Tempat Seksual Faktor Pendukung

“aku ngerasa ya kak, perawan itu rusak kalo kita memasukkan sesuatu kedalam, aku juga pernah ngebaca itu di internet kak, selebih nya agak takut nya laing kalo ngeseks sama bang Dody kalo tiba- tiba di masukkan dia”. Menurut Dr.Irwan Abdullah dalam buku nya Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan.Kerusakan moral, penyimpangan seksual, penurunan kualitas manusia merupakan implikasi yang tidak terhindarkan dalam masalah pornografi. Akhir-akhir ini pornoaksi telah menjadi bagian dari tingkah laku sosial yang melibatkan kelompok usia yang sangat muda hingga usia tua dan juga dengan latar belakang sosial yang berbeda. Lebih lanjut Abdullah menyatakan bahwa pornografi merupakan bagian dari proses kapitalisme yang terus terjadi dan tidak mampu dibendung karena media memberi fasilitas yang hampir tidak terbatas untuk penyaluran berbagai bentuk pornografi, seperti internet, majalah yang berfaliasi global, dan tabloid yang menjual selera murahan, demikian pula telivisi yang merupakan jendela bagi tamasya pornografi.

4.2. Faktor Pendukung

4.2.1. Tempat Seksual

Dalam melakukan kegiatan seksual „tempat‟ adalah salah satu hal penting yang diperhatikan seorang individu maupun pasangan. Setiap daerah memiliki tempat-tempat tertentu yang biasa digunakan oleh mereka, pasangan seksual ataupun individu seksual untuk melakukan hubungan seksual berupa perilaku seksual yang meliputi berbagai tahapan. Berbagai nilai dan norma mengatur individu di lingkungan nya namun lingkungan juga terkadang menyediakan ruang untuk individu melaksanakan hak- hak seksual nya. Eksistensi „tempat seksual‟ ini dapat Universitas Sumatera Utara menjadi faktor pendukung terjadi nya perilaku seksual. Mengutip dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Synovate Research pada September 2004 tentang perilaku seksual remaja di empat kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan pada remaja usia 15 –24 tahun menunjukan bahwa 44 responden mengaku pernah mempunyai pengalaman seks di usia 16 –18 tahun dan 16 mengaku pengalaman seks itu sudah dilakukan pada usia 13 –15 tahun. Selain itu, rumah menjadi tempat favorit 40 untuk melakukan hubungan seks, sisanya 26 di tempat kos, 26, di hotel dan 8 lain –lain. Dari hasil wawancara dan observasi peneliti, informan memiliki pengalaman seks di pondok goyang PG, di dalam mobil, dan hotel. Beberapa informan tersebut; Pas kebetulan orangtuanya lagi pergi kak jadi aku diajak kerumahnya, diajak kekamarnya Sansan, 18 tahun pelajar ada motor nya tapi gak pala banyak uang nya makanya pacaran ke pondok, lagian kalo ke hotel nanti di liat orang kak Ana, 17 tahun pelajar hmmmm kami sering ke pondok juga sih kak, dan dia selalu haruuuuum kali badan nya gak tau pake parfum apa, refill itu kayak nya kak hehe. Yaaah dulu aku sama bang Nico yang anak SMA itu juga paling kayak cium bibir aja trus dia suka megang nenen ku kak, sambil di isap gitu trus ciuman la sering kak dia juga suka nyuruh aku megang tapi gak suka aku kak, tapiii sama bang Dody terkesan kali sih aku kak, kayak enak kali gitu ku rasa kak pertama kali kami ke pondok ngapain aja semua-semua sampe sekarang masih ada manis-manis nya kak Ana, 17 tahun pelajar. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dengan observasi ke lapangan dan wawancara dengan beberapa informan ditambah dengan studi pustaka, peneliti dapat memberi kesimpulan mengenai perilaku seksual remaja yang terjadi dilapangan, remaja telah melakukan berbagai tahapan seksual seperti touching, kissing, petting hingga berhubungan kelamin. Tahapan seksual tersebut dilakukan remaja karena adanya keterlibatan perasaan dengan pasangannya seperti menjalin hubungan berpacaran afeksi, namun untuk salah seorang informan mengaku telah melakukan tahapan seksual tanpa berhubungan kelamin dengan orang lain yakni tanpa memiliki ikatan seperti orang yang baru dikenal dan informan diberi uang. Dari informasi dari salah seorang remaja perempuan, dirinya mengaku telah melakukan masturbasi dan kegiatan itu diketahuinya semenjak mendengar cerita dari teman didekat rumahnya. Hal ini sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku remaja adalah lingkungan. Remaja telah memiliki berbagai pengalaman seksual masing-masing. Salah satu kegiatan seksual yang dilakukan remaja bersama pasangan baik dengan pacar maupun dengan tanpa ikatan tertentu yang bertujuan untuk melakukan berbagai tahapan seksual, tahapan seksual tersebut relatif sering terjadi karena didukung oleh adanya tempat-tempat seksual di Sibolga yang telah disediakan lingkungannya, seperti Pondok Goyang PG. Universitas Sumatera Utara