Tumor Marker CA-125 Struktur Molekular CA-125 Cara Kerja CA-125

Tabel 2.4. Tampilan Makroskopis Tumor Ovarium Jinak dan Ganas 10 Jinak Ganas a. Unilateral b. Kapsul utuh c. Bebas dari perlekatan d. Permukaan licin e. Tidak ada asites f. Peritoneum licin g. Seluruh permukaan tumor viabel h. Tumor kistik i. Permukaan dalam kista licin j. Bentuk tumor seragam Bilateral Kapsul pecah Ada perlengketan dengan organ sekitarnya Pertumbuhan abnormal di permukaan tumor Asites hemorragik Ada metastasis di peritoneum Ada bagian-bagian yang nekrotik dan berdarah Padat atau kistik dengan bagian-bagian padat Terdapat pertumbuhan papiller intra kista Bentuk tumor bermacam- macam

2.1.6.1. Tumor Marker CA-125

CA-125 adalah salah satu tumor marker yang telah diterima untuk penggunaan klinis pada tumor ovarium. 1 CA-125 disebut juga Cancer Antigen 125 atau Carbohydrate Antigen 125 pertama kali ditemukan pada tahun 1981 oleh Bast dkk. 3 Universitas Sumatera Utara

2.1.6.2. Struktur Molekular CA-125

CA-125 merupakan suatu glikoprotein yang dapat dikenali oleh antibodi monoklonal CA-125. 14 CA-125 adalah suatu zat yang dapat ditemukan di dalam darah dan juga merupakan glikoprotein transmembran yang memiliki karakteristik mirip dengan protein yang berikatan dengan mucin. 3,14 Karena itu CA-125 disebut juga dengan MUC-16. CA-125 merupakan antigen dengan berat molekul 200- 1000 kDA. 1 CA-125 terdapat pada semua jaringan yang berasal dari derivat sel mesotel dan epitel coelemik, diantaranya seperti pleura, perikardium, peritoneum, tuba, ovarium, endometrium dan endoserviks. 3 MUC-16 terdiri dari terminal-N, multiple repeat domain dan terminal-C. MUC-16 mengandung 60 subunit terminal-N dengan terdapat 156 asam amino pada masing-masing unit. Terminal N terdidi dari serine, threonin dan prolin. Terminal C terdiri dari tironin. Terminal C memiliki domain SEA sperm protein, enterokinase dan agrin yang memiliki muatan positif dan dapat berikatan dengan asam nukleat dan asam lainnya yang memiliki muatan negatif. MUC-16 terdapat pada kromosom 19p13.2. 15 Gambar 2.3. Struktur Molekular CA-125 3 Universitas Sumatera Utara

2.1.6.3. Cara Kerja CA-125

Meskipun telah banyak studi yang dilakukan untuk menganalisa fungsi dari CA-125, namun peranannya dalam tubuh dan patogenesis penyakit masih belum bisa dipastikan dengan jelas. Diduga CA-125 ditemukan pada permukaan tumor ovarium dapat berikatan dengan mesotelin, yaitu suatu zat protein yang diekspresikan oleh sel mesotelial seperti pada peritoneum ataupun pleura dan juga zat ini dapat diekspresikan pada banyak sel tumor. Hal inilah yang menyebabkan interaksi antara CA-125 dan sel mesotel memiliki peranan sebagai indikator metastasis tumor ovarium. CA-125 diekspresikan oleh sel NIH-OVCAR 3. Sel NIH-OVCAR 3 menghasilkan kadar MUC-16 yang tinggi pada permukaan sel dari sel kanker ovarium. Ikatan dari CA-125 dengan mesotelin dapat menunjukkan tahap lanjut dari stadium adenocarcinoma ovarium. CA-125 dan mesotelin yang berikatan menunjukkan efek interaksi adhesi antara sel. Sehingga hal ini diduga memberikan efek bahwa ikatan mesotelin dan CA-125 berkontribusi terhadap metastasis kanker ovarium ke peritoneum. 15,16 Diduga CA-125 juga berperan dalam patogenesis kanker ovarium epitelial dimana kadar CA-125 yang tinggi berhubungan dengan prognosis yang buruk. Sebuah studi menyebutkan bahwa CA-125 bukan hanya sekedar biomarker tetapi juga ikut berperan terhadap patogenesis dan progresi serta metastasis dari kanker ovarium epitelial. Hal ini berhubungan dengan ikatan antara CA-125 dengan mesotelin. MUC-16 CA-125 menunjukkan sifat yang dapat menghambat obat yang merangsang apoptosis pada sel. Sebuah penelitian yang melakukan penghambatan pengeluaran MUC-16 dari sel NIH-OVCAR3 dengan menggunakan anti MUC-16 antibodi rantai tunggal didapati hasil bahwa penurunan kadar MUC-16 hampir membatalkan secara sempurna kemampuan sel NIH-OVCAR3 untuk berkembang secara in vivo serta dapat menahan pertumbuhan sel yang secara kuat dapat menghambat pertumbuhan tumor secara in vivo dan in vitro. Meskipun begitu, penurunan MUC-16 tidak menunjukkan Universitas Sumatera Utara peningkatan proses apoptosis. Penurunan sel tumor pada in vitro dan in vivo yang berhubungan dengan penurunan MUC-16 tidak dapat dijelaskan dengan proses apoptosis. Kemungkinan yang dapat dijelaskan adalah sel-sel ini akan mencapai kepadatan tertentu dan kemudian mereka akan berhenti berproliferasi dan tidak akan berbentuk tumor bernodul dengan berukuran besar. 15,17

2.1.6.4. Peranan Klinis CA-125