Saran IMPLIKASI PROGRAM KEMITRAAN BINA LINGKUNGAN

104

1.2 Saran

Berdasarkan penjelasan hasil penelitian lapangan pada pembahasan di atas maka saran yang diberikan oleh peneliti adalah : 1. Pemerintah harus lebih memperhatikan sarana dan fasilitas di area Pabrik Gula Kwala Madu karena minimnya upaya perbaikan jalan menyebabkan masyarakat dari kedua belah pihak Karyawan PTPN 2 dan warga Desa Sambirejo sulit untuk berinteraksi dan bertukar pendapat. 2. Dalam setiap perencanaan yang berkaitan dengan lahan dan sumber daya setempat maka peran serta masyarakat harus diperhitungkan, artinya masyarakat harus diajak duduk bersama dalam membicarakan permasalahan yang dihadapi bersama antara pihak PTPN 2 dan masyarakat Desa Sambirejo. 3. Pemerintah harus menyediakan tenaga sosialisasi lapangan dalam mensosialisasikan mengenai pentingnya pelaksanaan PKBL yang ideal agar pihak karyawan dan pihak masyarakat wawasannya terbuka mengenai pentingnya pelaksanaan PKBL. 4. Masyarakat desa harus lebih proaktif dalam mengevaluasi setiap kebutuhan dan permasalahan yang ada terutama yang menyangkut lahan pertaniannya. Mengingat kegiatan bertani merupakan tumpuan hidup sebagian besar penduduk Desa Sambirejo. 5. Oleh karena itu peranan peneliti sosial dan budaya sangat dibutuhkan untuk mengevaluasi jalannya program kemitraan di BUMN termasuk PTPN 2 Unit Pabrik Gula Kwala Madu. 105 6. Akhirnya baik dari pihak PTPN 2 maupun dari pihak masyarakat Desa Sambirejo harus lebih tanggap dan bijak dalam menghadapi segala bentuk perubahan yang ada terutama yang menyangkut pemanfaatan lingkungan dan energi. 7. Jika PTPN 2 dalam pelaksanaan PKBL paham dan memiliki komitmen dalam melakukan pendekatan yang lebih bersifat partisipatoris, maka kemungkinan munculnya hambatan yang bersifat sosial-kultural dapat diminimalisir artinya masyarakat dituntut untuk lebih proaktif dalam mencari potensi-potensi yang dengan diketahui potensi masyarakat tersebut, diharapkan keinginan dari pihak masyarakat secara umum dapat terwakili dengan baik. 8. Pabrik Gula Kwala Madu perlu mempunyai community development guidelines yang jelas namun luwes, sehingga ada acuan atau pedoman dalam menjalankan pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi usaha. 34 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu jauh dari keramaian penduduk dan lokasi bahan baku yaitu perkebunan tebu yang berada cukup dekat disekitar pabrik, dengan luas areal penanaman tebu seluas 6706,47 Ha dimana areal perkebunan tanaman tebu yang hasilnya akan diangkut ke Pabrik Gula Kwala Madu meliputi: 1. Kwala Madu : 1.966,10 Ha 2. Distrik TbP3GI : 6,0 Ha 3. Tandem Hilir : 1100,00 Ha 4. Tandem : 96,60 Ha 5. Kwala Bingai : 1684,90 Ha 6. T. Jati : 424,16 Ha 7. Batang Serangan : 85,00 Ha Lokasi areal kebun tebu PTPN 2 sebagian besar terletak di Kabupaten Deli Serdang, hanya Kebun Tandem Hilir, Kebun Kwala Bingei dan KebunTanjung Jati lah unit kebun PTPN II yang memiliki komoditi tanaman tebu yang wilayahnya berada di Kabupaten Langkat, sementara Kebun Sei Semayang, Kebun Klumpang, Kebun Helvetia dan Kebun Sampali yang juga merupakan unit usaha PTPN II berada di Kabupaten Deli Serdang. Beberapa unit kebun yang disebutkan terakhir juga memiliki komoditi utama tebu, namun kebun-kebun tersebut mengangkut tebu nya ke Pabrik Gula Sei Semayang PGSS , yang juga merupakan instalasi milik PT perkebunan Nusantara 2. Sebenarnya PT Perkebunan 35 Nusantara II memiliki 31 Unit Usaha Kebun. Kebun-kebun ini berfungsi sebagai penggerak jalannya perusahaan. Unit kebun yang termasuk ke dalam unit usaha PTPN II antara lain seperti : Tabel 2.1. Wilayah Kerja PTPN 2 Distrik rayon utara Distrik rayon tengah Distrik Tembakau 1. Kebun Sei Serdang 1. Kebun Padang Brahrang 1. Kebun Helvetia 2. Kebun Sei Musam 2. Kebun Besilam Bukit Lembasa

2. Kebun Kwala Bingei

3. Kebun Air Tenang 3. Kebun Bukit Lawang 3. Kebun Tandem Hilir 4. Kebun Batang Serangan 4. Kebun Maryke 4. Kebun Tandem Hulu 5. Kebun Sawit Hulu Selatan 5. Kebun Tanjung Keliling 5. Kebun Bulu Cina 6. Kebun Sawit Hulu Utara 6. Kebun Bekiun 6. Kebun Klumpang 7. Kebun Babalan 7. Kebun Gohor Lama 8. Kebun Sawit Seberang 8. Kebun Tanjung Beringin Distrik Tebu Distrik Rayon Selatan 1. Kebun Kwala madu 1. Kebun Patumbak 2. Kebun Sei Semayang 2. Kebun limau mungkur 3. Kebun Kelambir Lima 3. Kebun tanjung garbuspagar merbau 4. Kebun Sampali 36 5. Kebun Bandar Klippa Sumber : www.PTPN2.com Fokus perhatian peneliti adalah pada Kebun Kwala Madu, disebabkan di lokasi kebun inilah terletak Pabrik Gula Kwala Madu PGKM . Unit kebun yang termasuk ke dalam distrik rayon utara merupakan unit kebun yang membudidayakan komoditi tanaman keras seperti kelapa sawit dan karet. Seluruh unit kebun yang tergabung ke dalam distrik rayon tengah bekerja sama dengan PT. Kepong Berhard Plantantion yang merupakan perusahaan milik Malaysia. Seluruh unit kebun yang tergabung ke dalam distrik tebu dan distrik tembakau membudidayakan komoditi tanaman musiman seperti tanaman tebu dan tembakau. Demikian uraian singkat mengenai unit kebun di PTPN 2. 2.1.Sejarah Singkat Perusahaan Pabrik Gula Sei Semayang PGSS adalah perusahaan penghasil gula yang dikelola langsung oleh PTPN IX.Pada mulanya PTPN IX hanya memproduksi lembaran daun tembakau dekblat. Lahan bekas tembakau yang telah dipanen harus dihutankan kembali untuk mencegah penyakit layu daun pada tanaman tembakau berikutnya. Umur tanaman tembakau kurang lebih 100 hari, sedangkan lama penghutanan kembali adalah 5 tahun. Dari segi komersil, keadaan ini sulit untuk dipertahankan. Di samping itu, permintaan dekblat dipasar internasional menurun. Jika dipandang dari segi produktivitas, penggunaan areal tanah untuk tanaman tembakau tidak ekonomis lagi, tetapi tembakau deli harus tetap 37 dipertahankan karena merupakan komoditi ekspor tradisional dengan catatan harus diselingi dengan tanaman rotasi tanaman selingan. Didorong untuk menggunakan tanah milik PTPN IX agar lebih berdaya guna maka diambil suatu kebijakan untuk mengadakan diversifikasi tanaman dengan penanaman coklat, kelapa sawit dan tebu. Sehingga perkebunan tembakau yang ada di PTPN IX telah banyakdialihkan ke tanaman tersebut. Percobaan penanaman tebu merupakan awal dari pendirian Pabrik Gula Sei Semayang yang dimulai pada tahun 1975 oleh Proyek Pengembangan Industri Gula PPIG. Dengan persetujuan BKU-PNP, percobaan PPIG dilakukan di tiga tempat,yaitu proyek perkebunan Tanjung Morawa, perkebunan Batang Kuis, dan perkebunan Sei Semayang. Dalam upaya peningkatan produktivitas tanah, Balai penelitian PT. Perkebunan Nusantara IX melakukan penelitian tentang peranan tebu. Dari hasil penelitian yang dilakukan, Balai penelitian ini memiliki harapan besar untuk memulai suatu proyek gula. Hal ini dikarenakan output yang diperoleh setiap hektarnya sangat tinggi. Maka studi kelayakan pendirian pabrik pada bulan Februari tahun 1978 oleh Philpine Consurtium of Consultan, dan pada bulan Agustus 1978 izin prinsip pengembangan proyek gula PTP II dikeluarkan oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia dengan Surat No. 252MenteriIII1978. Pabrik Gula Kwala Madu adalah suatu perusahaan penghasil gula kedua yang didirikan diluar pulau Jawa yang mempunyai kantor besar dijalan Tembakau Deli No.4 Medan. Dalam tahap konstruksi, Pemerintah mengadakan kontrak dengan Hitachi Zosen yang ditandatangani pada tanggal 23 November 1981 dan mulai dan mulai berlaku tanggal 6 38 Februari 1982. Dengan demikian penyelesaian Pabrik Gula Kwala Madu dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 24 bulan dari kontrak yang telah ditandatangani. Dalam proses pengolahannya, Pabrik Gula Kwala Madu beroperasi selama 24 jam sehari dalam masa gilingan selama ± 7 bulan yang dibagi menjadi 3 shift kerja, dimana 1 shift adalah 8 jam. Pabrik Gula Kwala Madu beroperasi dengan kapasitas produksi 4000 ton tebu sehari 4000 TCD. Pada tahun 1997 PT. Perkebunan Nusantara IX berubah nama menjadi PTP. Nusantara II sampai sekarang.

2.2. Deskripsi Wilayah