KASUS KEKERASAN SEKSUAL DI KOTA SIBOLGA

3.5. KASUS KEKERASAN SEKSUAL DI KOTA SIBOLGA

Beberapa hari saat saya sedang melakukan penelitian, banyak hal-hal yang baru bagi saya yang menurut saya merupakan masalah sosial yang pasti meresahkan masyarakat. Dikampung saya Sibolga Julu namanya, tepatnya di hari minggu saat saya datang ke daerah Hutabarangan terjadi keributan, seorang anak yang baru berumur 4 tahun dan belum sekolah dipegang penis nya sampai luka oleh seorang laki-laki yang berumur 14 tahun Tolles namanya. Saat saya datang ke tempat itu, banyak orang yang ingin menghakimi Tolles karna dianggap punya kelainan, seorang pria paru baya menendang kepala Tolles yang sedang duduk di bangku panjang berbahan kayu itu ia hanya tunduk terdiam mendengar makian para warga, beberapa yang saya dengar “nga gilo memang on ate, nga porlu dipaubathon ko bah Dakdanak dikarejoi ho”. Saat ditanya oleh ibu nya “diapakan nya kau Junior? Kenapa berdarah dicelana mu ini?”, anak berumur 4tahun menggerakkan nya pergelangan tangannya sambil mengepalnya, dan warga mengetahui bahwa itu maksudnya adalah Tolles memegang alat kelamin anak itu hingga berdarah. Ayah dari anak itu mencari Tolles dan membawa nya ke tempat kejadian didalam sebuah kedailapo, ayah junior menampar dan memaki Tolles hingga wajah bapak itu terlihat memerah. Beberapa orang terlihat menggelengkan kepala saat melihat Tolles dan seorang bapak tukang becak berhenti dan melihat Tolles di kedai itu sambil mengatakan “di ho ma sude ate, nga manakko, mangintip, bandal, nuaeng songonon”. Akhirnya ayah Tolles di panggil ke kedai itu karna beberapa pria mengancam akan membakar Tolles dan menyiksa nya. Saat ayah nya datang ia terkena tamparan, pukulan, dan makian lagi “pailailahon ho ate,holan on ma karejokku di baen ho”. Tapi ibu pemilik kedai itu melarang ayahnya memukul Tolles di kedai “molo neng di pukkuli hamu unang Universitas Sumatera Utara di lapokhon ba, au pe manubuhon anak do jala dang lomo roha ku songonon. Ibana na marsahit do on, sukkun diri muna amang nga boa perhatian muna tu anak muna on?”. Masih saja banyak yang memaksa untuk memukul Tolles namun akhirnya dibawa kerumahnya oleh ayahnya. Dari kasus diatas dapat dilihat bahwa terjadi pertentangan diantara masyarakat mengenai perilaku remaja yang dianggap „menyimpang‟ dan perlu di beri sanksi atau hukuman. Ketakuan masyarakat akan terjadinya hal yang sama di kemudian hari pada anak-anak lain membuat masyarakat resah dan ingin membalas perbuatan Tolles dengan hukuman yakni pukulan yang cenderung ke kekerasan fisik yang dianggap akan membuat Tolles jera. Junior dianggap sebagai korban pada kasus ini adalah seorang anak berusia 4 tahun. Saya sendiri tahu bagaimana perkembangan Junior, ia diajak supir mobil untuk menonton „film seks‟ bersama, ia bermain dengan pria dewasa sepanjang hari karna ibu nya bekerja di tempat pencucian mobil yang rata- rata adalah pria dewasa yang kadang menganggap hal sepele dan lelucon mengajak junior menonton bokep dari handphone supir itu. Saat ditanya mengenai perbuatan Tolles, Junior mengaku bahwa Tolles memegang penis nya hingga berdarah, namun siang itu kamar gelap itu di tutup Tolles Jendela nya agar tidak dapat dilihat orang dari luar. Timbul pertanyaan mengapa Junior tidak berteriak ketika di pegang penis nya? Karna kamar itu persis berada di dalam kedai itu. Saat Tolles di hujani berbagai pertanyaan, ia hanya diam. Saya dengar Tolles menjawab pertanyan ibu pemilik kedai itu dengan mengatakan : “ibana do oppung membaen i” Universitas Sumatera Utara Siapa yang menjadi tersangka dan korban dalam kasus ini tidak penting karna masyarakat menganggap Tolles adalah pelaku nya tanpa perlu melakukan investigasi terlebih dahulu. Masyarakat lebih memilih untuk menghakimi Tolles daripada membawa Tolles ke kantor polisi untuk di hukum sesuai perbuatan nya. Namun dibandingkan anak berusia 4 tahun tentu saja remaja 14 tahun ini di curigai, tak perlu alasan yang jelas, tak perlu bukti yang jelas, Tolles tetap dijadikan tersangka. Pelecehan seksual adalah hubungan seksual dengan orang lain yang dilakukan secara paksa dan tanpa izin. Pelecehan seksual yang dilakukan Tolles ini tentu berbahaya bagi Junior yang masih berumur 4 tahun. Dalam buku Santrock 2007 berjudul Remaja, Firpo-Triplet mengatakan: “Sebagai anggota masyarakat, kita sebaiknya tidak toleran terhadap pelecehan seksual”. Hal ini terjadi di kelurahan Hutabarangan, Sibolga. Masyarakat tidak toleran kepada Tolles yang dianggap melakukan pelecehan seksual kepada Junior. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PEMBAHASAN