3.2.2. Aplikasi Distribusi Normal Dalam Penetapan Data Antropometri
Untuk penetapan data antropometri ini, pemakaian distribusi normal akan umum diterapkan. Dalam statistik, distribusi normal dapat diformulasikan
berdasarkan harga rata-rata mean,
X
dan simpangan standarnya standard deviation
, σX dari data yang ada. Dari nilai yang ada maka persentil dapat
ditetapkan sesuai dengan tabel probabilitas distribusi normal. Dengan persentil, dalam hal ini adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang
yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Sebagai contoh 95-th persentil akan menunjukkan 95 populasi akan berada pada atau dibawah ukuran
tersebut, sedangkan 5-th persentil akan menunjukkan 5 populasi akan berada pada atau dibawah ukuran itu. Dalam antropometri ukuran 95-th akan
menggambarkan ukuran manusia yang terbesar dan 5-th persentil sebaliknya akan menunjukkan ukuran terkecil. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum
diaplikasikan dalam perhitungan data antopometri dapat dijelaskan dalam Gambar 3.5 dan Tabel 3.2.
Sumbe sumberr : Buku Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya Nurmianto, 2008
Gambar 3.5 Distribusi Normal dengan Data Antropometri
1,96 σX
1,96 σX
X 2,5
95 2,5
NX, σX
2,5-th til
97,5-th percentile
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Dari Gambar 3.5 diatas, kemudian dilakukan perhitungan persentil dengan rumus berdasarkan distribusi normal yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Persentil dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi Normal
Sumber : Buku Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya Nurmianto, 2008
Perbedaan ukuran tubuh manusia dengan persentil antropometri ditampilkan pada Gambar 3.6
Sumber: Handbook Ergonomics and Design
A Referensi Guide Openshaw et al. 2006
Gambar 3.6 Perbedaan Ukuran dengan Persentil Manusia 3.2.3 Aspek Antropometri Dalam Perancangan Kursi
Persentil Perhitungan
1-st
Χ
- 2.325 σX
2.5-th
Χ
- 1.96 σX
5-th
Χ
- 1.645 σX
10-th
Χ
- 1.28 σX
50-th
Χ
90-th
Χ
+ 1.28 σX
95-th
Χ
+ 1.645 σX
97.5-th
Χ
+ 1.96 σX
99-th
Χ
+ 2.325 σX
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Menurut Panero dan Zelnik 2003 ada beberapa data antropometri yang dibutuhkan untuk mendesain kursi sekolah sehingga posisi duduk tidak
menimbulkan keluhan otot dan kelelahan. Data antropometri yang dibutuhkan tersebut dan tujuan pengukurannya adalah sebagai berikut.
1. Tinggi siku pada posisi duduk, adalah tinggi mulai dari tepi atas permukaan
tempat duduk hingga bagian bawah dari siku. Tujuan pengukurannya adalah untuk menentukan ketinggian meja sekolah.
2. Tinggi lipatan dalam lutut tinggi popliteal, adalah tinggi dari lantai hingga
bagian bawah paha tepat di belakang lutut, ketika orang berada dalam posisi duduk tegak. Lutut dan pergelangan kaki dalam posisi tegak lurus, dengan
bagian bawah paha dan bagian belakang lutut langsung menyentuh permukaan tempat duduk.
3. Lebar pinggul, adalah jarak terbesar dari panggul. Tujuan pengukurannya
adalah untuk menentukan lebar alas kursi. 4.
Lebar bahu, adalah jarak horisontal terbesar antara tepi luar bahu kiri dan kanan. Tujuan pengukurannya adalah untuk menentukan lebar sandaran kursi.
5. Tinggi bahu posisi duduk, adalah tinggi dari permukaan tempat duduk hingga
titik pertengahan bahu antara leher dan akromion. Tujuan pengukurannya adalah untuk menentukan tinggi maksimal sandaran yang memberikan
dukungan pada daerah lumbar. 6.
Jarak dari pantat hingga lipatan dalam lutut panjang popliteal, adalah jarak horisontal dari bagian belakang pantat hingga bagian belakang lutut. Tujuan
pengukurannya adalah untuk menentukan panjang alas duduk.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Secara keseluruhan dimensi antropometri siswa untuk mendesain kursi sekolah dapat dicermati pada Gambar 3.7.
A B
C D
E
F
Keterangan: A = Tinggi Popliteal, B = Panjang popliteal, C = Lebar pinggul,
D = Tinggi bahu posisi duduk, E = Lebar bahu, F = Tinggi siku posisi duduk
Sumber: Handbook Dimensi Manusia Ruang Interior Panero dan Zenik. 2006
Gambar 3.7 Pedoman Dimensi Antropometrik Untuk Desain Kursi Sekolah
3.3 Postur Kerja