20
ketentuan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Ada beberapa penelitian sebelumnya mengenai pengungkapan sukarela antara lain yang dilakukan oleh Chau dan Gray pada tahun 2010 yang berusaha melihat
pengaruh struktur kepemilikan pada perusahaan keluarga di hongkong terhadap tingkat pengungkapan sukarela. Chau dan Gray menghasilkan kesimpulan bahwa
struktur kepemilikan dan tingkat pengungkapan sukarela berhubungan positif. Perusahaan keluarga yang struktur kepemilikan 25-nya dikuasai oleh negara
biasanya lebih mendominasi dalam kegiatan manajerial sehingga memerlukan tingkat pengungkapan yang lebih besar. Pengungkapan sukarela ini akan mengurangi
information asymmetry dalam pasar modal dan mengurangi resiko investor melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Kesimpulan berikutnya dari penelitian Chau dan Gray 2010 adalah adanya pengaruh positif keberadaaan chairman yang independen terhadap tingkat
pengungkapan sukarela. Keberadaan chairman yang independen dipercaya mampu mengurangi pengaruh tingkat kepemilikan keluarga dan non-eksekutif direktur. Fan
dan Wong 2002 juga menghasilkan sebuah penelitian yaitu kepemilikan perusahaan yang terdaftar di bursa di negara-negara Asia Timur terkonsentrasi kepada
kekuasaan pemegang saham yang memiliki kepemilikan yang terbesar. Kesimpulan lainnya datang dari penelitian Claessens et al. 2000 yaitu lebih dari 23 perusahaan
di negara Asia Timur dikontrol oleh pemengang saham tunggal sehingga tingkat pengungkapan sukarela masih rendah.
Universitas Sumatera Utara
21
Luciana 2007 dari hasil penelitiannya membuktikan faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela adalah variabel
rasio likuiditas, ukuran perusahaan dan status perusahaan yang berpengaruh signifikan 10 .
Pancawati 2008 dari hasil penelitiannya membuktikan adanya perbedaan yang signifikan mengenai kelengkapan pengungkapan wajib dan pengungkapan
sukarela pada laporan keuangan perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Jahroh 2010 membuktikan leverage berpengaruh positif dengan tingkat pengungkapan sukarela; likuiditas berpengaruh negatif terhadap tingkat
pengungkapan sukarela; profitabilitas berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan sukarela pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI dengan
menggunakan data tahun 2008 dan 2009. Bintang 2011 menghasilkan suatu penelitian mengenai faktor apa saja yang
mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela pada perusahaan manufaktur Indonesia yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010. Faktor-faktor tersebut antara
lain ukuran perusahaan, leverage, likuiditas, profit dan EPS. Marga 2011 melihat pengaruh strukur kepemilikan, tingkat diversifikasi,
dan dana pihak ketiga terhadap tingkat pengungkapan sukarela bank-bank di Indonesia yang terdaftar di BEI dengan menggunkaan data tahun 2007-2009.
Perbankan di Indonesia masih memiliki tingkat pengungkapan yang rendah yaitu 24,7 dari skala 1-100. Bank di Indonesia masih terpaku kepada aturan
Universitas Sumatera Utara
22
pengungkapan wajib yang dikeluarkan Bapepam. Padahal menurut Ibnu 2004, semakin besar tingkat pengungkapan sukarela dapat memberikan pengaruh positif
terhadap harga saham karena akan mengurangi resiko investor akan adanya information asymmetry dalam mengambil keputusan investasi. Namun hal tersebut
belum mendapat perhatian dari manajemen perusahaan.
2.3 Kerangka Konseptual