Saran Asuhan Keperawatan 1. Pengertian Asuhan Keperawatan

6.2. Saran

Adapun saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk pelayanan keperawatan Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki diantaranya respon perawat terhadap apa yang dibutuhkan oleh pasien. Diharapkan kepada para perawat agar lebih responsive terhadap kebutuhan pasien karena bagaimanapun juga dalam hal pelayanan perlu responsifitas tinggi terhadap pengguna jasa dalam hal ini adalah pasien yang membutuhkan sesuatu. Dan perawat harus lebih selektif dalam memilih kata-kata ketika menyampaikan sesuatu kepada pasien terutama ketika menyampaikan pendidikan kesehatan tentang penyakit pasien dan tindak lanjut yang akan dilakukan dalam rangka perawatan pasien. 2. Untuk pendidikan keperawatan Melalui institusi pendidikan perlu diinformasikan kepada mahasiswa Fakultas Keperawatan tentang aspek yang dapat meningkatkan kepuasan pasien di rumah sakit sehingga mahasiswa dapat mengetahui apa yang menjadi haknya pasien pada saat bekerja di rumah sakit nanti. 3. Untuk penelitian keperawatan Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan dengan desain deskriptif. Disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan menggunakan desain yang berbeda seperti desain deskriptif korelasi dengan tujuan untuk menggambarkan hubungan antara kepuasan pasien dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, atau menggunakan desain komparatif dengan tujuan membandingkan tingkat kepuasan pasien antara pasien di ruang rawat inap dengan unit perawatan lainnya. Peneliti menyarankan untuk Universitas Sumatera Utara menggunakan metode yang lebih lengkap seperti observasi dan wawancara, serta jumlah sampel yang lebih banyak sehingga hasilnya lebih representative. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Rumah Sakit 2.1.1. Pengertian Rumah Sakit Menurut Permenkes No. 147 Tahun 2010 rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat. Rumah sakit menurut Anggaran Dasar Perhimpunan Rumah Sakit seluruh Indonesia PERSI Bab I Pasal 1 adalah suatu lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional yang mengemban tugas pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat Triwibowo, 2013. Rumah sakit adalah suatu sarana yang merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang menjalankan rawat inap, rawat jalan, dan rehabilitasi berikut segala penunjangnya Triwibowo, 2013. Menurut American Hospital Association Triwibowo, 2013, Rumah sakit adalah suatu institusi yang fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada pasien. Pelayanan tersebut merupakan diagnostik dan terapeutik untuk berbagai penyakit dan masalah kesehatan baik yang bersifat bedah maupun non bedah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 1 definisi rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan Universitas Sumatera Utara kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

2.1.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan. Berdasarkan Undang-Undang RI No 44 tahun 2009 tentang rumah sakit disebutkan bahwa rumah sakit mempunyai fungsi sebagai: a. penyelanggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit; b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis; c. penyelanggaran pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayan kesehatan; dan Universitas Sumatera Utara d. penyelanggaran penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.1.3. Tata Laksana Rumah Sakit

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit, diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut: a. pasal 2 Pengaturan pedoman organisasi Rumah Sakit bertujuan untuk mewujudkan organisasi Rumah Sakit yang efektif, efisien dan akuntabel dalam rangka mencapai visi dan misi Rumah Sakit sesuai tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Government dan tata kelola klinis yang baik Good Clinical Government. b. pasal 3 Pengaturan pedoman organisasi Rumah Sakit berlaku bagi seluruh Rumah Sakit di Indonesia. c. pasal 4 1. organisasi Rumah Sakit disesuaikan dengan besarnya kegiatan dan beban kerja Rumah Sakit. 2. struktur organisasi Ruma Sakit harus membagi habis seluruh tugas dan fungsi Rumah Sakit. Universitas Sumatera Utara d. pasal 5 Setiap pimpinan organisasi di lingkungan Rumah Sakit wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, simplifikasi, sinkronisasi dan mekanisasi di dalam lingkungannya masing-masing serta dengan unit-unit lainnya. e. pasal 6 1. organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas: a. kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit; b. unsur pelayanan medis; c. unsur keperawatan; d. unsur penunjang medis; e. unsur administrasi umum dan keuangan; f. komite medis; dan g. satuan pemeriksaan internal. 2. unsur organisasi Rumah Sakit selain kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit dapat berupa direktorat, departemen, divisi, instalasi, unit kerja, komite danatau satuan sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja Rumah Sakit. 3. unsur organisasi Rumah Sakit dapat digabungkan sesuai kebutuhan, beban kerja, danatau klasifikasi Rumah Sakit. f. pasal 10 1. unsur keperawatan merupakan unsur organisasi di bidang pelayanan keperawatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit. 2. unsur keperawatan dipimpin oleh direktur, wakil direktur, kepala bidang atau manejer. Universitas Sumatera Utara g. pasal 11 1. unsur keperawatan bertugas melaksanakan pelayanan keperawatan. 2. dalam melaksanakan tugas, unsur keperawatan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana pemberian pelayanan keperawatan; b. koordinasi dan pelaksanaan pelayanan keperawatan; c. pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya dan keselamatan pasien di bidang keperawatan; dan d. pemantauan dan evaluasi pelayanan keperawatan.

2.1.4. Jenis Pelayanan di Rumah Sakit

Dalam Undang-undang RI No.44 Tahun 2009, bajwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.komponen pelayanan di rumah sakit mencangkup 20 pelayanan sebagai berikut: 1 administrasi dan manajemen, 2 pelayanan medis, 3 pelayanan gawat darurat, 4 pelayanan kamar operasi, 5 pelayanan intensif, 6 pelayanan perinatal resiko tinggi, 7 pelayanan keperawatan, 8 pelayanan anastesi, 9 pelayanan radiologi, 10 pelayanan farmasi, 11 pelayanan laboratorium, 12 pelayanan rehabilitasi medis, 13 pelayanan gizi, 14 pelayanan rekam medis, 15 pengendalian infeksi di Rumah Sakit, 16 pelayanan sterilisasi sentral, 17 keselamatan kerja, 18 pemeliharaan sarana, 19 pelayanan lain, dan 20 perpustakaan. Universitas Sumatera Utara 2.2. Ruang Rawat Inap 2.2.1. Pengertian Ruang Rawat Inap Supriyanto 2010, pasien ialah makhluk biologis, psikologis, sosial, ekonomi dan budaya yang memerlukan pemenuhan kebutuhan serta harapan dari aspek bio kesehatan, aspek psiko kepuasan, aspek sosio-ekonomi sandang, pangan, papan dan afiliasi sosial, serta aspek budaya. Pasien rawat inap adalah penderita di suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang harus menginap di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut lebih dari 24 jam karena penyakitnya. Penderita adalah orang yang sedang menderita suatu penyakit. Menurut Direktorat Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2012, pengertian ruang pasien rawat inap adalah ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam. Untuk tiap rumah sakit akan mempunyai ruang perawatan dengan nama sendiri-sendiri sesuai dengan tingkat pelayanan dan fasilitas yang dberikan oleh pihak rumah sakit kepada pasiennya.

2.2.2. Standar Pelayanan Minimal SPM Ruang Rawat Inap

Berdasarkan Menteri Kesehatan Republik Inonesia Nomor 129MenkesSKII2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, pengertian dari standar pelayanan minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara Universitas Sumatera Utara minimal, juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat. Tabel 2.1 Indikator dan standar pelayanan rawat inap Jenis pelayanan Indikator Standar Rawat inap 1. pemberi pelayanan 1. Dr. Spesialis, Perawat minimal D3 2. dokter penanggung jawab pasien 2. 100 3. ketersediaan pelayanan 3. Anak, Penyakit dalam, Kebidanan, Bedah 4. jam visite dokter spesialis 4. 08.00 sd 14.00 setiap hari kerja 5. kejadian infeksi pasca operasi 5. 1,5 6. kejadian infeksi nosokomial 6. 1,5 7. tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatankematian 7. 100 8. kematian pasien 48 jam 8. 0,24 9. kejadian pulang paksa 9. 5 10. kepuasan pelanggan 10. 90 Universitas Sumatera Utara Jenis pelayanan Indikator Standar Rawat inap 11. rawat inap TB e. penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB f. terlaksana kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di rumah sakit 11. a. 60 b. 60 12. ketersediaan pelayanan rawat inap yang memberikan pelayanan jiwa 13. NAPZA, Gangguan Psikotik, Gangguan Neurotik dan Gangguan Mental Organik 14. tidak adanya kejadian kematian pasien gangguan jiwa karena bunuh diri 14. 100 15. kejadian re-admission pasien gangguan jiwa dalam waktu 1 bulan 15. 100 16. lama hari perawatan pasien gangguan jiwa 16. 6 minggu Sumber Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129MenkesSKII2008 Universitas Sumatera Utara 2.3. Konsep Dasar Keperawatan 2.3.1. Pengertian perawat Pengertian perawat menurut pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan UU RI No. 38, 2014. Perawat sebagai suatu profesi merupakan bagian dari tim kesehatan yang bertanggung jawab membantu klien, baik dalam kondisi sehat maupun sakit, pemberian bantuan ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan dasar klien guna tercapainya kondisi sehat yang optimal Haryanto, 2007. Perawat adalah tenaga kesehatan yang secara langsung berhubungan dengan manusia, klien yang di rawat menyerahkan kesehatan dan keselamatan hidupnya kepada petugas kesehatan, termasuk perawat Asmadi, 2008. Jenis perawat menurut pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 terdiri atas perawat profesi Ners dan Ners Spesialis dan perawat vokasi Diploma Tiga Keperawatan UU RI No 38, 2014.

2.3.2. Tugas Perawat

Menurut undang-undang No 38 tahun 2014 dalam menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat bertugas sebagai: Universitas Sumatera Utara a. pemberi asuhan keperawatan; b. penyuluh dan konselor bagi klien; c. pengelola pelayanan keperawatan; d. peneliti keperawatan; e. pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; danatau f. pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola pelayanan keperawatan, perawat berwenang: a. melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan; b. merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi Pelayanan Keperawatan; dan c. mengelola kasus.

2.3.3. Layanan Keperawatan

Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat Undang- Undang No.38 Tahun 2014. pelayanan keperawatan diberikan yakni disebabkan oleh kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kemauan yang kurang dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri. Pada dasarnya keperawatan itu melayani atau membantu. Perawat berusaha membantu manusia pasien dalam mengatasi masalah sehat sakit serta akibatnya. Menurut Zaidin 2001, Universitas Sumatera Utara klien yang menjadi sasaran keperawatan yaitu: individu, keluarga, kelompok dan komunitas. Undang–Undang No 38 Tahun 2014 tentang keperawatan mendefinisikan pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Apabila perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai standar maka perawat dapat melindungi diri sendiri pada bahaya tindakan legal dan yeng lebih penting adalah melindungi klienpasien pada risiko bahaya dan cedera. Layanan keperawatan dapat diamati dari praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien harus memenuhi standar dan kriteria profesi keperawatan, serta mampu memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai harapan instansi pelayanan kesehatan untuk mencapai tingkat kepuasan dan memenuhi harapan pasien Yani, 2007. Universitas Sumatera Utara 2.4. Asuhan Keperawatan 2.4.1. Pengertian Asuhan Keperawatan Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian Klien dalam merawat dirinya. Tujuan dan manfaat standar asuhan keperawatan pada dasarnya mengukur kualitas asuhan kinerja perawat dan efektifitas manajemen organisasi. Standar asuhan keperawatan berfokus pada hasil pasien, standar praktik berorientasi pada kinerja perawat professional untuk memberdayakan proses keperawatan Undang–undang No 38 tahun 2014. Berikut penilaian kinerja perawat menggunakan standar praktik keperawatan yang telah dijabarkan oleh PPNI 2000 dengan mengacu kepada pendekatan proses keperawatan yang meliputi: 1. Standar I : Pengkajian Keperawatan Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Kriteria prosesnya meliputi: 1 Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik, serta dari pemeriksaan penunjang; Universitas Sumatera Utara 2 Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis, dan catatan lain; dan 3 Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi: a. Status kesehatan klien di masa lalu; b. Status kesehatan klien saat ini; c. Status biologis-psikologis-sosial-spritual; d. Respon terhadap terapi; e. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal; dan f. Resiko-resiko tinggi masalah. 2. Standar II : Diagnosa Keperawatan Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosa keperawatan Kriteria prosesnya meliputi: 1 Proses diagnosa terdiri dari analisis, interprestasi data, identifikasi masalah klien dan perumusan diagnose keperawatan; 2 Diagnosa keperawatan terdiri dari: masalah P, penyebab E, dan tanda atau gejala S atau terdiri dari masalah dan penyebab PE; 3 Bekerjasama dengan klien, dan petugas kesehatan lain untuk memvalidasi diagnosa keperawatan; dan 4 Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data terbaru. Universitas Sumatera Utara 3. Standar III : Perencanaan Keperawatan Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien Kriteria prosesnya meliputi: 1 Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujusn dan rencana tindakan keperawatan; 2 Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan; 3 Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien; dan 4 Mendokumentasikan rencana keperawatan. 4. Standar IV : Implementasi Keperawatan Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan Kriteria prosesnya meliputi: a. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan; b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain; c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan klien; d. Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarganya mengenai konsep keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang digunakan; dan Universitas Sumatera Utara e. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon klien. 5. Standar V : Evaluasi Keperawatan Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan. Kriteria prosesnya meliputi: 1 Menyusun perencanaan evaluasi hasil dan intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus-menerus; 2 Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan ke arah pencapaian tujuan; 3 Memvalidasi data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan ke arah pencapaian tujuan; 4 Bekerjasama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan; dan 5 Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan. 2.5. Kepuasan 2.5.1. Pengertian Kepuasan