Karena biaya pemeriksaan yang cukup mahal, pemeriksaan CA-125 tidak direkomendasikan  untuk  skrining  kanker  ovarium  secara  umum.  Namun,  pada
beberapa  kelompok  pasien  dengan  resiko  tinggi  seperti  adanya  riwayat  keluarga yang  menderita  kanker  ovarium,  pemeriksaan  CA-125  dapat  berguna  untuk
deteksi dini.
3
Nilai kadar CA-125 juga dapat menjadi faktor prognosis untuk terjadinya rekurensi kanker ovarium. Hal ini ditunjukkan dengan apabila adanya peningkatan
dari  kadar  CA-125  meskipun  hanya  sedikit,  menunjukkan  adanya  resiko terjadinya rekurensi.
Peningkatan kadar ini ditemukan pada 56-94 kasus kanker ovarium yang mengalami rekurensi.
3
2.2. Tumor Jinak Ovarium 2.2.1. Klasifikasi
3
A. Tumor jinak epitelial 60 dari kasus tumor jinak ovarium. B. Tumor jinak berasal dari sel germinal.
C. Tumor jinak berasal dari sex cord-stromal.
2.2.2. Jenis Tumor Berdasarkan Klasifikasi
13,19,20
A. Tumor jinak epitelial 60 dari kasus tumor jinak ovarium. 1.
Kistadenoma serosum a.
Merupakan  tumor  epitelial-stroma  yang  terbentuk  dari  sel  yang  mirip dengan sel yang melapisi tuba fallopi.
b. Tumor  jinak  serosa  adalah  bentuk  kista  dengan  dinding  tipis  yang
terbentuk  dengan  sebuah  rongga  berair  yang  berisi  cairan  kekuning- kuningan.
c. Lapisan dalam kista biasanya rata tapi bisa juga menunjukkan adanya
sedikit bagian kasar dengan bintil-bintil yang menonjol.
Universitas Sumatera Utara
d. Tumor  ini  biasanya  bersifat  kistik  tapi  sangat  mudah  berkembang
menjadi tumor padat. e.
Sering terjadi pada wanita usia 40-50 tahun. f.
Sekitar 15-20 kasus bersifat bilateral dan 20-25 dapat berkembang menjadi ganas.
2. Kistadenoma musinusom
a. Merupakan tumor epitelial yang terbentuk dari sel yang mirip dengan
sel epitel yang melapisi endoserviks endocervical or Mullerian type atau  yang  lebih  sering  dari  sel  epitel  yang  melapisi  saluran  cerna
intestinal type. b.
Merupakan  tumor  ovarium  yang  memiliki  potensi  untuk  menjadi tumor yang berukuran sangat besar, yaitu bisa mencapai 30 cm.
c. Semakin    besar  ukuran  maka  akan  meningkatkan  resiko  terjadinya
ruptur,  jika  tumor  ini  ruptur  khususnya  yang  instestinal  type  dapat menyebabkan pseudomyxoma peritonei.
d. Biasanya  kista  ini  memiliki  dinding  yang  rata  dan  berisi  cairan
berwarna kuning serta jarang memiliki tonjolan pada dindingnya. e.
Dapat bersifat unilokular maupun multilokular. f.
Biasanya dialami pada wanita usia 30-50 tahun. g.
Sekitar  5-10  kasus  bersifat  bilateral  dan  sekitar  5  dapat  berubah menjadi ganas.
3. Tumor endometrioid
a. Tumor  endometrioid  adalah  tumor  ovarium  epitelial  yang  terbentuk
dari  sel  yang  mirip  dengan  sel  yang  melapisi  bagian  dalam  dinding uterus endometrium.
b. Tumor  ini  dapat  disertai  endometriosis,  yaitu  suatu  kondisi  dimana
jaringan  yang  mirip  dengan  lapisan  endometrium  tumbuh  di  bagian lain.
Universitas Sumatera Utara
c. Tumor  jinak  endometrioid  jarang  terjadi  dan  biasanya  bersifat  kistik
dan unilateral. 4.
Tumor Brenner a.
Merupakan tumor ovarium epitelial yang terbentuk dari sel yang mirip dengan  sel  yang  melapisi  kandung  kemih  transisional  epitelium
urothelium.  Tumor  ini  diduga  berasal  dari  epithelium  ovarium  yang mengalami transformasi menjadi sel yang mirip dengan urothelium.
b. Tumor  ini  biasanya  bersifat  asimtomatik  dan  memiliki  ukuran  yang
kecil, berbatas tegas dan padat. c.
Hampir 95 bersifat jinak dan lebih dari 90 bersifat unilateral. d.
Dapat disertai dengan kistadenoma musinus dan kista teratoma. e.
Biasanya  memiliki  prognosis  yang  baik,  tergantung  dari  status keganasannya.
B. Tumor jinak berasal dari sel germinal. 1.
Kista teratoma jinak a.
Tumor ini jarang bersifat ganas. b.
Merupakan  tumor  sel  germinal  yang  terbentuk  dari  sel  yang  berasal dari  lapisan  embriyonik  ektoderm,  mesoderm  dan  endoderm,  tetapi
sebagian  besar  teratoma  terbentuk  dari  unsur  endoderm  ataupun ektoderm.
c. Dapat bersifat matur jinak ataupun immatur jinak ataupun ganas.
d. Teratoma  jinak  yang  bersifat  matur  mungkin  dapat  berisi  well-
diffrentiated tissue, seperti rambut dan gigi. e.
Teratoma  matur  dapat  bersifat  padat  maupun  kistik.  Tetapi  teratoma matur  yang  bersifat  padat  sangat  jarang,  teratoma  padat  lebih  sering
dijumpai pada teratoma immatur. f.
Teratoma  matur  sering  dijumpai  pada  anak-anak  dan  wanita  usia muda.
Universitas Sumatera Utara
g. Kebanyakan  tumor  ini  bersifat  unilateral  dan  memiliki  perkembangan
yang  lambat  sehingga  biasanya  pada  saat  didiagnosis  tumor  sudah dalam keadaan berukuran besar.
C. Tumor jinak berasal dari sex cord-stromal. 1. Fibroma
a. Fibroma adalah tumor jaringan ikat yang berasal dari stroma ovarium.
b. Berukuran  kecil,  tumor  jinak  padat  yang  berasal  dari  jaringan  fibrosa
dan biasanya dihubungkan dengan Meig’s sindrom dan asites.
c. Biasanya terjadi pada wanita diusia post-menopause.
d. Bersifat unilateral dan berukuran lebih kurang 3 cm.
e. Berbeda  dengan  tumor  sex  cord-stromal  lainnya,  fibroma  jarang
berhubungan dengan kondisi produksi hormon. 2.
Tekoma a.
Kasusnya jarang ditemukan. b.
Merupakan  tumor  ovarium  jinak  yang  terbentuk  dari  sel  stroma  yang mirip  dengan  sel  theka  yang  normalnya  berada  mengelilingi  folikel
ovarium. c.
Biasanya bersifat unilateral dan terjadi pada wanita postmenopause. d.
Jarang ditemukan pada wanita berusia dibawah 30 tahun. e.
Tumor  ini  memiliki  manifestasi  estrogenik,  seperti  perdarahan  uterus postmenopause ataupun endometrial hiperplasia.
2.2.3. Patogenesis Tumor Jinak Ovarium