Produksi Dengan Satu Input Variabel

panjang dapat diubah menjadi input variabel. Fungsi produksi jangka panjang dapat dituliskan sebagai berikut : Q = f K, L 2.4 Dimana : Q = Output fungsi dari perubahan L dan Pemakaian K tetap L = tenaga kerja input variabel K = kapital input variabel Dalam produksi jangka panjang perusahaan dapat melakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di pasar Sugiarto, 2002:204. Jumlah alat-alat produksi dapat ditambah, pengunaan mesin-mesin dapat dirombak dan ditingkatkan efisiensinya, jenis-jenis komoditas baru dapat dihasilkan.

3. Produksi Dengan Satu Input Variabel

Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat produksi suatu komoditas dengan satu faktor produksi yang variabel. Hubungan antara tingkat produksi suatu komoditas dengan satu faktor produksi yang variabel terdapat faktor produksi tetap yang jumlahnya tidak berubah. Perusahaan menekankan pada hubungan antara jumlah karyawan dengan jumlah produksi kita misalkan dalam kasus ini. Menggunakan fungsi produksi tersebut dapat diketahui hubungan antara Total Product Q, Marginal product MP, dan Average Product AP. Total Product TP merupakan jumlah produksi total yang dihasilkan oleh suatu proses produksi. Biasa dilambangkan dengan TP atau Q. Marginal Product MP merupakan perubahan produksi yang diakibatkan oleh perubahan penggunaan satu satuan faktor produksi variabel, misal faktor produksi variabel merupakan tenaga kerja maka marginal productnya dikenal dengan marginal product of labour MP L . Dalam penghitungannya dapat menggunakan formula : MP L = L Q   2.5 Average Product AP menunjukkan besarnya rata-rata produksi yang dihasilkan oleh setiap penggunaan faktor produksi variabel. Jika L merupakan tenaga kerja yang digunakan, maka Average Productnya disebut sebagai Average Product of labour AP L dimana formulasinya adalah : AP L = L Q 2.6 Berdasarkan tabel tersebut diasumsikan bahwa input tetap digunakan pada suatu tingkat tertentu. L merupakan input variabel tenaga kerja, Q merupakan TP, berdasarkan tabel menunjukkan bahwa penambahan input L maka Q terus naik hingga unit L mencapai 8, dan setelah itu mengalami penurunan, Demikian juga dengan Average Product marginal yang mengalami pola naik kemudian menurun pada unit L 5. Keadaan ini menggambarkan bahwa penambahan L yang semakin banyak akan menambah TP sampai pada tingkat maksimum yang kemudian menurun. Keadaan ini dinamakan the law of deminishing return , yaitu hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang. Berdasarkan hukum tersebut, hubungan antara total produksi dan jumlah input variabel mengalami tiga tahap yaitu : a. Tahap pertama: saat total product mengalami pertambahan yang semakin cepat. b. Tahap kedua: saat pertambahan total product semakin lama semakin kecil. c. Tahap ketiga: saat total product semakin lama semakin berkurang. Gambar 2.2 Kurva Total Product, Marjinal Product, Average Product menunjukkan tahap-tahap produksi: Gambar 2.2 Kurva Total Product, Marjinal Product, Average Product Sumber : Sugiarto, 2002 : 209 Q 49 TP 40 III II I 18 L 2 8 4 Q 13 III II I 10 13 AP L MP L 2 4 8 L Berdasarkan kurva tersebut secara matematis menunjukkan bahwa Q maksimum akan dicapai pada saat Q’ turunan pertama fungsi Q = 0. MP L maksimum akan dicapai pada saat MP L ’ = 0, dan AP L maksimum dicapai pada saat AP L ’ = 0. Pada saat AP L mencapai maksimum, MP L berpotongan dengan AP L . Hal ini disebabkan karena pola dari marginal product. Berdasarkan gambar terlihat bahwa pada saat MP L naik maka AP L juga naik. Saat MP L menurun, maka AP L akan naik selama nilai MP L AP L . Saat MP L terus turun dan nilai MP L AP L maka AP L akan menurun, karena pola seperti inilah maka MP L memotong AP L pada saat AP L maksimal. Berdasarkan contoh, ini terjadi pada saat L = 4 orang. Saat AP mencapai maksimum, akan tercapai kondisi Efisiensi Teknis . Kaitannya dengan konsep efisiensi teknis ini suatu tingkat pemakaian faktor produksi dikatakan lebih efisien dari tingkat pemakaian yang lain apabila dapat memberikan AP yang lebih besar. Di sisi lain seringkali perusahaan lebih memfokuskan perhatian pada konsep Efisiensi ekonomis dibandingkan efisiensi teknis. Berdasarkan hal ini efisiensi ekonomis tercapai pada saat pemakaian faktor produksi tersebut menghasilkan keuntungan yang maksimum.

4. Produksi Dengan Dua semua Input Variabel