Analisis Masalah Perancangan Meja dan Kursi Sekolah Berdasarkan Langkah-langkah

Konsep produk adalah solusi-solusi alternatif dari masalah dalam bentuk skema. Fase ini dikenal sebagai fase pencarian konsep produk yang memenuhi fungsi dan karakteristik produk. Fase perancangan ini menuntut semua kemampuan dan kreativitas perancang. 3. Pemberian bentuk. Solusi-solusi dalam bentuk skema dikembangkan lebih lanjut menjadi produk atau benda teknik yang dibentuk. 4. Detail Perincian merupakan fase akhir dimana memberikan ukuran detail dari poin-poin yang perlu ditentukan. Adapun penjabaran langkah perancangan kursi dan meja berdasarkan tahapan merancang French adalah dijabarkan sebagai berikut:

5.3.1 Analisis Masalah

Masalah yang terdapat dalam fasilitas belajar meja dan kursi yang digunakan saat belajar adalah sebagai berikut: 1. Ketidaksesuaian dimensi kursi dan meja terhadap dimensi tubuh siswa. Ketidaksesuaian tersebut terdiri dari: a. Tinggi tempat duduk siswa tidak sesuai dengan tinggi popliteal siswa. Hal tersebut membuat kaki siswa menggantung tidak menyentuh lantai dan berada pada posisi kaki yang tidak seimbang saat belajar. b. Tinggi meja tidak sesuai dengan tinggi siku siswa dalam posisi duduk. Hal tersebut membuat lengan atas dan bahu siswa naik keatas saat belajar. Tinggi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara meja yang tidak sesuai juga membuat badan siswa maju kedepan saat menulis. c. Lebar kursi tidak sesuai dengan panjang popliteal siswa sehingga membuat siswa maju kedepan saat duduk sehingga banyak bagian kursi yang tidak digunakan dan membuat posisi tubuh yang tidak seimbang. Ketidaksesuaian dimensi kursi dan meja memberikan dampak keluhan musculoskeletal bagi siswa terutama pada bagian leher atas, bagian lengan kanan atas, bagian tangan kanan, bagian punggung dan bagian kaki. 2. Fungsi laci yang terdapat pada meja tidak dapat digunakan sesuai fungsinya hal ini disebabkan ketidaksesuaian tinggi laci terhadap tebal tas siswa sehari-hari. 3. Kursi dan meja yang digunakan memiliki ukuran yang sama untuk setiap kelas mulai dari kelas satu hingga kelas enam padahal dimensi tubuh siswa yang duduk dikelas 1 jauh berbeda dengan siswa yang duduk dikelas lainya. Kendala yang dihadapi dalam perancangan adalah perancangan tidak dapat memenuhi kesesuaian 100 terhadap seluruh siswa SD Siti Hajar namun dapat memenuhi bagi mayoritas rata-rata siswa untuk setiap kelas. Untuk memenuhi kesesuaian perancangan meja dan kursi yang ergonomis terhadap dimensi antropometri siswa pada setiap kelas maka perancangan meja dan kursi dibagi kedalam dua konsep yaitu konsep tetap one piecefix dan konsep adjustable. Dimana konsep tersebut dibagi kedalam tiga kelompok yaitu: Tingkatan I : Perancangan kursi dan meja untuk kelas I dan II Tingkatan II : Perancangan kursi dan meja untuk kelas III dan IV Tingkatan III : Perancangan kursi dan meja untuk kelas V dan VI Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Adapun kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam perancangan meja dan kursi yang ergonomis adalah sebagai berikut: 1. Pertimbangan antropometrik. Pertimbangan antropometrik dalam perancangan meja dan kursi menurut Panero dan Zelnik 2003 adalah sebagai berikut: a. Tinggi tempat duduk dimana posisi duduk memungkinkan telapak kaki untuk menapak pada permukaan lantai. b. Kedalamam landasan sesuai terhadap jarak dari pantat kelipatan dalam lutut. c. Sandaran punggung yang dapat menopang bagian kecil punggung dan tersedia tempat tambahan bagi penonjolan daerah pantat. 2. Meja dan kursi yang dirancang dapat memenuhi fungsi utama dan tambahannya. Fungsi utama kursi adalah sebagai alas penyangga punggung dan bokong saat belajar sedangkan fungsi utama meja adalah sebagai alas tempat tangan dan buku pelajaran saat melakukan aktivitas belajar. Fungsi tambahan yang ingin dirancang adalah laci meja sebagai tempat penyimpanan atau peletakan tas siswa. 3. Dimensi ukuran meja dan kursi ditentukan melalui persentil data antropometri. Penentuan persentil disesuaikan terhadap pemenuhan mayoritas dimensi tubuh siswa. 4. Perancangan fungsi tambahan laci meja dapat memenuhi persyaratan bagi ruang kaki siswa saat belajar.

5.3.2 Perancangan Konsep