37 buah semangka merah tanpa biji mengandung alkaloid, flavonoid, glikosida,
saponin dan triterpenoidsteroid, dimana metabolit sekunder tersebut berfungsi sebagai agen antibakteri.
4.5 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Semangka Merah Berbiji
Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah semangka merah berbiji dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah semangka merah
berbiji Konsentrasi
mgml Diameter daerah hambatan mm
Staphylococcus aureus Escherichia coli
500 14,63
14,26 400
14,23 13,90
300 13,33
12,76 200
11,80 11,46
100 11,13
10,86 90
10,60 10,13
80 9,73
8,90 70
8,90 8,13
60 8,10
7,76 50
7,76 7,30
40 7,20
6,93 30
6,66 6,43
28 -
- 26
- -
24 -
- 22
- -
20 -
- Kontrol pelarut
- -
Kontrol - -
- Kontrol +
9,93 8,53
Keterangan: = hasil rata-rata tiga kali pengukuran
- = tidak ada hambatan
Kontrol pelarut = DMSO 10
Kontrol - = akuades
Kontrol + = Penicilin 10 µgml
Berdasarkan hasil pengukurandiameter daerah hambatan pertumbuhan
bakteriStaphylococcus aureusdanEscherichiacoli,memperlihatkanbahwa
Universitas Sumatera Utara
38 ekstrak etanol kulit buah semangka merah berbiji efektif dalam menghambat
pertumbuhan kedua bakteri tersebut.Aktivitas suatu zat antimikroba dalam menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme tergantung pada
konsentrasi antimikroba tersebut Dzen, 2003.Hasil uji aktivitas antibakteri diketahui semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol kulit buah semangka merah
berbiji maka diameter daerah hambat yang dihasilkan semakin besar. Menurut Depkes RI 1995, diameter daerah hambat antibakteri yang
paling efektif terhadap uji antibakteri adalah 14 sampai 16 mm. Pada tabel 4.3 hasil pengukuran diameter daerah hambatan memperlihatkan bahwa ekstrak
etanol kulit buah semangka merah berbiji memberikanaktivitasantibakteri yang efektif dalam menghambatpertumbuhanbakteriStaphylococcus aureus pada
konsentrasi 400 mgml dengan diameter daerah hambat sebesar 14,23 mm dan bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 500 mgml dengan diameter
daerahhambat sebesar 14,26 mm. Konsentrasi hambat minimum bakteri Staphylococcus aureus sebesar 30 mgml dengan diameter daerah hambat 6,66
mm dan bakteri Escherichia coli sebesar 30 mgml dengan diameter daerah hambat 6,43 mm.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harahap 2016,hasil uji aktivitas dan konsentrasi hambat minimum KHM ekstrak etanol kulit buah
semangka merah terhadap bakteri Staphylococcus aureus sebesar 14 mgml dengan diameter daerah hambat hambat 6,2 mm. Hasil uji aktivitas dan
Konsentrasi Hambat Minimum KHM ekstrak etanol kulit buah semangka merah terhadap bakteri Escherichia coli sebesar 19 mgml dengan diameter daerah
hambat 6,3 mm. Berdasarkan nilai KHM, maka senyawa antibakteridibedakan menjadi 4
Universitas Sumatera Utara
39 yaitu: senyawa aktif yang memiliki nilai KHM antara 100-500 µ gml digolongkan
sebagai senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri yang cukup kuat. Senyawa aktif yang memiliki nilai KHM antara 500-1000 µgml digolongkan sebagai
senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri yang lemah dan senyawa aktif yang memiliki KHM lebih dari 1000 µgml digolongkan sebagai senyawa yang tidak
memiliki aktivitas antibakteri Holetz, et al., 2002. Menurut Apristiani 2005, jika ekstrak aktif pada konsentrasi 1000 µgml ekstrak tersebut dianggap tidak
berpotensi dikembangkan sebagai antimikroba baru dibanding obat-obat antibiotik yang sudah ada sekarang. Ekstrak dikatakan berpotensi jika pada kadar pemberian
≤1000 µgml mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil uji kontrol pelarut yaitu DMSO 10 dan kontrol - yaitu akuades,
menunjukkan tidak adanya diameter daerah hambat pada Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Menurut Hastari 2012, digunakan dimethyl-sulfoxide
dengan konsentrasi 10 karena pada konsentrasi ini DMSO tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil uji kontrol + yaitu Penicilin 10 µgml
menunjukkan adanya diameter daerah hambat yaitu 9,93 mm pada Staphylococcus aureusdan 8,53 mm padaEscherichia coli.
Tabel 4.3 diketahui bahwa ekstrak etanol kulit buah semangka merah lebih baik menghambat bakteri Staphylococcus aureusdibandingkan menghambat
bakteri Escherichia coli.Hal ini sesuai dengan pernyataan Zuhud, et al., 2001 bahwa bakteri gram negatif mempunyai ketahanan yang lebih baik terhadap
senyawaantimikroba dibandingkan bakteri gram positif. Perbedaan diameter daerah hambat yang terjadi antara ke dua bakteri tersebut kemungkinan terjadi
karena kandungan dinding sel yang berbeda. Dinding sel gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal dan
Universitas Sumatera Utara
40 membran sel, sementara dinding sel gram negatif memiliki tiga lapisan: membran
dalam, membran luar dan lapisan peptidoglikan yang lebih tipis Gillespie dan Kathleen, 2007. Struktur dinding sel mikroba gram negatif relatif lebih
kompleks, berlapis tiga yaitu lapisan luar yang berupa lipoprotein, lapisan tengah yang berupa lipopolisakarida dan lapisan dalam berupa peptidoglikan. Sedangkan
struktur dinding sel mikroba gram positif relatif lebih sederhana sehingga memudahkan senyawa antimikroba untuk masuk ke dalam sel dan menemukan
sasaran untuk bekerja Pelzar dan Chan, 1986. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah
semangka merah berbiji mengandung golongan senyawa kimia berupa alkaloid, flavonoid, glikosida, triterpenoidsteroid dan saponin.Saponin termasuk kedalam
kelompok antibakteri yang mengganggu permeabilitas membran sel bakteri. Mekanisme kerja saponin sebagai antibakteri adalah menurunkan tegangan
permukaan sehingga mengakibatkan naiknya permeabilitas atau kebocoran sel dan mengakibatkan senyawa intraseluler akan keluar dari sel Madduluri, et al., 2013.
Mekanisme steroid sebagai antibakteri berhubungan dengan membran lipid dan sensitivitas terhadap komponen steroid yang menyebabkan kebocoran pada
liposom Madduluri, et al., 2013. Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Mekanisme yang
diduga adalah dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh, terganggunya
sintesis peptidoglikan sehingga pembentukan sel tidak sempurna karena tidak mengandung peptidoglikan dan dinding selnya hanya meliputi membran sel
Retnowati, et al., 2011
Universitas Sumatera Utara
41 Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenol yang mempunyai
kecenderungan untukmengikat protein, sehingga menggangguproses metabolisme bakteri, selain itu flavonoid juga berfungsi sebagai antibakteri
dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler sehingga mengganggu integritas membran sel bakteri Robinson, 1995
.
Flavonoid mampu menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis dari asam nukleat, menghambat fungsi dari membran sitoplasma, serta
menghambat metabolisme energi Cushnie, et al., 2005.
Universitas Sumatera Utara
42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kulit buah semangka merah berbiji Citrullus lanatus Thunb. Matsum Nakaidiperoleh kesimpulan:
a. hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia kulit buah semangka merah
berbiji diperoleh kadar air 8,60, kadar sari larut dalam air 21,26, kadar sari yang larut dalam etanol 15,53, kadar abu total 6,51 dan kadar abu yang
tidak larut dalam asam 0,80. b.
hasil pemeriksaan skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak etanol kulit buah semangka berbiji menunjukkan adanya kandungan senyawa kimia
alkaloid, glikosida, flavonoid, saponin dan triterpenoidsteroid. c.
uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanolkulit buah semangka merah berbiji mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus
aureus danEscherichia coli. Konsentrasi Hambat Minimum KHM ekstrak etanol kulit buah semangka merah berbiji terhadap bakteri Staphylococcus
aureus pada konsentrasi 30 mgmL dengan diameter daerah hambat 6,66 mm dan terhadap bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 30 mgmL dengan
diameter daerah hambat 6,43 mm.
5.2 Saran
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat melakukan fraksi etil asetat dan fraksi n-heksana pada kulit buah semangka merah berbiji.
Universitas Sumatera Utara