Dasar Hukum PPN Pemungutan PPN Objek dan Subjek PPN

Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 ditunda oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai karena adanya penundaan pemungutan Bea Masuk, maka Pajak Masukan dapat dikreditkan dalam Masa Pajak pada saat Pajak Masukan itu dipungut.

2. Dasar Hukum PPN

Peraturan perundang-undang yang mengatur pajak pertambahan nilai atas impor adalah: 2.1 UU no.8 tahun 1983 tentang PPN PPnBM sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU no.42 tahun 2009. 2.2 Peraturan Pemerintah no. I tahun 2012 tentang pelaksanaan UU PPN dan PPnBM no.8 tahun 1983 berikut perubahannya. 2.3 Peraturan Pemerintah no. 144 tahun 2000 tentang jenis barang dan jasa yang tidak dikenakan PPN 2.4 Peraturan Pemerintah no. 145 tahun 2000 tentang kelompok BKP yang tergolong mewah yang dikenakan PPnBM 2.5 Peraturan Pemerintah no. 146 tahun 2000 tentang imporpenyerahan BKP dan JKP tertentu yang dibebaskan dari PPN

3. Pemungutan PPN

Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Nomor: 563KMK.032003. Yang ditunjuk sebagai pemungut Pajak Pertambahan Nilai adalah: 3.1 Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara KPKN 3.2 Bendaharaan Pemerintah pusat dan daerah, baik Propinsi, Kabupaten atau Kota. 3.3 Kontraktor kontrak bagi hasil dan kontrak karya dibidang pertambangan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

4. Objek dan Subjek PPN

4.1 Objek Pajak Pertambahan Nilai Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas : b. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak. Syarat-syarat adalah : - Barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak BKP - Barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak BKP tidak berwujud - Penyerahan dilakukan di dalam daerah Pabean - Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya c. Impor Barang Kena Pajak d. Penyerahan jasa kena pajak di dalam daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak. Syarat-syarat adalah : - Jasa dilakukan merupakan jasa kena pajak - Penyerahan dilakukan didalam daerah Pabean - Penyerahan dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya e. Pemanfaatan Barang Kena Pajak BKP tidak berwujud dari luar daerah Pabean di dalam daerah Pabean. f. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak JKP dari luar daerah Pabean di dalam daerah Pabean oleh siapapun. g. Ekspor Barang Kena Pajak BKP oleh pengusaha Kena Pajak. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara g. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain. h. Penyerahan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh pengusaha Kena Pajak, sepanjang Pajak masukan yang dibayar pada saat perolehannya menurut ketentuan dapat dikreditkan. 4.2 Subjek Pajak Pertambahan Nilai Berdasarkan objek pajak diatas, dapat diketahui bahwa yang menjadi subjek pajak adalah: a. Pengusaha Kena Pajak PKP Pengusaha Kena, Pajak PKP adalah Pengusaha yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan Undang- undang Pajak Pertambahan Nilai, tidak termasuk Pengusaha Kecil, yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Kegiatan yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak ini meliputi: − Melakukan Penyerahan Barang Kena Pajak BKP atau Jasa Kena, Pajak JKP yang dapat dikenaakan PPN. − Mengekspor Barang Kena Pajak BKP yang dapat dikenakan PPN − Menyerahkan aktiva yang tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara − Bentuk kerjasama operasi yang mencakup Penyerahan Barang Kena Pajak BKP atau Jasa Kena Pajak JKP yang dikenakan PPN. Yang termasuk dalam Pengusaha Kena Pajak adalah sebagai berikut: - Pabrikan atau Produsen - Importir atau Indentor - Pengusaha yang mempunyai hubungan istimewa dengan pabrikan atau importir. b. Bukan Pengusaha Kena Pajak Yang menjadi subjek pajak bukan hanya PKP saja, tetapi yang bukan pengusaha Kena Pajak juga dapat menjadi subjek pajak, misalnya Pengusaha Kecil. Pada dasamya pengusaha kecil bukanlah Pengusaha Kena Pajak, akan tetapi apabila pengusaha kecil tersebut mengajukan permohonan untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, maka pengusaha Kecil itu telah sepenuhnya menjadi pengusaha kena pajak dan wajib memungut, menyetor, dan melaporkan PPN dan PPnBM yang terutang. Selain PKP, yang berhak menjadi Subjek Pajak adalah: - Siapapun yang mengimpor Barang Kena Pajak - Siapapun yang membangun sendiri tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan. - Siapapun yang memanfaatkan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan atau Jasa tidak berwujud dari luar Pabean ke dalam daerah Pabean. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

A. Ketentuan Umum