32 dengan suspensi sel bakteri konsentrasi 10
8
CFUml Difco and BBL Manual,
2009. 3.10.2 Pembuatan inokulum
3.10.2.1 Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
Koloni bakteri Staphylococcus aureus danEscherichia colidiambil dari stok kultur dengan jarum ose steril, lalu disuspensikan dalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml larutan nutrient broth NB, diinkubasi sampai didapat kekeruhan yang sama dengan larutan Standar Mc.Farland No.0,5, berarti konsentrasi bakteri
adalah 10
8
CFUml, kemudian dilakukan pengenceran suspensi bakteri dengan memipet 0,1 ml inokulum bakteri dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah
berisi larutan nutrient broth NB sebanyak 9,9 ml dan divortex hingga homogen maka suspensi bakteri konsentrasinya sama dengan 10
6
CFUml.
3.11 Pembuatan Larutan Uji Ekstrak Etanol Kulit Buah Semangka Merah Berbiji
Sebanyak 5 g ekstrak etanol kulit buah semangka merah berbiji dilarutkan dengan DMSO 10 cukupkan hingga 10 ml. Konsentrasi ekstrak etanol adalah
500 mgml. Pengenceran dilakukan untuk memperoleh ekstrak etanol dengan konsentrasi 400, 300, 200, 100, 90, 80, 70, 60, 50, 40, 30, 28, 26, 24, 22 dan 20
mgml.
3.12 Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Semangka Merah Berbiji
Sebanyak 0,1 ml inokulum dimasukkan ke dalam cawan petri steril,
kemudian dituang media nutrient agar sebanyak 15 ml dengan suhu 45
o
-50
o
C. Selanjutnya dihomogenkan agar media dan suspensi bakteri tercampur rata dan
Universitas Sumatera Utara
33 dibiarkan memadat. Diletakkan pencadang kertas diatas media padat yang telah
diinokulasi bakteri lalu ditetesi 20 µl larutan uji ekstrak dengan berbagai konsentrasi.Demikian pulaDMSO 10 sebagai kontrol pelarut, akuades sebagai
kontrol negatif dan penicilin 10 µgml sebagai kontrol positif dengan menggunakan mikropipet. Biarkan 15 menit, kemudian diinkubasi dalam
inkubator pada suhu 36-37
o
C selama 18 jam, setelah itu diukur diameter daerah hambatan di sekitar cakram dengan menggunakan jangka sorong.
Aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah semangka merah berbiji ditentukan berdasarkan konsentrasi hambat minimum. Konsentrasi hambat
minimum adalah konsentrasi terendah ekstrak etanol kulit buah semangka merah berbiji yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji.
Universitas Sumatera Utara
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identitas Tumbuhan
Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan olehPusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor, menunjukkan bahwa
tumbuhan yang diteliti adalah Citrullus lanatus Thunb. Matsum Nakai. Hasil pemeriksaan identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 47.
4.2 Hasil Karakteristik Simplisia 4.2.1 Pemeriksaan makroskopik
Hasil pemeriksaan simplisia kulit buah semangka merah berbiji yaitu berwarna kuning kecoklatan pada bagian dalam dan berwarna hijau kecoklatan
pada bagian luar, tidak berbau, tidak berasa, menggulung dan tebal lebih kurang 0,2 cm.
4.2.2 Pemeriksaan mikroskopik
Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia kulit buah semangka merah berbiji dijumpai fragmen berupa pembuluh xilem spiral,jaringan parenkim dan
sklerenkim. Uji spesifik untuk sklerenkim dengan penambahan floroglusinol menghasilkan warna merah. Hasil pemeriksaan mikroskopik dapat dilihat pada
Lampiran 4, halaman 50.
4.2.3 Kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam.
Hasil pemeriksaan kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol,kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam serbuk simplisia buah
semangka merah berbiji dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara