan dari pinggang panungkunan dari pihak hasuhuton paranak. Setelah hasuhuton paranak mengawali pembicaraan, maka pihak Hasuhuton parborun pun akan membalas Pinggan panungkunan tersebut dengan memberikan kembali pinggan pamalos dan menjawap pertanyaan dari hasuhuton paranak sebelumnya. Adapun yang terdapat pada pinggan panungkunan dan pinggan pamalosiadalah : Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara No BENTUK FUNGSI MAKNA 1 Boras sipir ni tondiberas Boras sipir ni tondi artinya borasberas sipir keras dan tondijiwa. Boras sipir ni tondi merupakan beras yang disajikan pada Pinggan panungkunan. Dalam upacara Sulang-sulang Pahompu, Boras sipir ni tondi tidak hanya dipergunakan pada Pinggan panganan, Boras sipir ni tondi juga dipergunakan pada saat prosesi Mangulosi, prosesi penyerahan maharbatu sulang, dan prosesi penyerahan Tin-tin marangkup. Dalam etnik Batak Toba Boras sipir ni tondi berfungsi sebagai penyemangat, berkat bagi yang menerima beras tersebut. Namun pada upacara Sulang-sulang PahompuBoras sipir ni tondi tersebut melambangkan kepercayaan diri dari pihak Hasuhuton Paranak untuk melaksanakan upacara adat tersebut.Boras sipir ni tondi melambangkan. Boras sipir ni tondi yang terdapat pada Pinggan panungkunan adalah melambangkan keparcayaan diri dari Hasuhuton Paranak, kepercayaan diri atau kesiapan Hasuhuton paranak dalam melaksanakan upacara Sulang-sulang Pahompu tersebut, baik kesiapan mental ataupun kesiapan materi yang dibutuhkan pada upacara adat tersebut. Universitas Sumatera Utara 2 Napuran tiardaun sirih dan Ringgit sitio suara Napuran tiar diletak diatas Boras sipir ni tondi, Napuran tiar yang dipergunakan pada Pinggan panungkunan akan diletakkan secara bersamaan dengan Ringgit sitio suarauang, posisi Napuran tiar di dalam Pinggan panungkunan akan dibawah Ringgit sitiouang suara atau posisi Ringgit sitiouang suara akan dijepit oleh Napuran tiardaun sirih tersebut. Dalam Pinggan Dalam penyampaian Pinggan panungkunanpinggan pamalosi,Napuran tiardaun sirih dan Ringgit sitio suara berfungsi sebagai simbol rasa hormat Hasuhuton Paranak terhadap Hasuhuton parboru. Dimana Napuran tiardaun sirih melambangkan media permohonanparsantabian kepada Hasuhuton parboru. Sedangkan pemberian Ringgit sitio suarauang bertujuan sebagai ucapan terimakasih kepada Dalam konteks upacara Sulang-sulang Pahompu, makna Napuran tiar adalah sebagai media permohonanparsantabian kepada Hula-hula. Ketika prosesi penyampaian Pinggan panungkunanpinggan pamalosi, Hasuhuton paranak akan memohonmeminta supaya tahap Manghati adatpembicaraan tentang adat dengan Hasuhuton parbori dapat segera dimulai. Sedangkan makna Ringgit sitiouang suara adalah sebagai lambang Universitas Sumatera Utara panungkunan tersebut Napuran tiar diletakkan hanya 1 buah saja, sedangkan jumlah Ringgit sitio suarauang akan diberikan mulai dari Rp 10.000 sepuluh ribu ripiah sampai Rp 100.000seratus ribu rupiah. Hasuhoton parboru. kemampuan dari Hasuhuton Paranak dalam bentuk materi, secara tidak langsung Ringgit sition suara memberitahukan kemampuan materi Hasuhuton paranak dalam melaksanakan upacara Sulang-sulang Pahompu. 3 Jagaldaging Jagal atau sepotong daging adalah salah satu bagian dari Pinggan panungkunanpinggan pamalosi. Jagaldaging diletakkan disamping Napuran tiardaun sirih, ukuran Dalam konteks upacara Sulang- sulang Pahompu fungsi jagaldaging tersebut untuk diberikan kepada Hasuhuton paranak. Sama hal nya dengan Ringgit sitio suarauang, yaitu Pemberian jagaldaging pada Pinggang Panungkunan merupakan simbol status sosial dari Hasuhuton paranak. Makna Jagaldaging adalah hagabeonkemakmuran dari Hasuhuton paranak. Jagal tersebut sebagai simbol Universitas Sumatera Utara daging tersebut bersekala kecil dengan berat daging tersebut kurang lebih 2,5 ons sampai 5 ons. sebagai simbol rasa hormat kepada Hasuhuton paranak. kekayaan dari Hasuhuton Paranak, karena secara tidak langsung Jagal tersebut menyatakan bahwa Hasuhuton Paranak memiliki harta berupa hewan peliharaan, seperti kerbau, lembu, kambing, babi dll. Universitas Sumatera Utara 4.2.4Batu sulangmahar BETUK FUNGSI MAKNA Gambar : Batu sulang Batu sulang merupakan mahar yang diberikan kepada pihak Hasuhuton Parboru sebagai tanda ucapan terimakasih karena telah di ijinkan jadi istri dari pihak Hasuhuton Paranak. Jumlah besarnya Batu Fungsi dari Batu Sulangmahar yang diberikan kepada Hasuhuton Parboru adalah sebagai ganti rugi karena anak perempuan mereka sudah menjadi istri dari yang melaksanakan upacara adat tersebut, dan berkat anak perempuan dari Hasuhuton Parboru tersebut mereka sudah memiliki keturunananak. Dalam kehiupan etnik Batak Toba untuk Makna pemberian Batu Sulang adalah sebagai ucapan terimakasih karena anak perempuan pihak hasuhuton parboru yang telah dijadikan istri dari keluarga yang melaksanakan Upacara Sulang- sulang Pahompu. Secara simbolik yang menyerahkan batu sulang ketika acara pesta Sulang-sulang Pahompu adalah anak dari keluarga yang melaksanakan upacara adat tersebut. Biasanya anak laki-laki paling besar yang memberikan Universitas Sumatera Utara Sulangbiasanya tergantung kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu antara Hasuhuton Parboru dan juga Hasuhuton Paranak, namun pada upacara Sulang- sulang Pahompu jumlah Batu Sulang tersebut disesuaikan dengan kemampuan dari Hasuhuton Paranak. Pada saat sekarang ini Batu Sulangmahar yang digunakan sudah dalam bentuk uang, akan tetapi pada zaman dahulu batu sulangmahar yang digukan adalah dalam bentuk hewankerbau,lembu, tanah, perhiasan dll. mempersunting seorang istri haruslah memberikan sesuatu sebagai ganti rugi dalam bentuk materi seperti tanah, hewan, perhiasan dan juga dalam bentuk uang. Fungsi pemberian tersebut adalah karena istri tersebut sudah menjadi bagian dari keluarga pihak Hasuhuton Paranak dan juga nantinya istri tersebut mampu membina rumah tangga mereka. Batu Sulangmahar tersebut kepada oppung borunya. Adapun makna dari pemberian tersebut adalah karena kehadiran anak dalam keluarga tersebut, karena anak merupakan simbol Hagabeon dalam kehidupan etnik Batak Toba. Makna hagabeon adalah bahwasanya keluarga tersebut sudah mempunyai keturunan sebagai generasi penerus keluarga tersebut nantinya. Universitas Sumatera Utara

4.2.5 Tintin Marangkup