peningkatan proses apoptosis. Penurunan sel tumor pada in vitro dan in vivo yang berhubungan dengan penurunan MUC-16 tidak dapat dijelaskan dengan proses
apoptosis. Kemungkinan yang dapat dijelaskan adalah sel-sel ini akan mencapai kepadatan tertentu dan kemudian mereka akan berhenti berproliferasi dan tidak
akan berbentuk tumor bernodul dengan berukuran besar.
15,17
2.1.6.4. Peranan Klinis CA-125
CA-125 dihasilkan oleh epithel coelemik, yang termasuk didalamnya adalah sel mesothel dan jaringan mullerian. Hal ini menyebabkan secara umum
tumor non-epithelial tidak mengekspresikan glikoprotein ini ataupun dapat mengekspresikan tetapi dalam jumlah yang rendah.
3
Kadar normal CA-125 adalah 0-35 IUml. Kondisi kadar CA-125 yang berada 35 IUml ditemukan pada 99
orang sehat dari populasi normal.
8
Pada 90 kasus tumor ganas ovarium tipe epitel ditemukan kadar CA-125 lebih dari 35 IUml, dengan frekuensi kenaikan
kadar CA-125 berhubungan dengan stadium yang sedang terjadi.
2,8
Kadar CA-125 pada kanker ovarium tipe epitel bervariasi tergantung pada jenis selnya. Dengan
tissue array Hogdall dkk mendapatkan kadar CA-125 meningkat pada 85 tipe serous, 65 tipe endometroid, 40 tipe clear cell , 36 undiffrentiated
adenocarcinoma dan hanya 12 pada tipe musinous.
3
Selain itu kadar CA-125 juga bisa meningkat pada kondisi lain, misalnya pada keadaan tidak ganas seperti mioma uteri, endometriasis, kista jinak ovarium,
kehamilan ektopik terganggu, kehamilan dan menstruasi maupun pada keadaan ganas lainnya seperti kanker payudara, kanker paru dan kanker endometrium.
1,3
Tetapi terdapat perbedaan terhadap pola kenaikan CA-125 pada keganasan dan non keganasan, yaitu pada kondisi keganasan kadar CA-125 cenderung terus
meningkat sementara pada kondisi non keganasan kadar CA-125 cenderung stasis atau menurun.
3
Universitas Sumatera Utara
Tes CA-125 dapat digunakan pada banyak situasi seperti sebagai alat untuk deteksi kanker ovarium, memprediksi prognosis dari hasil terapi, deteksi
kekambuhan penyakit dan untuk memantau keberhasilan pengobatan.
14
Tingginya angka kematian pada penyakit kanker ovarium disebabkan karena kurangnya strategi untuk deteksi dini penyakit ini, padahal jika penyakit
bisa dideteksi pada stadium awal maka prognosis akan jauh lebih baik sehingga angka harapa hidup penderita akan jauh meningkat.
3
Belum adanya tes diagnosis yang efektif menjadi permasalahan untuk deteksi dini kanker ovarium. Saat ini CA-125 secara luas sudah digunakan untuk
skrining kanker ovarium tetapi belum dianggap sebagai tumor marker yang ideal karena rendahnya spesifisitas pada tumor marker ini.
3
Pada penelitian Maggini dkk, angka sensitifitas CA-125 sebagai alat untuk diagnosis kanker ovarium
adalah sebesar 78,3 dan spesifisitas 82 dengan menggunakan nilai batas kadar sebesar 35Uml, sedangkan pada penelitian lain yang dilakukan oleh Pungky
Mulawardhana dkk, didapati sensitivitas sebesar 70,59 dan spesifisitas 20.
5
Padahal seharusnya untuk deteksi dini kanker ovarium dibutuhkan marker yang memiliki sensitivitas 75 dan spesifisitas 99,6. Karena rendahnya
spesifisitas ini, maka peneliti maupun dokter sering mengkombinasikan pemeriksaan CA-12 dengan pemeriksaan lain seperti USG, HE4 dan marker
lainnya walaupun hingga saat ini belum ditemui hasil yang memuaskan dari pemeriksaan kombinasi yang dilakukan.
3
Tetapi dari hasil penelitian di RS yang ada di Provinsi Sulawei Utara pada tahun 2008 yang dilakukan oleh Max Rarung,
dihasilkan terdapat hubungan yang sangat bermakna antara kadar CA-125 dengan tingkat keganasan ovarium berdasarkan pemeriksaan histopatologi. Dengan nilai
batas 35 Uml diperoleh sensitifitas 100 dan spesifisitas 84,4 dan akurasi sebesar 87,5. Hal ini menyebabkan pemeriksaan tumor marker CA-125 dapat
dianjurkan sebagai penunjang diagnosis untuk keganasan ovarium.
18
Universitas Sumatera Utara
Karena biaya pemeriksaan yang cukup mahal, pemeriksaan CA-125 tidak direkomendasikan untuk skrining kanker ovarium secara umum. Namun, pada
beberapa kelompok pasien dengan resiko tinggi seperti adanya riwayat keluarga yang menderita kanker ovarium, pemeriksaan CA-125 dapat berguna untuk
deteksi dini.
3
Nilai kadar CA-125 juga dapat menjadi faktor prognosis untuk terjadinya rekurensi kanker ovarium. Hal ini ditunjukkan dengan apabila adanya peningkatan
dari kadar CA-125 meskipun hanya sedikit, menunjukkan adanya resiko terjadinya rekurensi.
Peningkatan kadar ini ditemukan pada 56-94 kasus kanker ovarium yang mengalami rekurensi.
3
2.2. Tumor Jinak Ovarium 2.2.1. Klasifikasi