Model Perancangan Produk TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mendesain peralatan secara ergonomis yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari seharusnya disesuaikan dengan manusia dilingkungan tersebut. Apabila tidak ergonomis akan menimbulkan berbagai dampak negatif bagi manusia tersebut. Richard 2001 menyebutkan bahwa saat ini terdapat 80 orang hidup setelah dewasa mengalami nyeri bagian tubuh belakang back pain salah satunya dikarena kondisi yang tidak ergonomis. Gambaran desain produk ergonomis berdasar antropometri dapat dilihat pada Gambar 3.9 dibawah ini. Agar dapat mendesain suatu alat sesuai dengan ukuran manusia, maka dalam mendesain produk harus disesuaikan dengan ukuran terbesar 95 th percentile dan ukuran terkecil tubuh 5 th percentile atau hasil kalibrasi ukuran setiap bagian tubuh antropometri. Produk yang didesain sesuai dengan hasil kalibrasi antropometri disebut desain produk ergonomi. Produk: - benda kerja - instalasi Manusia pengguna produk Kalibrasi antropometri tubuh pengguna produk : - Mean - Standar deviasi - Ukuran antropometri 5 th , 50 th , 95 th percentile Produk Ergonomis Sumber: Ergonomic Manusia, Peralatan dan Lingkungan Gempur Santoso, 2004 Gambar 3.9 Chart Desain Produk Ergonomis Berdasar Antropometri

3.6 Model Perancangan Produk

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Model perancangan produk ada 2 jenis yaitu model deskriptif dan model preskriptif. 1. Model Deskriptif Model deskriptif berfokus pada solusi, heuristik pengalaman sebelumnya bersifat umum. Model perancangan deskriptif terdiri dari beberapa fase yang ditampilkan pada Gambar 3.10 berikut. Kebutuhan Analisis masalah dan spesifikasi produk dan perencanaan Perancangan konsep produk Perancangan produk Evaluasi produk hasil rancangan Dokumen untuk pembuatan produk Sumber: Engineering Design Methods: Strategies For Product Design Nigel Cross,1942 Gambar 3.10 Model Perancangan Deskriptif a. Kebutuhan Produk yang akan dibuat haruslah dikaji tentang kebenaran akan kebutuhannya. b. Analis masalah dan spesifikasi produk dan perencanaan Hasil analisis masalah adalah pernyataan masalah, kendala yang membatasi solusi masalah dan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi. c. Perancangan konsep produk Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Konsep produk adalah solusi-solusi alternatif dari masalah dalam bentuk skema. Fase ini dikenal sebagai fase pencarian konsep-konsep produk yang memenuhi fungsi dan karakteristik produk. Fase perancangan ini menuntut semua kemampuan dan kreativitas perancang. d. Perancangan produk Solusi-solusi dalam bentuk skema dikembangkan lebih lanjut menjadi produk atau benda teknik yang dibentuk, dan dimensi komponen- komponen yang ditentukan. e. Evaluasi produk hasil rancangan Produk hasil fase perancangan haruslah dapat spesifikasi produk yaitu dapat memenuhi fungsinya, karakteristik seperti yang diisyaratkan. f. Dokumen gambar dan spesifikasi pembuatan produk Gambar hasil rancangan produk terdiri dari gambar semua komponen produk lengkap dengan geometrinya, dimensi, kekasarankehalusan permukaan dan material, gambar susunan, spesifikasi yang memuat keterangan-keterangan yang tidak dapat dimuat pada gambar dan bill of material 2. Model Preskriptif Seiring dengan model yang hanya menguraikan proses perancangan yang heuristik dan konvensional, muncullah usaha model preskriptif dari proses tersebut. Cara pengerjaan baru ini menawarkan prosedur yang lebih algoritmatik dan sistematik untuk diikuti, dan biasanya dianggap menyediakan metodologi perancangan. Cara pengerjaan baru ini menawarkan prosedur yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara lebih algoritmatik dan sistematik untuk diikuti, dan biasanya dianggap menyediakan metodologi perancangan. Model perancangan ini terdiri dari : a. Metode Zeid Metode yang ditawarkan meliputi proses perancangan dan proses pembuatan, ditambah feedback dari pemasaran untuk pengembangan produk. Model perancangan Zeid dapat dilihat pada Gambar 3.11 berikut: Proses perancangan Proses pembuatan Sumber: Engineering Design Methods: Strategies For Product Design Nigel Cross,1942 Gambar 3.11 Proses Perancangan Zeid b. Metode French Diagram alir model cara merancang deskriptif dari French sebagaimana dicantumkan pada Gambar 3.12. Pada diagram alir tersebut, lingkaran menunjukkan hasil kegiatan yang mendahuluinya, sedangkan segiempat menyatakan kegiatan-kegiatan yang berlangsung. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Kebutuhan Analisis Masalah Pernyataan Masalah Perancangan Konsep Skets terpilih Pemberian bentuk pada skets Detail Gambar Produk Feedback Sumber: Engineering Design Methods: Strategies For Product Design Nigel Cross,1942 Gambar 3.12 Diagram Alir Cara Merancang French c. Metode VDI Metode VDI Verein Deutcher Ingenieure atau Persatuan Insinyur Jerman dikembangkan dari pengalaman engineer-engineer Jerman. Model cara merancang VDI ditampilkan pada Gambar 3.13. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Sumber: Engineering Design Methods: Strategies For Product Design Nigel Cross,1942 Gambar 3.13 Model Cara Merancang VDI d. Metode Pahl Beitz Metode Pahl Beitz mengambil pengalaman insinyur-insinyur Jerman VDI, maka mereka merumuskan metode sendiri. Metode ini lebih sistematis pada perencanaan dan desain konsep. Model cara merancang Metode Pahl Beitz ditampilkan pada Gambar 3.14. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Sumber: Engineering Design Methods: Strategies For Product Design Nigel Cross,1942 Gambar 3.14 Diagram Alir Cara Merancang Pahl Beitz Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan desain aktual, keluhan pada saat menggunakan meja dan kursi yang tidak ergonomis dan perancangan meja dan kursi sekolah berdasarkan antropometri siswa. Aplikasi usulan perancangan meja dan kursi sekolah bertujuan dapat meminimalkan keluhan musculoskeletal disorders pada siswa.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Siti Hajar yang beralamat di jalan Letjen Jamin Ginting Km. 16 Gg. Paya Bundung 26 Simpang Selayang, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan November 2013 sampai April 2014.

4.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang diamati adalah siswa kelas I sampai kelas VI yang berumur 5 sampai 11 tahun di Sekolah Dasar Siti Hajar, Medan. Subjek yang terlibat dalam penelitian berjumlah 255 siswa. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara