Pengungkapan dan Ruang Lingkup Pengungkapan Struktur kepemilikan keluarga

14 5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi dan informasi penting lainnya; serta

6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika

entitas menerapkan sebuah kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. 2.1.3 Laporan Tahunan Peraturan Nomor X.K.6 yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bapepam-LK mewajibkan penyampaian laporan tahunan bagi perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan perusahaan public serta mengatur mengatur bentuk dan isi laporan tahunan tersebut. Di dalam ketentuan umum mengenai bentuk dan isi laporan tahunan, perusahaan diwajibkan untuk memuat ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan komisaris, laporan direksi, profil perusahaan, analisis dan pembahasan manajemen, tata kelola perusahaan, dan laporan keuangan yang telah diaudit.

2.1.4 Pengungkapan dan Ruang Lingkup Pengungkapan

Botosan 1997 menyatakan bahwa adanya peningkatan didalam pengungkapan perusahaan dapat mengurangi biaya modal karena semakin besar pengungkapan akan meningkatkan likuiditas pasar saham yang kemudian dapat mengurangi cost of equity baik melalui pengurangan biaya transaksi maupun melalui peningkatan permintaan atas saham perusahaan. Selain itu semakin luas Universitas Sumatera Utara 15 pengungkapan akan mengurangi biaya modal dengan adanya pengurangan risiko estimasi yang tidak dapat didiversifikasi. Menurut Hendriksen dan Breda 1991 ada 3 konsep pengungkapan yaitu : a. Adequate disclosure, menyajikan pengungkapan minimum dengan tujuan penyajian laporan untuk mencegah kesalahan interpretasi oleh stakeholder. b. Fair disclosure, yang menyajikan pengungkapan untuk perlakuan yang adil terhadap para stakeholder. c. Full disclosure, yang menyajikan seluruh informasi yang relevan.

2.1.5 Struktur kepemilikan keluarga

Struktur kepemilikan dalam penelitian ini berfokus pada kepemilikan keluarga. Menurut Claeseens et al dalam penelitiaanya di Asia Timur, Indonesia adalah negara dimana pengendalian atas perusahaan mayoritas ada ditangan keluarga. Perusahaan keluarga memiliki definisi beragam yang dianut oleh para peneliti. Beberapa peneliti mendefinisikan perusahaan berdasarkan konteks controlling ownership. Sebagai contoh, Barnes Hershon 1976 mendefinisikan perusahaan yang memiliki voting right atau kepemilikan dikendalikan oleh keluarga. Villalonga Amit 2006 mendefinisikan perusahaan keluarga adalah jika pendiri atau keluarga pendiri menjabat di dewan direksi atau menguasai 5 kepemilikan saham perusahaan. Peneliti lain mendefinisikan perusahaan keluarga dalam konteks keberadaan anggota keluarga tersebut. Contoh penelitian yang menggunakan kriteria itu adalah Stern 1986 yang berpendapat bahwa perusahaan keluarga dalah perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh satu atau Universitas Sumatera Utara 16 beberapa keluarga. Contoh lain adalah Ward 1987 dan Donnelley 1988 yang menyatakan bahwa perusahaan keluarga adalah bisnis keluarga yang dijalankan oleh minimal dua generasi. Selain itu, ada juga peneliti yang menggunakan konteks keterlibatan keluarga dalam manajemen. Seperti Litz 1995 dan Shanker dan Astrachan 1996 yang mendefinisikan perusahaan keluarga sebagai perusahaan dengan manajemen yang terkonsentrasi pada satu keluarga . Berbeda halnya dari penelitian yang dilakukan Suchiro 1993 yang mendefinisikan perusahaan keluarga sebagai perusahaan yang baik kepemilikan dan manajemen dikendalikan oleh grup keluarga, baik keluarga inti maupun keluarga besar. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan definisi perusahaan keluarga yang dikemukakan oleh Villalonga dan Amit 2006 yaitu perusahaan keluarga adalah jika pendiri atau keluarga pendiri menjabat di dewan direksi atau menguasai 5 kepemilikan saham perusahaan. Definisi ini paling tepat untuk diterapkan dengan mengingat keterbatasan data yang kami miliki. Adanya keberadaan anggota keluarga didalam tingkat manajerial menjadi suatu ciri khas yang ada di perusahaan keluarga. Menurut Wang 2004 , kepemilikan keluarga melebihi cakupan kepemilikan manajerial dalam 3 konteks. Pertama, kepentingan keluarga atas perusahaan lebih besar dibandingkan dengan kepentingan manajer profesional. Kedua, keberadaan anggota keluarga dalam jangka panjang ini tentunya menyebabkan perusahaan keluarga memiliki sasaran jangka panjang yakni sasaran dengan periode waktu yang lebih lama dibandingkan sasaran yang dimiliki oleh pihak manajer profesional. Ketiga, anggota keluarga dalam perusahaan mewakili kepentingan keluarga yang sama, Universitas Sumatera Utara 17 sementara kepemilikan manajerial mengabaikan hubungan antar manajemen, direksi, ataupun komisaris. Kepemilikan keluarga memiliki dampak positif dan negatif bagi perusahaan. Sisi positif salah satunya yaitu pengaruh dan kepemilikan dapat mengurangi ekspropriasi manajer. Hal ini memungkinkan dengan keberadaan anggota keluarga secara turun temurun, posisi ekuitas yang tidak terdiversifikasi, serta kendali atas manajemen dan komisaris dengan menempatkan posisi mereka yang unggul untuk mempengaruhi dan memonitor perusahaan. Selain itu sisi positifnya juga berupa efisiensi dalam investasi James 1999 . Dengan keberadaan pemegang saham yang berprospektif dalam jangka panjang, maka akan mengurangi insentif manajer dalam melakukan keputusan investasi jangka pendek . Sisi positif lainnya adalah dalam hal kesetiaan dan perhatian lebih dalam reputasi perusahaan. Disisi lain, perusahaan keluarga juga memiliki sisi negatif. Dengan menempatkan anggota keluarganya yag mungkin tidak memiliki kemampuan di posisi manajerial malah akan menjelekkan kesinambungan perusahaan itu sendiri. Selain itu, sisi negatif lainnya akan penulis fokuskan berdasarkan tema penelitian ini adalah tentang peyajian sukarela. Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Chau dan Gray tahun 2002 dan 2010 untuk melihat tingkat pengungkapan sukarela di Hong Kong dan Singapura. Penelitian Chau dan Gray 2002 membuktikan bahwa struktur kepemilikan yang semakin besar berhubungan positif dengan tingkat pengungkapan sukarela. Perusahaan yang besar dengan kepemilikan keluarga yang besar family-controlled companies Universitas Sumatera Utara 18 cenderung memiliki tingkat pengungkapan sukarela yang rendah. Insider dan perusahaan dengan kepemilikan keluarga yang besar memiliki motivasi yang rendah untuk mengungkapkan informasi di luar apa yang diwajibkan oleh peraturan karena permintaan atas pengungkapan informasi publik relatif rendah dibandingkan dengan perusahaan dengan kepemilikan saham yang lebih bermacam-macam. Hal ini yang bisa merugikan para pemegang saham minoritas.

2.1.6 Efektivitas Dewan komisaris

Dokumen yang terkait

Al-Anasir Al-Dakhiliyah Al-Banaiyah Fi Qishah Al-Qoshiroh Al-Hamamah Al-Muthawwaqoh li Abdullah Bin Muqaffa' fi Kitab Kalilah wa dimnah : dirosah tahliliyah binaiyah

1 16 66

JURNAL ADJEKTIVA DALAM BUKU KALILAH WA DIMNAH

0 1 14

Analisis Nilai Intrinsik Dalam Fabel “أ مٌشد ٚ أ غٌ ١ٍُ ” Al-Qirdu Wa Al-Gailamu Dalam Kitab „Kalilah Wa Daminah‟ Karya Ibnu Al-Muqaffa

0 0 10

Analisis Nilai Intrinsik Dalam Fabel “أ مٌشد ٚ أ غٌ ١ٍُ ” Al-Qirdu Wa Al-Gailamu Dalam Kitab „Kalilah Wa Daminah‟ Karya Ibnu Al-Muqaffa

0 0 2

Analisis Nilai Intrinsik Dalam Fabel “أ مٌشد ٚ أ غٌ ١ٍُ ” Al-Qirdu Wa Al-Gailamu Dalam Kitab „Kalilah Wa Daminah‟ Karya Ibnu Al-Muqaffa

0 2 8

Analisis Nilai Intrinsik Dalam Fabel “أ مٌشد ٚ أ غٌ ١ٍُ ” Al-Qirdu Wa Al-Gailamu Dalam Kitab „Kalilah Wa Daminah‟ Karya Ibnu Al-Muqaffa

0 0 15

Analisis Nilai Intrinsik Dalam Fabel “أ مٌشد ٚ أ غٌ ١ٍُ ” Al-Qirdu Wa Al-Gailamu Dalam Kitab „Kalilah Wa Daminah‟ Karya Ibnu Al-Muqaffa

0 0 4

Analisis Nilai Intrinsik Dalam Fabel “أ مٌشد ٚ أ غٌ ١ٍُ ” Al-Qirdu Wa Al-Gailamu Dalam Kitab „Kalilah Wa Daminah‟ Karya Ibnu Al-Muqaffa

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN - Nilai Ekstrinsik Dalam Cerita Anak القنبرة و الفيل / Al-Qunburatu Wa Al-Fīlu/ “Burung Dan Gajah” Pada Kitab Kalilah Wa Dimnah Li Al-AṬfᾹlkarya Ibnu MuqaffaNilai Ekstrinsik Dalam Cerita Anak القنبرة و الفيل / Al-Qunburatu Wa Al-Fīlu/ “B

0 0 5

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB TAHLIYAH WA-TARGHIB KARYA SAYYID MUHAMMAD AL-MALIKI SKRIPSI

6 19 94