49
komisaris secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sukarela yang diungkapkan sebesar 30,5 Adjusted R
2
=0,305. Sisanya sebesar 69,5 dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan.
Tingkat Adjusted R
2
yang rendah ini menunjukkan perlunya dilakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan variabel lain sebagai penduga pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan. Walaupun demikian, apabila dilihat dari signifikansinya, secara simultan variabel yang digunakan berpengaruh secara
signifikan dengan nilai F hitung sebesar 4,513 yang lebih besar dari F tabel 4,513 2,67 dan p = 0,06 p
0,05. Dalam pengujian secara parsial ditemukan bahwa dua variabel
independen yaitu ukuran kepemilikan keluarga dan tingkat profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah informasi sosial yang
diungkapkan, sedangkan dua variabel independen lainnya yaitu tingkat leverage dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang tidak signifikan.
Pembahasan terhadap masing-masing variabel dalam pengujian secara parsial akan dibahas berikut ini.
4.4.1 Kepemilikan Keluarga
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat penelitian Chau dan Gray 2010 adalah adanya pengaruh positif keberadaaan chairman yang independen
terhadap tingkat pengungkapan sukarela. Dalam penelitian ini, melalui analisis uji t, ukuran kepemilikan keluarga yang diproksi menunjukkan pengaruh yang
negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan nilai t
Universitas Sumatera Utara
50
= 2,104 t 2,0395 dan p = 0,045 p 0,05. Hal ini berarti bahwa semakin banyak kepemilikan keluarga dalam suatu perusahaan, maka pengungkapan
sukarela akan semakin menurun. Hasil ini juga berhasil mendukung hasil penelitian Arifin 2002 dan
Sembiring 2005 yang menemukan bahwa ukuran kepemilikan keluarga berpengaruh negatif terhadap luas pengungkapan sukarela.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan pendapat Coller dan Gregory 1999 yang menyatakan bahwa semakin besar jumlah kepemilikan keluarga,
maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Hal ini akan menekan manajemen untuk
lebih banyak mengungkapkan informasi sosialnya.
4.4.2 Latar belakang pendidikan
Schipper 1981 dalam Marwata 2001 dan Meek, et al 1995 dalam Fitriany2001 berpendapat bahwa perusahaan latar belakang pendidikan dewan
komisaris yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan ungkapan sukarela yang lebih tinggi daripada perusahaan dengan latar belakang pendidikan dewan
komisaris yang rendah.. Dalam penelitian ini, melalui analisis uji t, latar belakang pendidikan
dewan komisaris menunjukkan pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan nilai t = 1,296 t 2,0395 dan p =
0,205 p 0,05. Hal ini berarti bahwa tinggi rendahnya tingkat pendidikan dewan
Universitas Sumatera Utara
51
komisaris perusahaan sangat berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela perusahaan.
4.4.3 Tingkat kehadiran dewan komisaris