Input Output TINJAUAN PUSTAKA

penelitian untuk menjawab faktor-faktor apa yang menentukan perbedaan tingkat efisiensi. Dengan demikian dapat dicari solusi yang tepat. Ketiga, informasi mengenai efisiensi memiliki implikasi kebijakan karena pengambil kebijakan dapat menentukan kebijakan yang tepat Samsubar Saleh, 2000 dalam Adhisty M Khariza, 2009.

D. Input Output

Menurut Badan Pusat Statistik BPS, input adalah biaya antara dalam proses industri yang berupa bahan baku, bahan bakar, barang lainnya diluar bahan baku bahan penolong, jasa industri, sewa gedung dan biaya jasa non industri, dan lain-lain. Pengertian input atau masukan-masukan adalah kontribusi dari faktor produksi seperti barang-barang modal termasuk lahan dan sumber daya alam lainnya, tenaga kerja, serta produk intermediate. Bila mempertimbangkan ekonomi secara keseluruhan, maka penjualan dan pembelian produk intermediate seperti material, energi dan pembayaran jasa-jasa servis, tidak dimasukkan. Di sini tenaga kerja dan modal sering disebutkan sebagai faktor produksi yang sebenarnya bila produktivitas diukur dengan menggunakan output nilai tambah. Menurut Badan Pusat Statistik BPS, output adalah keluaran yang dihasilkan dari proses kegiatan industri yang berupa barang yang dihasilkan, tenaga listrik yang dijual, jasa industri, keuntungan jual beli, selisih stok barang setengah jadi, dan penerimaan lain. Pengertian keluaran atau output secara umum adalah sesuatu yang diproduksi atau dihasilkan. E. Data Envelopment Analysis DEA Data Envelopment Analysis DEA adalah metode analisis non perametrik yang digunakan untuk mengukur efisiensi teknis relatif suatu unit kegiatan ekonomi UKE yang melibatkan banyak input dan banyak output multi input-multi output. Pendekatan parametrik dapat digunakan untuk mengukur inefisiensi secara lebih umum, tetapi kesimpulan secara statistika tidak dapat diambil jika mengunakan metode non parametrik. Pendekatan DEA tidak menggunakan informasi, sehingga sedikit data yang dibutuhkan, lebih sedikit asumsi yang diperlukan dan sampel yang lebih sedikit diperlukan. Pendekatan DEA tidak memasukkan random error. Sebagai konsekuensinya, pendekatan DEA tidak dapat memperhitungkan faktor-faktor seperti perbedaan harga daerah, perbedaan peraturan, perilaku baik buruknya data, observasi yang ekstrim, dan lain sebagainya sebagai faktor-faktor ketidak efisienan. Dalam mengukur efisiensi, DEA mengidentifikasi unit yang digunakan sebagai referensi yang dapat membantu untuk mencari penyebab dan jalan keluar dari ketidak efisienan, yang merupakan keuntungan utama dalam aplikasi manajerial. Selain itu DEA tidak memerlukan spesifikasi yang lebih lengkap dari bentuk fungsi yang menunjukan hubungan produksi dan distribusi dari observasi. DEA bisanya digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dari beberapa produsen. Sebuah pendekatan statistik khusus dikarakteristikkan sebagai pendekatan kecenderungan pusat yang mengevaluasi total produsen relatif terhadap rata-rata produsen. Perbedaanya dengan DEA, DEA merupakan metode titik ekstrem dan membandingkan masing-masing produsen dengan hanya produsen terbaik saja. Dalam literature DEA produsen sering mengartikan sebagai unit pembuat keputusan atau Decision Making Unit DMU. Dalam DEA, Efisiensi relatif UKE didefinisikan sebagai rasio total dari total output tertimbang dibagi total input tertimbang. Inti dari DEA adalah menetukan bobot atau timbangan setiap input dan output UKE. DEA diasumsi bahwa setiap UKE akan memilih bobot yang dimaksimumkan rasio efisiensinya. Karena setiap UKE menggunakan kombinasi input yang berbeda untuk menghasilkan kombinasi output yang berbeda pula, maka setiap UKE akan memilih seperangkat bobot yang mencerminkan keragaman tersebut. Secara umum UKE akan menetapkan bobot yang tinggi untuk input yang menggunakannya sedikit dan untuk output yang diproduksi dengan banyak. Bobot tersebut bukan merupakan nilai ekonomis dari input dan outputnya, melainkan sebagai penentu untuk memaksimumkan efisiensi dari suatu UKE. DEA diperkenalkan oleh Charnes, Cooper dan Rhodes 1978. Metode Data Envelopment Analysis DEA dibuat sebagai alat bantu untuk evaluasi kinerja suatu aktifitas dalam sebuah unit entitas organisasi. Pada dasarnya prinsip kerja model DEA adalah membandingkan data input dan output dari suatu organisasi decision making unit , DMU dengan data input dan output lainnya pada DMU yang sejenis. Perbandingan ini dilakukan untuk mendapatkan suatu nilai efisiensi. Metode DEA mempunyai beberapa kelebihan, yaitu Purwantoro, 2004 dalam Setiawan: 1. Dapat menangani banyak input dan output dari sekumpulan DMU. 2. Tidak membulatkan asumsi hubungan fungsional antara input dan output. 3. Tidak mensyaratkan pengukuran tunggal untuk setiap DMU sehingga memudahkan untuk dibandingkan dengan DMU yang lain. DEA juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu: 1. Pengukuran efisiensi DEA menghasilkan tingkat efisiensi relatif, artinya tingkat efisiensi jika dibandingkan dengan DMU-DMU yang lain dan sangat rentan terhadap kesalahan pengukuran sehingga dapat menghasilkan nilai yang tidak valid. 2. Karena DEA adalah metode nonparametric sehingga sangat sulit dilakukan uji pengukuran statistik.

F. Penelitian Terdahulu