Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata sekarang ini sudah merupakan suatu tuntutan hidup dalam zaman modern ini. Permintaan orang-orang untuk melakukan perjalanan wisata, dari tahun ke tahun terus meningkat. Itu terjadi tidak saja hampir setiap Negara di dunia ini, tetapi juga dalam negeri sendiri, yang alam dan seni budayanya sangat menarik Oka A Yoeti., 1997. Propinsi Jawa Tengah, sebagai salah satu wilayah tujuan wisata di Indonesia, menawarkan berbagai macam obyek wisata baik obyek wisata alam, budaya, maupun buatan. Salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Tengah yang kaya akan obyek dan daya tarik wisata tersebut adalah Kabupaten Karanganyar. Kabupaten Karanganyar adalah salah satu kabupaten yang berada di kawasan karesidenan Surakarta yang memiliki potensi wisata yang cukup besar, baik yang sudah berkembang maupun yang masih dalam binaan. Di Kabupaten Karanganyar, sektor pariwisata tersebut menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang sangat penting, sehingga terus diupayakan pengembangannya, mengingat potensi yang ada masih mungkin untuk terus di tingkatkan. Sebagian besar obyek wisata di Kabupaten Karanganyar berada di lereng barat Gunung Lawu, yaitu Tawangmangu. Letak Tawangmangu yang berada di Jawa Tengah bagian timur serta berbatasan dengan obyek wisata Sarangan Magetan Jawa Timur, menjadikannya pintu gerbang pariwisata Jawa Tengah bagian Timur. Posisi tersebut sangatlah strategis bagi kepentingan pengembangan pariwisata Jawa Tengah bagian tenggara dan pengembangan wisata lintas propinsi Jawa Tengah-Jawa Timur Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, 2001. Hal tersebut ditunjang dengan adanya pembangunan jalan baru yang lebih landai dan tidak berliku-liku yang menghubungkan Kota Karanganyar dengan Kota Magetan, Jawa Timur, sebagai jalur alternatif baru Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, 2003. Tawangmangu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kecamatan ini ternama karena merupakan daerah wisata yang sangat sejuk. Terletak kurang lebih 37 km timur kota Solo. Tawangmangu dikenal sebagai obyek wisata pegunungan di lereng barat Gunung Lawu yang bisa ditempuh dengan kendaraan darat selama sekitar satu jam dari Kota Surakarta Solo. Tempat ini sejak masa kolonial Belanda telah menjadi tempat berwisata. Obyek tujuan wisata utama adalah Air Terjun Grojogan Sewu tinggi 81 m. Di tempat tetirah ini tersedia berbagai sarana pendukung wisata seperti kolam renang dan berbagai bentuk penginapan. Obyek wisata Tawangmangu memiliki daya tarik keindahan yang memukau dan sangat indah. Bila ditinjau kembali, pengembangan dan pendayagunaan potensi pariwisata yang ada di kawasan Wisata Tawangmangu saat ini belum optimal. Hal ini terlihat dari kurang memadainya sarana akomodasi yang ada. Sarana akomodasi yang dimaksud adalah hotel, dalam hal ini hotel berbintang maupun melati, sebagai fasilitas penunjang wisata yang representatif secara kualitas maupun kuantitas. Ini dapat dilihat dari data yang ada, bahwa di kawasan tersebut hanya terdapat 3 buah hotel bintang, 41 hotel melati, dan 67 pondok wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, 2009. Ini menyebabkan banyak wisatawan yang menggunakan fasilitas akomodasi di luar kawasan wisata tersebut. Dalam dunia perhotelan yang saat ini semakin berkembang pesat dan persaingan semakin ketat maka dalam waktu sekarang ini telah banyak tumbuh hotel di seluruh wilayah Indonesia dari berbagai klasifikasi hotel, baik hotel berbintang maupun hotel melati. Seiring dengan bertambahnya jumlah hotel di kota Karanganyar khususnya Tawangmangu maka secara otomatis akan diikuti oleh persaingan antara hotel yang satu dengan hotel yang lain. Untuk bisa selangkah lebih maju dari pesaing, dimana dalam hal ini akan disajikan secara khusus bagaimana melihat suatu hotel telah efisien dan memberikan kepuasan kepada tamu hotel. Dahulu fungsi hotel hanya sebagai tempat bermalam bagi konsumen yang melakukan perjalanan bisnis atau wisata dan tidak memiliki relasi di tempat tujuan. Seiring berjalannya waktu, fungsi hotel mengalami peningkatan. Saat ini, sering kali hotel digunakan untuk acara pernikahan, rapat perusahaan, launching untuk produk baru suatu perusahaan dan tak jarang pula hotel digunakan sebagai sarana untuk berakhir pekan bagi kalangan masyarakat menengah atas. Konsumen pada jaman sekarang adalah konsumen yang kritis yang sangat berhati-hati dalam membelanjakan uang. Mereka mempertimbangkan banyak faktor untuk memilih sebuah produk atau jasa termasuk jasa perhotelan. Oleh sebab itu sangat penting bagi hotel-hotel di daerah Tawangmangu yang merupakan salah satu penyedia jasa perhotelan di daerah wisata untuk merancang konsep pelayanan yang tepat. Sebab hanya perusahaan yang memiliki wawasan tentang konsumen dan konsep pelayanan yang dapat tetap bertahan hidup. Perusahaan tidak terkecuali yang bergerak di bisnis perhotelan dituntut untuk dapat memberikan nilai lebih, dengan cara memperhatikan dan memberikan apa yang diinginkan konsumennya. Dampak adanya pengembangan jasa perhotelan di bidang ekonomi adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha Peningkatan pengembangan hotel dapat membuka lapangan kerja dan lapangan berusaha baik secara langsung maupun tidak langsung, baik pada waktu sebelum dan sesudah berlangsungnya kegiatan tersebut. 2. Meningkatkan pendapatan daerah Sektor perhotelan mempunyai peluang besar untuk mendapatkan pendapatan daerah yang dapat mendukung kelanjutan pembangunan tersebut. 3. Menunjang pembangunan nasional Pembangunan hotel cenderung untuk tidak terpusat di kota melainkan di daerah pedalaman dan bebas dari kebisingan kota. Dengan demikian hal ini sangat berperan dalam menunjang pembangunan daerah. Masalah efisiensi menjadi isu sangat penting pada saat ini dan di masa yang akan datang, karena: i jumlah sumber daya yang semakin sedikit; ii persaingan yang semakin ketat; iii meningkatnya standar kepuasan konsumen; iv meningkatnya mutu kehidupan. Oleh karena itu, analisis efisiensi sangat penting untuk mengetahui dan menentukan penyebab perubahan tingkat efisiensi dan selanjutnya menentukan tindakan koreksi untuk peningkatan efisiensi. Berdasar hal tersebut peneliti ingin mencoba mengetahui analisis efisiensi teknis dan alokatif Hotel yang berada di kawasan wisata Tawangmangu Kabupaten Karanganyar dengan menggunakan metode DEA Data Envelopment Analysis dengan cakupan penelitian pada Hotel yang berada di kawasan wisata Tawangmangu yang ada di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2009. Tingkat efisiensi pada Hotel yang berada di kawasan wisata Tawangmangu dapat dianalisis dengan metode DEA Data Envelopment Analysis . Melalui hasil observasi data kepada pihak pengelola hotel, laporan pada Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan dan Perhimpunan Hotel Dan Restoran Indonesia di Kabupaten Karanganyar, diharapkan nilai indikator yang cukup kuat untuk mengetahui efisien atau tidak. Adapun hotel yang menjadi objek penelitian adalah Hotel yang berada di kawasan wisata Tawangmangu yang berlokasi di dekat beberapa tempat wisata di Tawangmangu di wilayah Kabupaten Karanganyar. Berdasarkan uraian di atas, maka judul penelitian ini adalah “Analisis Efisiensi Teknis Dan Alokatif Hotel Di Kawasan Wisata Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Dengan Menggunakan Metode DEA Data Envelopment Analysis ”

B. Perumusan Masalah