10
2.3 Radikal bebas
Radikal bebas adalah setiap molekul yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas sangat reaktif dan dengan mudah
menjurus ke reaksi yang tidak terkontrol menghasilkan ikatan silang pada DNA, protein, lipida atau kerusakan oksidatif pada gugus fungsional yang penting pada
biomolekul. Perubahan ini akan menyebabkan proses penuaan. Radikal bebas juga terlibat dan berperan dalam patologi penyakit degeneratif, yakni kanker,
aterosklerosis, rematik, jantung koroner, katarakSilalahi, 2006. Radikal bebas ini antara lain radikal superoksida, hidroksil, peroksil,
alkoksil, hidroperoksil, nitrit oksida, nitrogen dioksida, lipid peroksil dan kelompok non-radikal yang kurang reaktif namun masih tergolong radikal bebas
seperti hidrogen peroksida, asam hipoklorit, oksigen singlet, peroksinitrat, asam nitrit, dinitrogen trioksida dan lipid peroksida Sen, dkk., 2010. Berdasarkan
sumbernya jenis radikal bebas dalam tubuh ada dua macam yaitu: 1. Radikal Bebas Endogen
Merupakan bentuk radikal bebas yang berasal dari dalam tubuh yaitu: a.
Oksidasi Enzimatik Radikal bebas ini dihasilkan oleh enzim, misalnya pada proses sintesis
prostaglandin, oksidasi aldehida, oksidasi xantin, oksidasi asam amino. b.
Autoksidasi Radikal bebas yang berasal dari proses metabolisme aerobik, misalnya pada
hemoglobin, katekolamin. c.
Respiratory Burst Radikal bebas berasal dari hasil sampingan proses pernapasan.
Universitas Sumatera Utara
11
2. Radikal Bebas Eksogen Merupakan bentuk radikal bebas yang berasal dari luar tubuh yaitu:
a. Asap Rokok
Asap rokok mengandung epoksida, aldehida, peroksida, dan radikal bebas lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan pada alveoli di paru- paru.
b. Polusi Udara.
Polusi udara yang berasal dari asap pabrik, asap kenderaan bermotor dan debu merupakan bentuk radikal bebas yang dapat mengganggu metabolisme tubuh.
c. Radiasi Ultraviolet
Pancaran sinar matahari yang mengandung ultraviolet merupakan sumber radikal bebas yang masuk melalui kulit Irmawati, 2014.
Menurut Kumalaningsih 2006, radikal bebas terbentuk dari 3 tahapan reaksi berantai berikut:
a. Tahap Inisiasi yaitu tahap awal terbentuknya radikal bebas.
b. Tahap Propagasi, yaitu tahap perpanjangan radikal berantai, terjadi reaksi
antara radikal bebas dengan senyawa lain dan menghasilkan radikal baru. c.
Tahap Terminasi, yaitu tahap akhir, terjadi pengikatan suatu radikal bebas dengan radikal bebas yang lain sehingga membentuk senyawa non-radikal
yang biasanya kurang reaktif dari radikal induknya. Reaktivitas radikal bebas merupakan upaya untuk mencari pasangan
elektron. Sebagai dampak kerja radikal bebas tersebut, akan terbentuk radikal bebas baru yang berasal dari atom atau molekul yang elektronnya diambil untuk
berpasangan dengan radikal sebelumnya Winarsi, 2007.
Universitas Sumatera Utara
12
Meningkatnya jumlah radikal bebas dalam tubuh yang dikenal sebagai kondisi stress oksidatif, akan memulai oksidasi asam lemak tidak jenuh, protein,
DNA, dan sterol didalam tubuh. Meningkatnya jumlah protein teroksidasi, DNA teroksidasi, sterol teroksidasi dan lipid teroksidasi, seiring dengan bertambahnya
umur, mendukung hipotesis bahwa ROS dan radikal bebas tersangkut dalam proses penuaan. Konsumsi sayuran dan buah-buahan yang kaya akan nutraceutical
antioksidatif berhubungan dengan status keseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan, yang membantu meminimumkan stress oksidatif dalam tubuh
Muchtadi, 2013. Radikal bebas dapat merusak membran sel, kemudian merusak komponen
sel termasuk inti sel dan berakibat mati nya sel. Proses ini akan berlangsung terus menerus dalam tubuhsehingga menimbulkan penyakit, Reaktivitas radikal bebas
ini dapat diredam oleh antioksidan Winarsi, 2007.
2.4 Antioksidan