Manfaat Program Kemitraan Bina Lingkungan Secara Umum

62 Dalam perkembangannya untuk memperbaiki pencatatan pendanaan kegiatan PKBL, pada tahun 2013 diberlakukan Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-08MBU2013 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-05MBU2007 tentang Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, maka segala peraturan dan ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Menteri dimaksud dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

3.4. Manfaat Program Kemitraan Bina Lingkungan Secara Umum

Sebenarnya peran PKBL BUMN mempunyai cakupan yang lebih luas dibanding praktek CSR yang dilakukan oleh perusahaan swasta karena PKBL-BUMN juga diharapkan untuk mampu mewujudkan 3 pilar utama pembangunan triple tracks, yaitu: 1 Pengurangan jumlah pengangguran projob 2 Pengurangan jumlah penduduk miskin pro-poor 3 Peningkatan pertumbuhan ekonomi pro-growth. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility CSR sangat berkaitan erat dengan konsep etika bisnis business ethicsyang didalamnya memberikan justifikasi sebagai bentuk komitmen dari entitas bisnis terhadap masyarakat. Dalam buku Howard R. Bowen 1953 “Social Responsibilities of the Businessman”dikutip dari Kementrian BUMN Republik Indonesia tahun 2010, konsep CSR mulai diperkenalkan dalam dunia bisnis. Sampai saat ini terdapat banyak definisi CSR karena tidak adanya kesepakatan definisi CSR. Akan tetapi dapat disimpulkan bahwa definisi CSR yang berkembang saat ini mengarah pada kesamaan konsep yaitu pada konsep Triple Bottom line Profit, People and Planet, yang berarti bahwa program tanggung jawab sosial perusahaan diarahkan pada isu 63 ekonomi, sosial dan lingkungan.World Business Council and Sustainable Development 1998, mendefinisikan secara jelas bahwa CSR adalah bentuk komitmen oleh entitas bisnis tentang bagaimana dapat berkontribusi untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan. Kemudian secara detail WBCSD memberi rincian bentuk kontribusi yaitu korporasi dapat melakukan aksi CSR nya dengan membantu karyawan, keluarga karyawan, komunitas lokaldan masyarakat secara luas untuk mengembangkan kualitas kehidupan mereka sejalan dengan keuntungan bisnis dan pembangunan komunitas. Peneliti tentang CSR, Carroll 1979 mendeskripsikan CSR sebagai kombinasi dari beberapa aspek tanggung jawab perusahaan yang berbeda yaitu tanggung jawab ekonomi, hukum, aspek etik dan kontribusi pada beberapa isu sosial. Dengan demikian program tanggung jawab sosial perusahaan harus mampu menjawab beberapa pertanyaan, pertama sudahkah tanggung jawab perusahaan berjalan dengan tidak hanya sekedar memenuhi tanggung jawab ekonomi dan hukum saja?Kedua, area manakah diluar ekonomi dan hukum yang juga menjadi perhatian dalam program CSR perusahaan seperti aspek sosial? Ketiga, apakah perusahaan hanya bersikap reaktif atau pro-aktif dalam isu-isu CSR. Beberapa pertimbangan perusahaan melakukan program CSR adalah menyangkut beberapa hal yaitu diantaranya: 1.Legal aspect yaitu untuk memenuhi regulasi, hukum dan aturan yangmengaturnya. 2.Social investment yaitu untuk alasan pencitraan dengan tujuan image yang positif. 3.Corporate strategy yaitu CSR sebagai bagian dari strategi bisnis perusahaan misalnya dalam Public Relation strategy 4.Risk Management strategy 64 yaitu bertujuan untuk meredam dan menghindari Corporate Social Responsibility CSR Issue. Perusahaan pastinya memiliki ketertarikan, kepentingan dan orentasi sehubungan dengan pelaksanaan program CSR nya.Akan tetapi kepentingan stakeholder juga harus dipertimbangkan dalam membuat program CSR dan laporan CSR. Hess 2001, menyebutkan bahwa laporan CSR harus mempertimbangkan keinginan dari pemangku kepentingan. Ada tiga elemen menurut Hess yang patut menjadi rujukan perusahaan yaitu: memperhatikan keinginan pemangku kepentingan, adanya dialog antara pemangku kepentingan, dan membangun strategi untuk menentukan mana keputusan yang diambil karena berbagai macam kepentingan stakeholder. Kolk 2004 berpendapat bahwa secara umum sustainability report harus memfokuskan diri pada isu kesehatan dan keselamatan, hubungan dengan karyawan, aksi philantropi dan charity. O‘Rouke 2004 menambahkan bahwa perusahaan harus mencakup beberapa isu dalam laporan CSR nya yaitu: kinerja lingkungan, pembangunan ekonomi dan sosial, ketenagakerjaan, kontribusi untuk pemerintah, hubungan dengan pemangku kepentingan, supply chain management.Isu-isu sosialakan terus berkembang seiring dengan dinamika yang terjadi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Isu-isu sosial tersebut berkembang sebagai wujud dari adanya perubahan dalam cara pandang hidup masyarakat yang harussegera direspon oleh perusahaan. Ekses dari ketidakmampuan perusahaan dalam menangkap isu sosial yang berkembang di masyarakat akan berdampak pada gesekanbentrokan yang terjadi di tengah-tengah komunitas kehidupan sosial masyarakat. Apalagi dalam suasana krisis ekonomi dunia yang sedang terjadi, persoalan-persoalan perburuhan, komunikasi pemerintah dan perusahaan, bahkan hubungan pekerja di dalam perusahaan sendiri akan dapat terganggu dari mencuatnya isu sosial dalam masyarakat. 65 3.5. Profil Pabrik Gula Kwala Madu 3.5.1 visi dan misi